Hanya orang yang merasa dicintai yang dapat mencintai orang lain
💎
Rated : 13 +
Ada adegan kekerasan yang mungkin membuat sebagian pembaca tidak nyamanPeringatan !!
Cerita ini hanya bersifat fiksi dan mohon tidak dibandingkan dengan realita yang mungkin berbanding terbalik dengan cerita ini. Bagi yang kurang nyaman diharapkan untuk tidak membacanya.Di ujung jalan yang sepi, terlihat seorang pria berambut coklat sedang sibuk menyiksa orang yang berada di hadapannya. Orang itu terus menangis dan memohon padanya, namun tidak ada satupun yang didengarkan olehnya. Sepertinya pria itu tak kenal rasa takut, ia tak gentar sekalipun diancam dengan polisi. Semakin orang itu meronta dan meminta dilepaskan, ia semakin berapi api. Tak lama kemudian, baju orang tadi yang sudah penuh darah disobeknya.
" K..k..kau, untuk aap..ap..apa kemari, aku tidak ada urusan denganmu. Aku mohon p..per..pergi..pergilah, " ucap pemuda itu diiringi gemetar hebat
Mendengar ucapan target, ia hanya tersenyum licik, "Kau menyuruhku pergi dengan gugup bukankah itu artinya kau tidak ingin aku pergi."
Tak lama kemudian, pria itu memukul kepala orang itu beberapa kali yang berhasil membuat pandangan si pemilik berkunang kunang, dilanjutkan dengan beberapa pukulan di perut yang membuat orang di hadapannya memuntahkan darah. Lalu perlahan ia mengambil lakban di memakaikannya pada pemuda itu. Ia mengambil cutternya lalu menggoresnya gores perut orang itu sembarangan yang membuat darah dari sana mengucur, dan mengukir luka disana.
Srak
Ia menyobek beberapa kulit pemuda itu di perutnya membentuk garis lurus yang tak beraturan yang sukses membuat pria itu merintih hebat sambil mengeluarkan bulir bulir air dari matanya.
Srak srak srak
Dia mengirisnya seakan ingin menggoreng tahu
Tangannya naik menuju perut bagian atas orang itu dan...
Sret
"Argggghhh...hentikan ini sakit, aku mohon, " teriak pemuda itu yang teredam oleh lakban yang bertengger di mulutnya namun rasa sakit yang tak tertahankan itu sungguh membuatnya tak betah.
Hal tersebut saja tidak cukup membuat pria itu puas, ia kembali mengangkat pisau dan cutter yang ada pada kedua tangannya lalu menggoresnya dengan santai bagaikan sedang melukis goresan demi goresan di kanvas. Seperti lukisan, tubuh pria itu kini telah berwarna namun bukan berwarna warni dan melainkan hanya warna merah darah dan beberapa warna hitam dari darah yang sudah kering. Tubuh bagian atasnya sudah tak mulus lagi, banyak goresan goresan menyakitkan yang ditorehkan oleh pria itu, bukan hanya itu saja karena wajah pria itu juga sudah tak dapat dikenali lagi. Setelah melakukan hal kejam itu, pria berpisau tadi pergi meninggalkan korbannya yang tengah terkapar di ujung jalan itu.
Pria berpisau tadi berjalan gontai menuju rumahnya di tengah hutan yang sepi. Rumah itu adalah hasil jerih payahnya sendiri sejak ia ditelantarkan kedua orang tuanya. Sesampainya di rumah, badannya menggigil, bukan kedinginan namun ia takut dan menyesali semua perbuatannya, kecanduan menyiksa yang dideritanya itu selalu kambuh dan telah memakan banyak korban. Ia selalu menangis setiap kali telah melakukan kekejaman pada orang lain. Setiap malam di hutan itu selalu dipenuhi dengan suara tangisan pria bernama Jeon Wonwoo itu. Bahkan serigala yang akan melolong pun langsung berlari meninggalkan hutan itu. Hutan yang ditinggali Wonwoo kerapkali dianggap masyarakat sebagai hutan angker yang dihuni banyak hantu, karena siapapun yang terjebak disana tidak akan pernah kembali atau akan kembali dengan keadaan yang mengenaskan. Mereka tidak tahu jika ada seorang pria rapuh yang tinggal sebatang kara disana dan suara anak menangis yang sering mereka dengar adalah suara tangisan hebat dari pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Happy Birthday Story [Seventeen Imagine]
FanfictionStory about seventeen member's birthday