“Bu Lila woi!! ada Bu Lila!”
Teriak Farhan salah seorang siswa. Suasana kelas yang awalnya ricuh seketika menjadi hening.
"Bu Lila masuk kelas? Bukannya dia ada rapat?" tanya Aksa kepada Farhan yang memberi informasi tersebut.
"Nggak tau buktinya Bu Lila otw kesini." jawab farhan yang langsung mendapat anggukan dari Aksa.
"Selamat pagi anak-anak" sapa Bu Lila ketika memasuki kelas.
"Selamat pagi Bu.." jawab seisi kelas dengan serempak.
Bu Lila adalah salah satu guru mata pelajaran sejarah yang sangat digemari di sekolah ini. Selain cara mengajarnya yang ringan dan asik, Bu Lila mempunyai daya tarik karena parasnya yang ayu membuat anak didiknya menjadi semangat.
"Aksa, ibu mengajar berapa jam hari ini?" tanya Bu Lila kepada Aksa selaku ketua kelas XI IPS 2
"3 jam bu" jawab Aksa dengan sopan nya.
"Baiklah. Sebenarnya hari ini ibu ada rapat, tapi rapatnya diundur. Jadi ibu akan mengajar kalian hanya satu jam saja."
"Iya bu..." jawab seisi kelas dengan kompaknya.
Bu Lila pun memantau keadaan kelas dan meneliti siapa saja siswa yang tidak masuk sekolah. Ya memang Bu Lila sudah hafal murid-murid di kelas XI-IPS2. Ketika Bu Lila sedang meneliti keadaan kelas, mata Bu Lila tertuju kepada Nada.
"Nada, sudah sembuh?" tanya Bu Lila kepada Nada yang beberapa hari lalu tidak masuk sekolah karena sakit.
"Alhamdulillah sudah bu" jawab Nada dengan sopannya.
Bu Lila pun mengangguk dan kembali memantau. Kali ini mata Bu Lila tertuju kepada Alan.
"Alan"
"Iya Bu"
"Maju kesini sebentar"
Tanpa membuang waktu, Alan langsung maju kedepan dengan pedenya.
"Alan, gimana hari kedua kamu di sekolah ini?"
"Seru bu, anaknya baik- baik sama gurunya juga baik-baik bu."
"Syukurlah, semoga kamu betah ya sekolah disini"
"Iya bu. Saya pasti betah sekolah disini, saya juga betah kok bu duduk sebangku sama Gwen." tutur Alan dengan wajah polosnya
"Gas pol bray!" dukung Elfathan dengan semangatnya.
Penuturan Alan tersebut langsung mendapat pelototan dari Gwen. Seisi kelas pun bersorak melihat tingkah lucu kedua orang tersebut.
"Sudah-sudah, baiklah Alan kamu boleh duduk." perintah Bu Lila kepada Alan, yang mendapat anggukkan dari Alan.
Seperti biasa, Bu Lila mengajar pelajaran sejarah dengan menyenangkan. Setelah menerangkan, Bu Lila memberikan soal yang ia tulis dipapan tulis. Seperti biasa, ia selalu menunjuk siswanya untuk mengerjakan dipapan tulis. Siswa yang selalu ia tunjuk adalah Aksa.
Aksa adalah murid favorit guru-guru. Bagaimana tidak? Selain kepandaiannya dalam semua mata pelajaran baik akademik maupun non akademik, Aksa juga cekatan dan ramah. Hal tersebut yang membuat guru-guru menyukai sosok Aksa. Tak heran, jika Aksa menjadi ketua kelas dan juga menjadi idola di SMA Bangsa.
‘’Oke, apakah ada yang mau mengerjakan soal dipapan tulis?’’ tanya Bu Lila kepada murid-muridnya.
Namun pertanyaan Bu Lila tersebut belum mendapat jawaban. Mungkin karena materi baru ini yang lumayan cukup sulit membuat mereka ciut nyali. Dan seperti biasa, jika tidak ada yang bisa mengerjakan Bu Lila pasti akan menunjuk Aksa.
Bu Lila menunjuk Aksa bukan semata-mata karena ia ketua kelas, namun Bu Lila tau akan kemampuan Aksa yang patut diacungi jempol.
‘’Apakah tidak ada yang bisa mengerjakan?’’ tanya Bu Lila sekali lagi.
Seisi kelas saling melempar pandangan, berharap ada yang maju. Semua pendangan hanya tertuju kepada Aksa. Karena hanya Aksa saja yang diyakini mampu menyelesaikan soal tersebut.
‘’Baiklah jika tidak ada yang mau maju kedepan, silakan Ak-‘’ ucapan Bu Lila yang terpotong karena dengan beraninya ada yang menawarkan diri untuk maju kedepan.
“Saya bu’’ suara seorang siswa dari arah belakang yang membuat seisi kelas terkejut.
‘’Oke Alan silahkan maju kedepan’’
Gwen yang sedari tadi hanya diam, ia sedikit terkejut akan keberanian Alan.
‘’Yakin lo mau maju? Nggak usah sok pinter deh, paling-paling lo nyari jawaban di google. Asal lo tau, Bu Lila paling nggak suka kalau ada muridnya yang copy paste jawaban dari google. Jadi gue saranin ya, nggak usah sok pinter daripada lo diketawain didepan karena jawaban lo yang nyontek di mbah google itu.”
Ucapnya dengan merendahkan Alan.“Thanks, gue hargain saran lo. Tapi soal kayak gini mah gue juga bisa kali, gue buktiin nih ya” jawab Alan kepada Gwen, Alan pun langsung berdiri dan berjalan menuju papan tulis.
Alan pun mengerjakan soal dipapan tulis dengan santai dan pedenya. Jangan salah, meskipun Alan seorang laki-laki namun ia memiliki tulisan yang bagus dan rapi.
‘’Sudah Bu’’
Bu Lila pun tercengang dengan jawaban Alan, pasalnya Bu Lila akan tau jawaban mana yang copy paste di google mana yang tidak. Namun tak hanya Bu Lila yang tercengang, seisi kelas pun ikut tercengang melihat jawaban dan tulisan Alan.
‘’Wow, bagus Alan. Jawaban kamu tepat sekali, beri tepuk tangan kepada Alan”
‘’Ya ampun Dilanku pinter banget! Saranghae Dilan!!’’ teriak Anggis dengan alaynya tanpa rasa malu.
Alan hanya tersenyum mendengar ucapan Anggis, hal itu membuat seisi kelas menjadi ricuh. Bagaimana tidak? Senyum yang dilontarkan Alan sungguh mempesona membuat siapa saja akan berteriak histeris. Dengan modal kedua lesung pipinya yang sempurna dengan bibir tipisnya yang membuat ia menjadi menawan.
Namun lain halnya dengan Gwen, disaat cewek-cewek yang memuji Alan ia hanya diam dan bersikap biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa. Alan pun kembali ketempat duduknya dengan senyum yang tetap menawan.
Sial!
Setelah mengajar satu jam pelajaran, Bu Lila pun pergi meninggalkan kelas. Keadaan kelas pun kembali seperti semula. Cowok-cowok yang disibukan dengan game mobile lagendnya serta ciwi-ciwi yang yang menonton drakor yang sedang buming. Namun lain halnya dengan Gwen, Gwen yang sedari tadi hanya diam karena ulah Alan yang berhasil merusak moodnya.
Salah satu cara agar moodnya kembali normal, Gwen pun seperti biasa mengenakan headset dan memutar lagu kesukaanya. Dengan begitu, bisa membuat moodnya kembali normal. Sedangkan Alan, ikut bergabung dengan golongan cowok-cowok yang tengah sibuk memainkan game mobile lagend.
Cukup 2 hari saja Alan sudah akrab dengan teman sekelasnya, dikarenakan sifatnya yang friendly membuat ia begitu mudah menemukan teman disekolah barunya. Elfatahan, Citto, dan Aksa bisa dibilang yang paling dekat dengan Alan.
Karena letak bangku mereka yang dekat, membuat mereka semakin mudah untuk akrab.
Hai haaai🎉🎉
Jangan lupa vote & comment yaa. Selalu ditungguu❤❤
Thanks😊😊-Author
KAMU SEDANG MEMBACA
If You
Teen Fiction''Cantik'' Ucap Alan tanpa sadar saat melihat perempuan didepannya yang terus mengoceh. "Gak waras nih orang, makan nih cantik!" *BUGH* Alan pun tersungkur setelah mendapat bogeman mentah dari perempuan yang ia katai cantik tersebut.