Penggambaran hadirmu

40 2 0
                                    

Meneguk hangatnya suasana sore menuju malam untuk diperhitungkan waktunya menuju pagi esok.
Seperti halnya langkahku yang meneguk teguk demi seteguk tegukan seisi cangkir putih polos itu, hangatnya bisa berubah, berubah menjadi dingin.

Namun bagaimana soal rasa?

Rasa akan tetap sama dari tuangan pertama sampai teguk terakhir. Jika tuangan campuran pertama sudah tepat, maka dalam tegukan nya sampai penghujung tegukan nya pun akan berakhir sama, walaupun hangat dan dinginnya akan tetap terasa pergantiannya.
Namun tidak akan berubah menjadi hampa karna adukan campuran itu sudah menyampur bagian manis dan hambar menjadi manis adanya. Menyatu. Katanya.

Tepat pada bulan Juli pada kenangan ke berapa? Kenangan ke 4 lebih tepatnya.
Bertemankan teh hangat dalam secangkir putih polos beralaskan satu piring serupa warna, melengkapi posisi keduanya.
Ku angkat cangkir itu dengan kedua tangan, aku nikmati aroma kehangatan ini, seperti punggungmu. Aku hirup kekhas an teh terseduh ini, seperti kedatangan mu disetiap kali kita terjeda jarak. Aku putari bibir cangkir ini dengan kedua ibu jari ku, sengaja kutemukan titik temu keduanya, seperti nyatanya hadirmu yang selalu ingin aku sentuh secara nyata, itu merupakan titik yang kesengajaannya tertemukan. Tidak lupa aku meniup aroma hangat teh ini agar aroma mu tersebar seperti hadirmu yang menemaniku saat ini di depanku, menatap mataku, tersenyum kepadaku.
Hanya tersisa tahapan akhir tegukan, demi tegukan yang diselingi tiupan pada tiap tegukannya, seperti halnya tiupan itu membuatmu nyata yang sedang menatapku dengan hangat namun selingan jarak tidak pernah lupa menjadi jeda lamunan ku. Seperti kataku...

" Kau nyata hari ini, Di bulan Juli, dalam lamunanku."

Dan aku tersenyum pahit, menahan gelintir kegilaanku yang sedikit demi sedikit kau ciptakan ,dan sayangnya, benar adanya

Aku hampir gila!

Alur Sajak Pada Bulan JuliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang