CHAPTER 3

122 8 1
                                    

***


BRAK

Semua mata di sebuah ruangan kelas dengan label 1-1 tertuju pada seorang namja yang dengan tiba-tiba membuka pintu kelas, membuat konsentrasi para murid yang sedang memperhatikan Han Sonsaengnim menerangkan tentang rumus-rumus fisika di depan kelas menjadi terganggu.

"Gweboon, ayo keluar!" Ucap namja itu yang tak lain dan tak bukan adalah si pembuat onar Lee Jinki.

"Aku sedang belajar." Gweboon berusaha mengabaikan kehadiran Jinki dan berpura-pura tetap fokus mencatat rumus-rumus memusingkan yang memenuhi papan tulis.

GREP

"Ayo ikut aku sebentar." Jinki menarik tangan Gweboon untuk mengikutinya keluar kelas, tak memperdulikan Han Sonsaengnim yang sedang menahan amarahnya karena perbuatan Jinki yang sangat tidak sopan.

"Maumu apa sih Lee Jinki?!" Gweboon menghempaskan tangan Jinki yang sedari tadi menarik tangannya. Dasar namja menyebalkan selalu bertindak semaunya!

"Aku hanya merindukanmu, hari ini aku belum melihat wajahmu." Jawabnya dengan wajah serius.

Gweboon mencibir mendengar perkataan Jinki, itu terdengar sangat konyol untuknya. 

"Sudahlah hentikan. Jangan menggodaku seperti ini! Mungkin bagimu ini menyenangkan tapi bagiku ini sangat menggangu!"

"Aku tidak menggodamu karena aku mengatakan hal yang sesungguhnya. Aku jatuh cinta padamu, kau percaya padaku kan?" Jinki menatap tajam manik mata Gweboon yang berwarna hitam pekat bagaikan sebuah batu permata yang sangat indah dan mempesona.

DEG


Jantungku berdetak kuat saat melihatnya...
Saat mendengar ucapannya...


"Ma..mana mungkin aku percaya! Aku menyukai Woohyun oppa! Dan aku tidak percaya padamu!" Gweboon menggigit bibir tipisnya, dia yakin setelah ini akan melihat Jinki marah padanya. Tapi...

"Ya sudah..kalau begitu apa boleh buat..."

Gweboon tertegun saat melihat raut wajah Jinki yang berbeda dari bisanya. Dia tidak marah. Dan wajahnya terlihat sedih dan kecewa. Ada apa dengannya?

"Kau kembali saja ke kelas." Jinki berlalu begitu saja meninggalkan Gweboon yang masih mematung di tempatnya, menatap punggung tegap Jinki yang semakin menjauh. Sedikit meremas dadanya yang terasa sesak.


Perasaan ini lagi...

Aku takut dia menghilang...

Aku takut kembali kesepian...

Kesepian yang menyesakkan...


***


Gweboon berjalan dengan malas-malasan melalui pertokoan di dekat sekolah yang merupakan jalan menuju rumahnya. Sesekali dia menendang batu kerikil kecil yang berada di depannya. Entah mengapa perasaannya hari itu tidak baik. Dia tidak konsentrasi melakukan apapun setelah pertemuannya dengan Jinki tadi.

Wajah Jinki yang terlihat sedih dan kecewa masih terbayang di pikirannya. Bahkan perasaannya semakin tidak enak saat pulang sekolah dia tidak melihat batang hidung namja itu. Padahal biasanya Jinki selalu datang ke kelasnya untuk sekedar mengajaknya pulang —yang pasti ditolak Gweboon— atau sekedar menggoda Gweboon. Ditambah lagi dengan Woohyun yang hari ini ada pelajaran tambahan karena dia akan menghadapi ujian akhir beberapa bulan lagi sehingga Gweboon harus pulang sendirian.

LOVEY DOVEY [END]Where stories live. Discover now