ADYLAN#1

111 7 8
                                    

Semilir angin pagi yg cerah, menerpa kulit seorang gadis yg kini sedang berdiri dengan perasaan gelisah. Terlihat dari pergerakannya yg mondar mandir sambil sesekali meringis melihat jam tangan yg bertuliskan "WE ARE ONE" berwarna hitam itu. Entah sudah berapa kali dia mendengus pagi ini. Rupanya hari yg cerah tak berpengaruh padanya hari ini.

"A CEPETAN NAPA, ADEL BISA TELAT NIH!" Mungkin ini teriakan Adel yg ke 5 kali, namun belum ada tanda-tanda kemunculan seseorang yg sudah sejak 30 menit lalu Adel tunggu.

"ISH LAMA BENER SIH A! JADI COWOK JANGAN GANJEN DEH, DANDAN LAMA BENER. " adel menghentak hentakkan kakinya. Dia kesal sekarang. Ralat. Benar-benar kesal. Dia sudah menunggu hampir 30 menit lebih, namun kakaknya masih belum muncul juga. Entah apa yg dilakukannya di atas sana. Masa bikin jambul doang sampe 30 menit? Entahlah, yang pasti Adel sangat panik sekarang. Ini baru hari pertama masuk sekolah dan Adel tidak mau membuat kesan buruk tentangnya.

Selain di beri hukuman, Adel pasti akan di hujani pertanyaan oleh kakak kelasnya. Kalau sampai Adel ditanya alasan dia telat, dia harus jawab apa? "Maaf kak saya nungguin Kakak saya jambulan dulu , makanya telat. " TIDAK. Adel tidak akan pernah mengatakan hal itu. Itu akan membuat dia di tertawakan habis-habisan oleh kakak kelas dan seluruh teman-temannya. Mengingat itu Adel jadi bergidik sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Woy kenapa lo geleng2"

"Astagfirulloh" Adel mengusap dadanya. Dia terlonjak dengan kedatangan Axel kakaknya yg datang secara tiba2. "Heh, lo kira-kira dong. Gue kaget tau. Kalau gue jantungan gimana? Kan gak lucu kalau di koran ada berita "Seorang gadis muda yg di perkirakan jodoh Park Chanyeol mati mengenaskan karena terkena serangan jantung" kan gak lucu A! "

Sekarang giliran Axel yg menggeleng gelengkan kepalanya. Adiknya ini memang sudah kehilangan akal. Butkinya sekarang dia bicara ngawur di pagi hari gini. Dan dia tadi menyebut Siapa? Park .... Ah mungkin jurrasic Park Axel tidak tahu itu. "Dasar kenapa lo nyalahin gue hah? Lagain Lo pagi-pagi gini udah ngelamun. " Axel berjalan melewati Adel menuju mobilnya. Adel melongo melihat kelakuan Axel. Benar-benar luar biasa. Dia sudah menunggu hampir 30 menit eh salah mungin ini sudah hampir 40 menit dan Axel tidak bereaski apapun? Wah. Hebat. Dan sekarang dia meninggalkan Adel dengan sebelumnya menyalahkan Adel? DAEBAK. Benar- benar Kakak Terlaknat.

Adel menyusul Axel ke dalam mobil. Terlihat Axel sedang membenarkan jambulnya. Adel masuk dan menghempaskan badannya keras ke kursi mobil. Bibirnya mengerucut beberapa centi.

"Cih kegantengan banget lo, bosen tu kaca tiap hari liatin lo ngaca. "Ketus Adel.

Axel menoleh ke arah Adel sekejap dan kembali pada kacanya.

"Mau sampai kapan lo ngaca hah? Cepetan ini gue udah telat A. "

"Iya iya, bawel banget sih Del. Nih kita berangkat sekarang oke. " Axel kemduian mulai menyalakan mesin mobilnya. Namun mobilnya tidak menyala, Axel mencoba menyalaknnya lagi tapi hasilnya tetap sama

Melihat Axel yg mulai panik Adel memandang horor ke arah Axel. "Kenapa mobilnya? Kok gak nyala?" Tanya Adel.

"Hehe sorry Del kayaknya mobilnya mogok deh. " Axel hanya nyengir tanpa dosa sambil menggaruk lehernya yg tidak gatal.

Adel langsung melotot mendengar perkataan Axel. Adel sudah menunggu hampir 40 menit yg berlanjut dengan cek cok singkat dengan Axel dan sekarang mobilnya mogok? Ujian macam apa ini tuhann? Jadi Adel harus naik apa ke sekolah? Angkot? Tidak rumah Adel berada di daerah perkomplekan dan tidak mungkin ada angkot yg lewat. Taksi pun bukan ide yg bagus. Atau Adel harus jalan kaki? Yang benar saja, berat badannya akan langsung turun 5kg mengingat bahwa jarak dari rumah Adel ke sekolah lumayan jauh. Jadi Sekarang Adel harus bagaiamana? Menunggu keajaiban datang? . Level kekesalan Adel sangat tinggi sekarang di tambah dengan Axel yg tidak melakulan usaha apapun dan malah kembali bercermin sambil membenarkan jambulnya.

AdylanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang