Ketua Osis

2K 206 32
                                    

Jinyoung ngga bisa tidur setelah kejadian disekolah.

Dia ke sekolah kaya zombie dengan lingkar hitam disekitar mata. Masih kepikiran siapa cewek yang kemarin.

Tentang kejadian kemarin, itu cewek langsung lari dengan muka shock sambil megang bibirnya.

Haechan, Ten dan Hyungseob ngikutin dari belakang sambil ketawa.

Jinyoung nanya dalam hati, apa ya hubungan mereka berempat.

"Hoi." Lamunan Jinyoung langsung buyar dengar suara Guanlin.

"Ngga tidur lo ya?" Tanyanya sambil ngambil minuman di dispenser. Jinyoung geleng sambil bersihin atas mejanya yang penuh dengan kertas.

"Mata panda tuh." Kata Guanlin sambil nunjuk sekitaran matanya, Jinyoung angguk.

"Kejadian kemarin ya?" Tangan Jinyoung langsung berhenti.

"Apaan?" Tanya Jinyoung sambil angkat alisnya. Guanlin ketawa.

"Yang lo kiss itu loh, gila ya, kirain lo orangnya suci. Ternyata bejat juga." Jawabnya sambil dorong pelan bahu Jinyoung, alisnya naik-turun.

"Berisik. Hari ini gue mau adain razia." Kata Jinyoung.

"Sengaja ngadain razia biar ketemu murid kemarin ya lo!?" Guanlin nuduh, nuduhnya langsung tepat sasaran. Jinyoung mendengus.

"Yah ketahuan!" Kata Guanlin sambil ngaceng, ngakak kenceng.

Terus dia nepuk bahu Jinyoung sok asik, "Sukses bro."






******



"Ekhem."

Haechan yang lagi berdiri depan mobil sambil nyalain rokoknya langsung dongak, matanya membulat, rokoknya langsung mau ketelan saking kagetnya.

"Ya?" Tanyanya mencoba santai, "Mau?" Sambungnya sambil nyodorin rokoknya.

Jinyoung ngga jawab, matanya ngeliat tiga makhluk yang ngeliat dia kaya ngeliat setan.

"Temen lo.."

"Daehwi?" Tanya Hyungseob sambil turun dari kap mobil.

Jinyoung diam, dia tau Daehwi. Daehwi ini orang paling waras diantara mereka bertiga.

"Bukan, yang cewek." Kata Jinyoung.

Haechan, Ten, sama Hyungseob langsung menegang. Mereka liat-liatan satu sama lain.

"Oh.. Dinda." Kata Ten sambil ketawa canggung.

"Namanya Dinda?"

"Ah, iya namanya Dinda. Tuh tuh dia dekat sama Daehwi." Hyungseob langsung nunjuk Daehwi yang lagi jalan kearah mereka sambil baikin tasnya.

Daehwi dari kejauhan langsung nunjuk dirinya sendiri. Dia jalan ngedekatin mereka.

"Lo kenal Dinda?" Tanya Jinyoung waktu Daehwi nyampe di depan mereka.

Daehwi ngerutin keningnya heran, Ten langsung cubit pahanya pelan.

Daehwi meringis, "Oh... Dinda."

"Dinda bukan anak sini kok!" Daehwi jawab agak kencang, kentara gugup.

"Terus anak mana?" Tanya Jinyoung heran ngeliat empat biji didepannya ini.

"Itu... Dinda itu anak sekolah sebelah, katanya dia suka sama lo!" Jawaban cerdas Hyungseob dapat pekikan tertahan dari Daehwi, Hyungseob senyum sambil rangkul bahunya. Rangkulnya agak kencang, sampai Daehwi agak megap-megap.

"Ya?" Jinyoung ngangkat alisnya lagi.

"Kalau mau tau, gimana lo besok ketemuan aja di caffe deket sekolah? Ntar gue bilangin Dinda." Ten nyeret tiga makhluk yang sudah keringat dingin. Dia sendiri cepat-cepat masuk ke bagian kemudi dengan gugup.

Mobil mereka melaju menghindari Jinyoung yang mengerutkan dahinya.

"Mereka pikir gue sebego itu?"





*****

"Kalian makin menjerumuskan gue! Kemarin katanya cuma crossdressing, kok sekarang pakai acara ketemuan segala?" Daehwi dari arah belakang narik gemas rambut Haechan, Haechan mengaduh.

Ten mencoba melerai, Hyungseob lagi niup-niupin kukunya.

"HEH SEOB! Tanggung jawab sini lo!" Ten melirik Hyungseob yang dengan santai nebelin liptintnya.

"Ya tinggal ketemuan apa susahnya sih?" Hyungseob masih nempelin liptint di bibirnya. Daehwi teriak.

"Apa lo bilang!?" Tanyanya dramatis, liptint Hyungseob langsung mencoreng sampai ke pipi.

"Eh, santai dong!" Hyungseob nunjuk Daehwi pakai ujung liptintnya.

Daehwi meraung, gantian narik rambut Hyungseob gemas. "Lo umpanin gue terus lo nyuruh gue santai!?"

Sedetik kemudian mereka udah jambak-jambakan dan cakar-cakaran.

Haechan dari kursi depan mencoba melerai, pantatnya sampai nungging ngga jelas mencoba meraih dua manusia yang lagi gulat itu.

Ten teriak heboh karena spion depan ketutupan pantat Haechan.

Pokoknya, keadaan mobil berisik banget.









Beberapa saat tak berguna pun terlewati










Alhamdulillah, mereka masih selamat. Rambut Hyungseob dan Daehwi sampai amburadul, rambut Haechan ikutan amburadul karena Hyungseob salah sasaran tadi.

Bekas cakaran terlihat jelas dipipi Daehwi.

Dia juga nyakar Hyungseob kok, tapi kukunya pendek. Alhasil, tangan Hyungseob cuma merah, ngga kaya pipinya.

"Udah selesai, diem." Ten coba ngatur nafasnya, dia capek teriak nyuruh berhenti sambil megang kemudi.

Hyungseob langsung mepet ke Daehwi sambil ndusel, "Maafin eneng ya." Katanya.

Haechan ngobatin bekas cakaran di pipi Daehwi, terus nutupin pakai plester bebek yang selalu dibawanya. Katanya biar mirip Dear Nathan, pas ada cogan luka langsung siap dia plesterin. Sayangnya, bukan cogan yang dia tempelin plester pertama, tapi Lee Daehwi. Haechan ikhlas kok.

"Gini aja, Hwi. Lo ketemu Jinyoung aja besok, ntar kita bantuin." Kata Ten.

Daehwi mulai meledak lagi, "Tuhkan, lo pada umpanin gue!"

"Terus lo ada ide lain?" Tanya Ten ngegas. Daehwi langsung diam.

Dia ngga punya ide lain.

Dia mendesah, nyandarin punggungnya. "Makin panjang nih dramanya ntar kalau gue ketemuan sama dia." Dia nutup matanya pelan.

"Kalau udah ditembak, tolak aja deh. Terus ngilang." Haechan jawab santai, dia udah balik ke kursi depan.









Daehwi mikirin kata itu sampai mereka berhenti di kediaman Ten, basecamp mereka.


















TBC





















Crossdressing; Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang