Prolog

667 93 10
                                    

Kebanyakan pria menyukai menjadi dominan dalam segala hal, atau mungkin hanya Jeon Jungkook saja yang begitu. Dari dulu memang seperti itu, pria tampan yang selalu bisa menaklukan gadis lewat tatapan mata. Ah. Bukan cuman tatapan mata sih. Semua yang ada pada tubuh itu sempurna untuk ukuran manusia abad ke-21. Tampan, kaya, pintar, dan bertalenta. Apa lagi yang kurang?

Tidak ada.

Aku tahu bahwa aku adalah orang yang beruntung karena bisa menaklukkan seorang Jeon Jungkook, Si Dominan. Tapi pernyataan ini mesti dirahasiakan. Jelas aku tidaklah mau mendapati Jungkook yang mulai meninggikan diri. Untuk beberapa alasan pria Jeon itu memang sulit ditolak, bahkan untuk gadis dingin semacamku.

Bahkan ketika pria itu mulai mengusikku dengan ocehannya yang super duper cerewet, aku masih saja diam dengan pikiran penuh cara untuk mengusirnya. Di sini aku sedang mencoba menyelesaikan tugas kuliah yang menumpuk bagai bisa beranak. Sedangkan dia, terus membahas gayaku yang selalu mengabaikannya.

"Nona Jung, jadi kau akan terus mengerjakan tugasmu dan tetap mengabaikanku?" Dia berkacak pinggang di depan meja belajarku. Sedangkan aku tetap diam dalam posisiku. Walau sesekali aroma parfum mahalnya menyeruak dan hampir membuatku tak terkendali.

"Jika kau tahu mestinya kau tak bertanya lagi, 'kan?" Kini aku balas bertanya dan mencoba sesekali memandang sosok muda itu.

Begitu mudaㅡ dan menarik, sangat menarik. Dia tinggi dengan setelan jas berwarna biru malam, kemeja putih tanpa dasi, dengan rambut hitam kelamnya. Mata gelap dan intens, hitam terang menyorot tajam ke arahku. Butuh beberapa saat agar pikiranku kembali jernih.

Dia menghela napas, nampak berpikir sebelum membuka suara. "Kau tak lupakan bahwa malam ini kita berdua akan pergi ke acara amal Kakek, bukan?"

Ah, aku hampir lupa.

Aku buru-buru meletakkan bulpoin, menatap jam dindingㅡ pukul tiga lewat lima belas menit, jadi aku punya waktu kurang dari tiga jam untuk bersiap. "Ayo kita bersiap," gumamku.

"Kau pasti lupa tentang acara ini?" Oh tidakㅡ ini dia inkuisisi Jeon Jungkook.

Aku berjuang untuk menjawab pertanyaannya. Apa yang bisa kukatakan?

"Hampir. Tapi, aku senang kau mengingatkan. Jadi terima kasih Tuan Jeon, kau memang mengerti aku." Aku tersenyum, bangkit, lalu mengapit lengan kanannya. "Kau nampak sudah siap dengan setelan jas ini."

Dia menggeleng. "Ini pakaian yang aku pakai untuk bekerja tadi, Nona Jung."

"Kau tadi bekerja?" Dia mengangguk. "Aku tidak tahu kau akan pergi ke perusahaan, setelah terakhir kali kau berkata bahwa itu membosankan."

"Aku juga butuh uang dan kau pasti tak lupa perkataan Ayah bahwa jika aku mau uang, aku mesti bekerja." Dia mengangkat bahu. "Well, aku juga mesti menabung untuk biaya pernikahan kita."

Dia terkekeh pelan, dan aku merona merah. Aku memukul pelan bahunnya, membuatnya makin terbahak.

"Menikahlah dengan gadis lain sana. Aku tak ada niatan untuk menikah dalam waktu dekat."

"Ya, aku kan tak pernah berkata bahwa akan menikahimu dalam waktu dekat. Tetapi soal niatan itu, aku pasti akan melakukannya, jadi tetap tenang dan tunggu saja." []

🌸 Starring 🌸

Jung Yein

• Jeon Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Jeon Jungkook

• Jeon Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sleeping Beauty (JJK-JYI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang