Part 4. Masa kecil kurang bahagia

129 9 2
                                    

Happy Reading....

Terima kasih untuk yang sudah mampir baca dan vote 😉

💔💔💔

"Ali kenapa kamu tiba tiba mutusin aku tanpa alasan yang jelas?!" seru Sherly kesal.

Ali yang sedari tadi menunduk sibuk dengan ponselnya pun mendongak menatap Sherly. "Alasannya udah jelas... Aku cuma mau jadi anak yang baik dengan nuruti kemauan Mama untuk menikah dengan Prilly."

Sherly tertawa hambar, dia tau bukan itu alasannya karena Sherly tau jika selama ini Ali tidak menyukai sahabatnya itu di karena kan Prilly yang dulu gemuk dan memakai kacamata, tidak pernah dandan pula.

Berbeda dengan saat ini, Prilly sudah langsing, sudah cantik, pintar dandan. Tidak seperti dulu lagi dan itulah alasan Ali menerima perjodohanya dengan Prilly.

"Ali kamu dengerin aku bicara nggak sih?!"

"Hmm."

Shely merebut ponsel Ali yang dari tadi tidak lepas dari genggamannya.

"Kamu apa-apaan sih... Balikin ponsel aku."

Sherly menggelengkan kepalanya, dia benar benar kesal karena Sejak tadi ia berbicara tidak ada satu pun yang Ali jawab hanya 'hmm' 'hmmm' doang.

"Mau kamu apa sih sebenarnya Sher?"

"Aku nggak mau kita putus cuma gara gara Prilly udah cantik.... Kamu sendiri yang bilang kalau aku itu orang yang paling cantik selain Mama kamu." ucap Sherly menggebu-gebu.

Ali menatap Sherly malas, dengan satu gerakan Ali merebut ponselnya dari tangan Sherly.

"Maafkan aku...." ucap Ali dan langsung meninggalkan Sherly di taman itu sendiri.

💔💔💔

"Prilly kamu dimana sih."

Ali berdecak kesal saat satu pun panggilannya tidak ada yang di jawab. Ini sudah malam, tadi ia kerumah Prilly tapi gadis itu tidak ada dirumah.

Padahal dua hari lagi mereka akan menikah tapi gadis itu sama sekali tidak peduli dengan semuanya. Ali tau dan dia sangat sadar bahwa semua ini memang salahnya sendiri.

Tapi kan Ali tidak tau jika sekarang Prilly itu sudah berubah cantik bahkan sangat cantik hingga membuat Ali langsung menyukai Prilly sejak pertemuan pertama saat makan siang bersama Erlan.

Dulu kan Prilly gemuk dan selalu memakai kaca mata besar dengan rambut yang di kucir kuda. Jadi siapa yang mau dengan perempuan seperti itu, Ali rasa tidak ada!

"Ck!"

Ali berdecak kesal, ia sangat khawatir dengan keadaan Prilly sekarang.

"Prilly kenapa baru di angkat, kamu dimana sekarang biar aku jemput." ucap Ali saat panggilannya di angkat oleh Prilly.

"Prilly-----

"Berisik!! Nggak tau orang lagi tidur apa?! Ganggu aja."

Ali mengerutkan keningnya heran, lalu ia menjauhkan ponselnya dari telinga dan melihat nomer siapa yang dia hubungi. Tidak salah, itu nama Prilly. Tapi kenapa itu tadi suara pria?

"Kamu siapa? Dimana Prilly? Kenapa Prilly bisa sama kamu? Prilly baik baik aja kan?"

"Aku Erlan... Prilly lagi tidur, bisa karena Prilly nginep di apartemen ku dan ya Prilly baik baik aja."

Ali mendelik. "Apa yang kamu lalukan sama Prilly. Brengsek kamu Erlan!" seru Ali kesal.

"Kamu pikir saja sendiri Ali.... Bye bye Ali, aku mau lanjut tidur."

Ali menggertakkan giginya kesal karena sekarang pikirannya di penuhi dengan berbagai macam pikiran tentang apa yang telah mereka lalukan mengapa Prilly bisa ada dengan Erlan.

Dengan amarah yang menggebu-gebu Ali pun mengendarai mobilnya menuju apartemen Erlan. Untung hari sudah sangat larut, jadi tidak banyak mobil yang berlalu lalang dan itu memudahkan Ali untuk menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Setelah sampai di apartemen Erlan, Ali memarkirkan mobilnya dengan sembarangan dan langsung keluar begitu saja tanpa peduli ada seorang satpam yang memanggilnya. Memasuki lift dan naik kelantai dimana kamar Erlan berada, setelah sampai di depan kamar Erlan yang bernomor 069 itu Ali langsung menggedor pintu seenak jidat tidak mempedulikan bahwa ada bel di samping pintu.

Bugh! Bugh! Bugh!

Ali terus menggedor pintu apartemen Erlan dengan tidak santai, padahal seharusnya ia tidak perlu melakukan itu karena sesungguhnya dia tau sandi apartemen Erlan. Namun Ali melupakan itu semua karena emosinya yang menggebu-gebu.

"Erlan!"

"Erlan buka pintunya atau aku dobrak!"

Clek!

Erlan muncul dari dalam dengan muka orang habis tidur dan tanpa babibubo Ali langsung menerjang Erlan tanpa ada persiapan sama sekali.

💔💔💔

Prilly membuka matanya dengan kesal karena tidur nyenyaknya di ganggu oleh suara gaduh dari luar kamar. Dengan malas yang bercampur kesal ia pun bangkit dari tidurnya dan berjalan keluar kamar.

Prilly mendengus kesal saat tau siapa yang membuat kegaduhan di tengah malam seperti ini.

"Ck! Masa kecil kurang bahagia." decak Prilly malas.

Dengan santai Prilly berjalan menuju sofa tanpa ada niatan memisahkan Ali dan Erlan yang sedang bergulat di ruang tamu.

Sambil bertopang dagu, Prilly memperhatikan Ali dan Erlan. Siapa yang akan menang dengan pergulatan mereka. Setelah lima belas menit akhirnya mereka berpisah dengan nafas yang sama sama terengah.

"Udah selesai!" ucap Prilly sarkastik.

Ali dan Erlan sontak melihat kearah sofa, matanya sama sama melotot saat melihat ada Prilly disana.

"Sejak kapan kamu disana?!" tanya keduanya kompak.

"Baru lima belas menit." balas Prilly santai.

"What?"

Selasa 10 Juli 2018.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang