2. Namamu

65 9 6
                                    

"Aku pulang," seruku bergegas masuk ke dalam rumah.

"Kau sudah pulang Hyena? Bagaimana nilai ujianmu?" tanya ibu menyambutku. Aish, bagaimana ini. Bagaimana aku mengatakannya.

"Ibu aku minta maaf, nilaiku turun." jawabku seadanya. Aku memberikan kertas hasil ujianku pada ibuku dengan wajah memelas sedih. Aku bisa melihat wajah kecewa ibuku ketika dia menerima kertas itu.

"Bagaimana bisa?" tanya ibuku sambil meneliti kertas itu.

"Aku sudah belajar dengan keras bu," tuturku dengan sedikit takut.

"Besok ibu akan memasukkanmu ke tempat les terbaik." jawab ibuku enteng.



Benar kan, aku sudah menduga kalau ibu akan berbicara seperti itu.

Aku berjalan lunglai menuju kamarku dan meletakkan tas di kursi meja belajar. Lalu mengganti baju.

Kegiatanku tidak hanya sampai disitu. Aku harus belajar lagi,mengingat hasil ujianku yang begitu buruk.

Ting!

Aku terlonjak mendengar handphoneku berbunyi. Siapa sih,mengganggu saja.

Aku mengambil hpku dan melihat notifikasi.

Line!

Jihoon add you as friend

Jihoon: Apa kau baik - baik saja?
Jihoon: Kau selamat sampai rumah kan?

Hyena: Eum,ya begitulah.

Jihoon: Siku tanganmu,sudah kau obati?

Hyena: Belum hehe. Aku lupa kalau punya lecet di tanganku.

Jihoon: Astaga kau ini.

Jihoon: Cepat obati,sebelum nanti infeksi

Hyena: Baiklah,baiklah

Jihoon: Namamu,,, Jung Hyena kan?

Hyena: Ya

Jihoon: Besok sepulang sekolah aku akan menunggumu di gerbang sekolah, aku akan mentraktirmu.

Jihoon: Anggap saja ini permintaan maafku karna telah membuat sikumu lecet.

-------

Pagi hari ini saat sarapan ibuku memarahiku. Kalau ayahku? dia sedang berada di luar kota karena pekerjan. Aku mendengarkan omelan ibuku.

"Bukankah ibu sudah bilang, kau harus belajar dengan sungguh. Ibu ingin kau masuk ke Univeraitas Konkuk sama seperti kakakmu. Tapi ibu tidak akan memaksamu juga," kata ibuku mengomel.

Yah dia lagi, dia lagi.

"Benar,kau harus sepertiku. Masuk di sekolah terbaik di Seoul." kata Yeonjae dengan seringaian merendahkan ku. Aku hanya menatapnya kesal.

"Cih,sombong," balasku sambil memutarkan bola mata.

"Kakakmu tidak sombong,itu memang benar Hyena." kata ibu membela Yeonjae,kakakku.

"Terserah ibu,aku mau berangkat dulu," pasrahku karna sudah lelah dengan perdebatan ini. Aku bergegas mengambil roti yang sudah tersedia di meja makan.

Aku berjalan keluar rumah dan memasang earphoneku. Lalu bersenandung kecil mengikuti irama lagu.

Tak butuh waktu lama,sekarang aku sudah berada di halte bus dengan membaca buku novel agar tidak bosan. Aku melirik jam tanganku. Pukul 07:25, masih ada waktu banyak. Bel masuk kan pukul 08:00.


"Hei," sapanya mengagetkanku. Ah Yoonji teman sekelasku.

"Ah kau mengagetkanku," balasku dengan menutup buku bacaanku tadi. Bus juga sudah datang.

"Ayo," ajak Yoonji. Aku duduk bersebelahan dengannya. Yoonji duduk di dekat jendela.

Yoonji tiba-tiba melirik ke arah kananku ,dia seperti sedang meneliti orang yang di sebelah kananku. Aku hanya menghembuskan nafas pelan.


"Hm,, memakai masker, bersekolah yang sama denganku. Kok sepertinya aku pernah melihatnya," gumamnya sendiri dengan meneliti orang itu. Aku hanya tidak peduli. Yoonji memang terkadang bersifat aneh.

"He,astaga!!" pekik Yoonji tiba-tiba.

Yoonji memukul-mukul lenganku. Ah dia ini benar-benar.

"Hei,hentikan. Kau ini, lihatlah kau di tatap penumpang lain," kataku memarahinya kecil.

Sepertinya Yoonji mengenal laki - laki sebelah kananku tadi.


"Hei Hyena. Sebelahmu itu. Kau tau siapa dia?" kata Yoonji menanyaiku. Dia seperti terkejut melihat laki - laki itu.

"Entahlah aku tidak tau," jawabku cuek dengan menghadap ke depan.

"Astaga Hyena, dia itu Park Jihoon. Dia trainee Produce 101 Season 2," aku melihatnya lagi. Mengecek apakah benar dia itu siswa yang mengikuti acara itu. Dia menoleh merasa ada yang menatapnya.

"Hai," sapanya dengan senyuman manis khasnya itu.

Yoonji seperti ingin berteriak tapi tertahan sedangkan aku hanya melongo tak percaya.

-------





WANNA ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang