1. Wink Boy

91 15 10
                                    

Aku berjalan keluar sekolah dengan kesal dan frustasi. Setelah nilai ujian percobaan kedua keluar aku merasa sangat kecewa. Bukan hanya nilai, peringkatku pun turun.

Aku membaca lagi kertas yang berisi nilaiku itu dengan teliti. Bagaimana jika nanti orangtuaku mengetahui ini, mereka pasti akan kecewa. Sungguh aku tidak ingin melihat mereka sedih.

Aku berjalan dengan lesu. Tiba - tiba aku seperti di tabrak seseorang.

Bruk.

"Aduh," Aku memegang siku tanganku yang sedikit lecet lalu kuraih kertas hasil ujianku yang jatuh itu.

"Ah, aku minta maaf. Aku tidak sengaja menabrakmu. Tadi ada seseorang yang berlari dan aku tersenggol oleh dia. Maafkan aku." Kata laki - laki yang menabrakku tadi.

Aku mencoba meneliti seragamnya sepertinya dia satu sekolah denganku. Tapi tunggu dulu, dia sangat familiar.

"Hei, kau tidak apa - apa?" tanyanya cemas. Membuatku yang sedang melamun sedikit terkejut lalu aku berdiri sambil membersihkan rok hitamku.

"Aku tidak apa - apa. Sepertinya kau sangat familiar?" tanyaku kembali padanya. Aku mencoba mengingat - ingat dia sambil berjalan beriringan dengannya.

"Ah benar, aku ini sangat populer. Perkenalkan namaku Park Jihoon. Aku ini terkenal dengan wink boyku" katanya memperkenalkan diri dengan melihat ke samping. Melihatku.

"Sungguh? Aku baru tau sekarang," ucapku benar - benar tidak tau. Mungkin akunya yang terlalu tertinggal jaman.

"Kita sudah sampai" ucapnya saat 5 langkah hampir dekat dengan halte bus. "Baiklah aku akan segera pergi, temanku sudah menunggu. Bolehkah aku meminjam handphonemu sebentar?" katanya melanjutkan. Aku mengernyit bingung.

"Untuk apa?" tanyaku dengan mengambil handphone dari saku seragam. Dengan tak tau malunya dia merebut handphone dari genggamanku. Aku mencoba merebutnya tapi tetap tidak bisa.

Ya,karena aku dan dia lebih tinggian dia.

Dia mengetikkan sesuatu di handphoneku yang dia angkat ke udara agar aku tak bisa mengambilnya. Ah menyebalkan sekali dia ini padahal baru saja bertemu tadi. Itupun juga karena dia menabrakku. Aku menatapnya kesal.

"Hei!! Kembalikan handphoneku, kalau tidak aku akan berteriak!" seruku membuat beberapa orang menoleh ke arah kita, tidak tepatnya aku.

"Baiklah, sudah selesai. Ini aku kembalikan. Aku pergi dulu." katanya dengan menyodorkan handphone lalu perlahan berjalan pergi ke arah Cafe.Aku melihat apa yang dia lakukan di handphoneku. Dan, apa??!!

"Nanti jangan lupa balas pesanku oke?!" teriaknya sambil menoleh ke arahku. Dia tersenyum ke padaku.

"Cih,apa-apaan dia ini. Sok manis sekali." decihku lalu berjalan menuju halte bus.


-------

Start 09/07/18

terimakasih!!

WANNA ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang