Part 1 : Sial

13 2 0
                                    

Chapter 1 (sial)
-----
"Yang benar-benar sayang pasti tidak akan hilang tanpa kepastian"~Alana
-----
*Happy reading*

Alana pov

"Maaa, sepatu Ala mana. Mamaaa kok parfum Ala habis sih, mamaaa" teriak gue dengan histeris

Gue menatap pintu kamar yang dibuka menampakkan mama yang datang dengan tergopoh-gopoh.

"Ala jangan teriak-teriak dong" tegur mama namun gue hanya menghentikan kaki kesal

"Gimana gak teriak-teriak kalo semua barang sekolah Ala pada pergi gak tau kemana" gue menatap mama dengan kesal

"Ya udah mama bantu cari barang-barang kamu. Apa aja yang kamu bawa disekolah hari ini?" tanya mama, gue dengan antusias menjawab

"Sepatu Ala hilang huaaaa" gue menangis histeris

"Ala jangan kayak anak kecil dong, itu yang kamu bawa sepatu siapa?" gue berhenti menangis lalu menatap tangan gue

"Buset gaib banget nih sepatu, mama dasi Ala gak ada dimeja" gue kembali menangis

"Terus yang kamu pakek itu dasi siapa?" Mama menunjuk dasi yang sudah melekat pada tubuh gue

"Tadi gak ada maa, mama tas Ala kok gak ada sih" mama berjalan menuju sofa lalu menyerahkan tas ransel kepadaku

"Mamaaaa" teriakku dengan nada manja syantik syalalala

Mama menghembuskan nafas panjang, lalu menatapku sambil tersenyum kecil. Jadi makin sayang sama mama deh mwah.

"Uang saku Ala belum" gue menadahkan tangan meminta jatah uang jajan

"Ala gak cek kantong baju?" gue hanya menggeleng

"Mama udah masukin uang sakunya semalem, udah sana turun sarapan dulu" gue mencium pipi mama lalu segera keluar kamar

Brukkk

Eh buset gue nabrak apaan tuh.

"Jalan pakek mata woy" ucap Dio

"Kak ajarin gue jalan pakek mata dong. Heh dimana-mana kalo jalan ya pakek kaki lah, udah gede masih aja bego" jawab gue dengan santai

"Mama Ala mau bunuh Diooo" teriak Dio, dasar kakak durhaka main fitnah aja nih anak. Untung gue sabar

"Eh buset mulut minta gue kuncir" gue membekap mulut Dio supaya berhenti berteriak

"Ala, kasihan abang gak bisa nafas" tegur mama

"Rese lo" gue melepas bekapan mulut Dio lalu segera berjalan turun

"Pagi papa" teriakku saat sudah berada diruang makan

"Pagi Alana, sini sarapan dulu baru berangkat" gue mengangguk kecil lalu mendudukkan diriku disebelah papa

Pagi-pagi gini enaknya makan roti bakar terus minumnya susu anget tambah enak lagi kalo Dio gak ada diruang makan.

"Pagi paa" teriak Dio

Baru aja gue omongin eh udah nongol aja tuh anak, cukup sekali aja gue dapet sial. Dari dulu tu anak emang cari gara-gara sama gue, pingin gue cakar-cakar deh.

"Ala lo berangkat sama gue ya" ajak Dio, gue menatap Dio curiga

"Nih manis diawal doang nih" Dio memutar bola mata jengah

"Gue baik lo masih aja curiga, udah lo bareng gue aja" ucap Dio

"Ya udah iya deh iya gue mau. Eh kak---"

[✓] MENYIMPAN RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang