Prolog

4.5K 255 289
                                    

"Mungkin senja kan berganti warna saat waktunya tiba, tapi apa kamu seperti senja? Dan setelah hujan tiba, akankah kau berperan sebagai pelangi setelah tetes perih ini membasuh luka? Dan kau saputangannya."

Antara aku, kamu, dan dirinya dalam sebuah birama.

***

Hujan.
Di bawah derasnya rintikan air hujan, gadis manis nan rapuh berjalan di sana. Valinna Safansa Kannya. Nama yang cantik seperti parasnya.

Dengan tenang gadis itu melangkahkan kaki perlahan, merasakan melody di setiap tetes yang tiba lalu bersatu bersama sejuknya hawa.

"Valin!" panggil seseorang dari seberang jalan.

Derasnya rintik hujan membuat jarak pandang Valin sedikit terganggu. Tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang memanggil, Valin pun berinisiatif untuk mendekat karena suaranya yang familier.

BRAK!

"Sakit ... kepala gue, rasanya sakit banget ahh--" pandangan Valin mulai kabur begitu juga dengan suaranya yang tertahan.

***

Sebuah pintu dari ruangan bernuansa klasik terbuka. Seseorang berjalan mendekat ke arah tilam. Ada yang tengah berbaring dengan mata terpejam sangat tenang di sana.

Lo mirip sahabat gue yang dulu, batinnya. Dalam diam ternyata ia memerhatikan setiap sudut wajah dengan rinci. Manis.

Sayang sekali, waktu seperti berjalan dengan sangat cepat. Sudah hampir satu jam menunggu dan itu tidak membuatnya jemu sama sekali. Meskipun khawatir karena tak kunjung sadar. Akan tetapi, dokter telah berkata bahwa gadis itu baik-baik saja.

"Hei, udah jangan pasang muka kaya gitu. Valin baik-baik aja."

Entah dari mana hadirnya. Tiba-tiba saja cewek tomboi yang mengaku bernama Raya itu sudah berjalan mendekat dengan santai. Dia langsung mendaratkan pantatnya untuk duduk di atas tilam.

"Argh! Ini semua salah gue. Kenapa gue  ceroboh banget sih!"

"Udah jangan nyalahin diri. Setidaknya lo udah berani bertanggung jawab dan enggak tabrak lari," timpal Raya mengakui keberanian cowok di hadapannya itu.

***

SMAN 1 Atmajaya.

Pagi ini suasana kelas 11 IPA 2 sudah seperti pasar yang sedang ada diskon besar-besarran. Bisingnya tidak karuan. Ada yang lagi main ToD, yang ribut melulu, yang tidur, dan yang kalem sudah pasti sedang belajar, tidak seperti Valin dan kawan-kawan ... ngeghibah.

"Uwih pagi gini kepala lo kenapa, Val? Jangan-jangan ini karena kesamber petir, yah? Hujan-hujanan mulu sih lo," tanya Alya sembari menggoda.

"Dasar! Kalau gue kesamber petir udah wafat kali," jawab Valin.

"Ha ha ha!"

"Eh, ada cerita seru tapi mainstream," ucap Nessa memancing topik. "Kabarnya mau ada anak baru gitu."

"Cowok ganteng? Atau cewek cantik?" tanya Giska bersemangat.

"Cabe-cabean," jawab Alya asal.

"Astagaaaa!" seru Raya elus dada.

Obrolan mereka berakhir ketika bel untuk masuk ke jam pelajaran kedua dimulai. Bu Dian Wali Kelas 11 IPA 2 datang dengan seseorang. Well, the world is narrow. Because he was related to the accident yesterday.

"Anak-anak. Ini siswa baru yang akan menjadi teman kalian di kelas 11 IPA 2," ucap Bu Dian sembari menyuruhnya memperkenalkan diri.

"Siang. Kenalin, nama gue Aldo Dafanna Putra. Kalian bisa panggil gue Aldo. Gue pindahan dari Leesania High School."

Valin, Your be Mine (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang