Pesawatku ke Korea Selatan akan take off lima belas menit lagi. Hari ini aku akan meninggalkan negara yang selama ini menjadi tempat tinggalku, meninggalkan keluarga dan meninggalkan semua kenangan tentang dia. Keputusanku sudah bulat aku akan melanjutkan hidup ku disana, tinggal bersama paman ku dan berharap semua kenangan tentangnya akan segera lenyap. Sudah satu tahun aku berusaha melupakan semua tentangnya, tapi tak pernah membuahkan hasil. Semua kenangan manis tentang dirinya masih saja terus melintas dipikiranku. Cara dia menggenggam tanganku, mengelus pipiku, membelai rambutku dan senyum tipis yang selalu menghiasi wajah manisnya masih saja terlukis dengan indah. Jalan satu-satunya yang harus ku ambil untuk melupakannya adalah meninggalkan semua, semuanya yang telah mengisi hariku.
Aku harus segera menuju terminal keberangkatan, waktuku hanya tinggal beberapa menit. Orang tua dan kakakku sudah berulang kali meyakinkan bahwa aku akan baik-baik saja tanpa kehadirannya tapi itu sulit, dengan berat hati keluargaku merelakan putrinya ini pergi ke Negara asalnya untuk waktu yang tidak pasti sampai kapan. Aku berjalan meninggalkan keluargaku untuk menuju pesawat. Sebenarnya kakiku sangat sulit untuk melangkah, air mataku sudah tidak dapat aku tahan lagi. Keadaanku saat ini benar-benar sangat buruk. Sekarang aku sudah berada di dalam pesawat, duduk sendiri dan tidak mengenal siapapun. Perjalanan yang cukup jauh harus ku lewati hanya dengan membaca buku dan tidur, membosankan!
Aku tidak tahu berapa jam lamanya aku di dalam pesawat, yang pasti sekarang aku sudah menginjakkan kaki di Incheon Airport. Cuaca disini tidak begitu mendukung angin berhembus dengan kencang, gumpalan-gumpalan awan hitam terlihat menghiasi langit kota Seoul sore ini, hujan juga mulai membasahi sebagian daratan kota Seoul. Dari kejauhan aku dapat melihat paman dan bibi berdiri sambil membawa banner besar bertuliskan 'Kim Yuna' sangat konyol, tapi aku suka cara mereka menyambutku.
Apa aku sudah memperkenalkan diriku? Kurasa belum. Namaku Kim Yuna seperti yang tertulis di banner milik pamanku. Sesuai namaku, sebenarnya aku adalah orang Korea tapi aku harus pindah ke luar negeri karena pekerjaan ayahku dan hingga saat ini orang tuaku masih menetap disana. Aku adalah gadis yang baru saja menginjak usia dua puluh satu tahun, dan sudah pergi meninggalkan keluarga untuk alasan yang konyol. Meninggalkan kenangan bersama seseorang, terdengar gila? Memang. Aku berlari kecil menghampiri paman dan bibi, mereka langsung memelukku erat, sangat erat. Terakhir kali aku bertemu dengan mereka saat aku masih di sekolah menengah pertama, sudah sangat lama. Senyum milik paman dan bibi tidak berubah sampai sekarang, aku dapat merasakan kasih dan kehangatan dari senyum mereka. Aku tahu mereka sangat menyayangiku. Mereka sangat antusias saat mendengar aku akan tinggal bersama mereka. Padahal menurutku aku akan sangat membuat mereka kerepotan, tapi mereka tidak pernah mau menyetujui pendapatku itu. Satu lagi, aku juga menyayangi mereka.
Paman dan bibi menggiringku menuju mobil mereka. Sebelum aku masuk ke dalam mobil aku sempat mengamati keadaan di Incheon hari ini, sangat ramai padahal sekarang bukan hari libur. Banyak orang berlalu lalang sambil menyeret koper mereka. Oh, sudahlah itu tidak penting.
Perjalanan dari bandara Incheon kerumah pamanku tak terasa karena kami terus tertawa dan saling melepas rindu. Setelah memarkirkan mobil aku, paman, dan bibi segera masuk ke dalam. Ternyata Taehyung sepupuku sudah berdiri di depan pintu dengan menenteng banner besar yang mirip dengan milik pamanku tadi saat di bandara, hanya bedanya banner yang ia pegang bertuliskan 'Selamat datang Yuna'. Tapi banner itu bertahan hanya satu menit karena Taehyung sudah berhambur untuk memelukku. Taehyung sekarang berumur dua puluh tiga tahun, hanya berbeda dua tahun denganku. Taehyung memiliki perawakan tinggi dan kulit putih yang dia miliki dapat menambah nilai plus dalam dirinya. Wajah tampannya dengan rambut coklat, membuatnya terlihat sangat mempesona. Dan suara beratnya yang selalu kurindukan.
YOU ARE READING
Unexpected Destiny (Daniel x Jackson)
FanficAku harus pergi dan melupakan semua tentang dia, dan memulai kehidupanku yang baru. Tapi sepertinya takdir berkata lain. Saat aku mulai menemukan penggantinya, kenapa dia harus hadir kembali dalam situasi yang sulit dan meruntuhkan semua pertahanank...