ADYLAN#4

15 0 0
                                    

Hari sudah mulai sore, matahari mulai terbenam. Jam menunjukan pukul 13.30 sore, dan Adel baru menempuh setengah perjalanan pulang. Dengan sangat terpaksa Adel pulang naik angkot di karenakan sang kakak tercinta yang tidak lain dan tidak bukan adalah saudara Axel Alvaro yang tidak bisa menjemput.

Adel menghembuskan nafas kasar yang ke 19999 kalinya. Bayangkan saja! Cuaca hari ini lumayan panas, di tambah ukuran angkot yang.. Yahhh bisa kalian bayangkan sebesar apa ukurannya, dan ini adalah jam sekolah dan kerja pulang jadi angkot sedikit penuh.

"Ck tadi bau asem, sekarang bau terasi. Gue curiga di dalem angkot ini ada yang jualan rujak. " Ucap Adel sambil menutup hidungnya.

Hari ini benar-benar hari tersial Adel. Seumur baru sekarang dia pulang menggunakan angkutan umum. Karena biasanya Adel akan di antar jemput oleh Axel atau nebeng pada Nessy dan Irene.

Adel merogoh hp  yang di simpan di saku depan bajunya. Kemudian membuka satu persatu media sosial miliknya. Dari Instagram, facebook, twitter, bbm, whatsapp sampai line semuanya Adel punya. Namun tak ada satupun pesan yang masuk.

"Gini nih yang namanya pacaran rasa jomblo. Gak ada satupun pesan yang masuk. Ngenes banget sih gue. "Adel menyimpan kembali hpnya. Karena untuk apa dia aktif di medsos kalau tidak ada chat yang masuk? Percuma buka medsos kalau cuma geser-geser beranda, ngekepoin komenan orang pacaran. Cihh, gak level.

***

Dylan sedang duduk di teras rumahnya sambil memakan kacang kulit yang tadi di belinya dari supermarket. Tidak lupa di temani oleh dua orang sahabat terbaik sekaligus terlucknat nya.

Karena hampir setiap pulang sekolah mereka bertiga akan berkumpul baik itu di rumah Dylan, Hiro ataupun Andra. Berkumpul dengan sahabat memang hal yang cukup menyenangkan. Meski hanya duduk sambil membicarakan klub sepak bola kesayangan atau bermain PS. Maklum jomblo tidak pernah ada kegiatan. Paling untung kumpul-kumpul gini, kalau enggak mentoknya di kasur.

"Eh tadi Si Dinda minta id Line gue tau. Tapi gak gue kasih. "Andra membuka pembicaraan.

"Dinda kelas XI IPS-3?" Tanya Hiro.

"Iyalah, emang Dinda siapa lagi ." Jawab Andra sambil membuka kacang, lalu kacangnya di buang kulitnya di makan. Eh.

"Kebiasaan banget sih lo, masa kacangnya di buang kulitnya di makan. Gue beli ni kacang pake duit, sayang kalo kacangnya di buang. " Omel Dylan.

"Elahh Lan lo perhitungan banget sih sama sahabat sendiri. "Ucap Andra sambil memungut kembali kacang yang tadi dia buang kemudian memakannya.

"Plis Dra, coba deh kebegoan lo dikurangin dikit. Dikit aja,bisakan?"Tanya Hiro.

"Gue juga pengennya gitu, tapi ya gimana lagi otak gue kecerdasannya cuma segini. " Jawab Andra dengan wajah yang di buat sedih.

"Di liat dari sisi manapun lo itu gak ada cerdas-cerdasnya. "Timpal Dylan.

"Lagian kalian itu gak pernah ngerasain sensasi makan kulit kacang. Rasanya tuh asin-asin krispy gimana gitu.. "Ucap Andra dengan wajah berbinar. Jyjyk:').

"Sakit ni anak. "Kata Andra dan Dylan bersamaan.

"Lanjutin gak nih cerita yang tadi. "Tanya Andra sambil membuka kresek yang berisi beberapa roti.

"Kagak usah. Gue tau si Dinda minta id Line lo cuma buat pesen topleskan, paling enggak dia mau order cimol rasa lalalayeyeye buatan emak lo. "Tebak Dylan dengan mantap.

Dan........

Jawaban Dylan tepat sasaran pemirsah:)

Terbukti dengan bungkamnya seorang Andra Angkasa saat ini, yang tengah nyengir sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

AdylanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang