Jeonghan : AVI

36 11 0
                                    

" Apa ? " ketus Jeonghan padamu dan kau hanya menatapnya bingung

" Apa...apanya ?"

" Pergilah ! " ucapnya dengan napas memburu

" Tidak mau sebelum kau mengatakan alasannya..huh, "

" Pergi sebelum kesabaranku habis, "

" Tapi----

" D**n, kau perusak, pergi dari rumahku, apa kau tuli ?" seketika kau merasa telinga dan matamu panas mendengar perkataan itu, baru saja ia menganggapmu menjadi biang kesialannya setelah sebelumnya ia menghubungimu dan mengatakan bahwa ia mencintaimu

Kau segera berlari meninggalkan rumahnya sambil menahan tangismu yang tak terbendung menuju ke sembarang tempat yang arahnya menjauhi rumah pria itu.

Di sisi lain sepeninggalanmu, mendengar pintu rumahnya ditutup dengan keras membuat Jeonghan tersadar dan ia memflashback apa yang baru saja dilakukannya

" Apa yang..bodoh kau benar benar bodoh, kenapa mengusirnya ?"rutuk Jeonghan pada dirinya tetapi tiba tiba sorot matanya berubah menjadi hitam pekat yang sangat menakutkan

***

Hiks...hiks...hiks...

Tangismu tak berhenti sejak semalam, hatimu tersayat begitu dalam setiap kali otakmu memikirkan ucapan itu dan berusaha mencerna satu satu makna yang ada di dalamnya. Kau yakin bahwa Jeonghan tak akan sekasar itu padamu, bukan satu dua hari kau mengenalnya, kau sudah mengenalnya sejak ia tak mengenalmu. Tak seperti biasanya, ketika Jeonghan sedih, senang, marah lalu jiwamu yang ada padanya akan mengirimkan sinyal padamu sehingga kau dapat membantunya. Terlalu sulit bagimu yang selalu mendapat segalanya dengan mudah. Kau tak peduli bagaimana penampilanmu sekarang yang terpenting bagimu sekarang adalah memecahkan misteri diri Jeonghan yang berubah drastis.

Bersamaan dengan pemikiranmu itu, semangatmu bangkit kembali, kau sudah mempersiapkan diri dan tekadmu untuk menyelidiki sudah bulat. Kau meraih kunci mobilmu yang masih ada di saku kantongmu, lalu bergegas ke tempat tujuan lengkap dengan beberapa alat penajam pendengaran, topi penangkap sinyal, dan teleskop mini yang dapat membantumu melihat secara detail ke dalam.

Sesampainya di tempat tujuan, kau bersembunyi di balik pilar, sebenarnya awalnya kau berniat bersembunyi di antara semak semak layaknya mata mata di film action tetapi di dekat rumah itu terlalu banyak semak duri diantara semak semak biasa, meski tak lumrah tapi semangatmu terlalu kuat untuk dipatahkan.

Kau memakai teleskop mini yang kau bawa, memasang topi penangkap sinyal dan alat penajam pendengaran dan dalam radius 3 meter dapat kau lihat dan dengar ekspresi kesal Jeonghan. Terlihat bahwa kini ia sedang membanting piring berisi pasta keju kesukaannya, ia mendecak kesal lalu menangis dengan bersandar pada kaki meja.

Kau meringis ketika mendengar suara pecahan kaca piringnya karena itu terdengar sangat jelas di telingamu, dan lagi lagi perasaan khawatirmu mengkuadrat. Kau khawatir apakah ia baik baik saja di dalam ? Apakah pecahan kaca itu mengenainya ? Namun hal itu hanya dapat kau khawatirkan tanpa bisa bertindak apapun. Disini kau sedang mengamati bukan menguping, kau harus bijaksana mengambil keputusan agar tak menyesal dan malah menjauhkanmu dari pria itu karena jauh darinya sungguh membuatmu merasa buruk. Meski telah disakiti berkali kali pun, tak kau pungkiri bahwa kau telah jatuh terlalu dalam pada pesonanya hingga sulit untuk keluar kembali. Mind set mu seolah telah diubah dan hanya terfokus pada dirinya seorang. Tiba tiba kau mendengar sepatah dua patah kata yang keluar dari mulutnya.

" Kenapa ? Kenapa ini terjadi lagi ? Setelah kulepaskan mereka semua apa ini tak cukup ? "

" Kenapa kau selalu menyiksa dengan hal hal yang kusuka ? Kenapa hah ?!"

Seventeen Happy Birthday Story  [Seventeen Imagine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang