ADYLAN#5

27 0 0
                                    

Pembelajaran formal sudah berlangsung kurang lebih 2 mingguan. Tidak ada lagi kegiatan MPLS tidak ada lagi intruksi sang kakak kelas dan tidak ada lagi keluhan-keluhan dari calon murid kelas X. Ketika waktu sekarang datang, inilah yang murid kelas X sebut sebuah KEMERDEKAAN.

Adel termasuk ke dalam kelas X IPA-3 begitupun dengan Nessy dan Irene. Dan entah ini kebetulan atau memang takdir Dylan ,Andra dan Hiro pun masuk dalam kelas yang sama. Jadi bisa di bilang kalau mereka ber enam adalah sahabat yang tidak terpisahkan:)

Sebetulnya punya temen SMP yang kebetulan sekelas lagi di SMA adalah sebuah keberuntungan yang jarang terjadi. Karena kalau kita punya temen yang sudah kenal, minimal kita gak akan jadi sang pendiam dadakan. Tapi tetap aja yang namanya kelas baru pasti penghuninya juga baru, otomatis kita mesti beradaptasi dengan mahluk baru tersebut.

Biasanya awal-awal masuk sekolah kita bakalan jadi orang pendiem, jarang keluar, jarang ke kantin. Jangankan ngobrol, nyapapun masih malu. Jadi yah gak ada pilihan lain selain duduk manis sambil memperhatikan sekitar.

Tapi untungnya itu tidah berlaku lama di dalam kelas Adel alias kelas X IPA-3. Kecanggungan cuma terasa saat 3 hari pembelajaran formal berlangsung, selebihnya mereka sudah mulai akrab dan berbicara satu sama lain.

Seperti hari ini, kelas sudah mulai ramai oleh murid X IPA-3. Adel baru saja datang dengan di antar Axel pastinya. Adel berjalan melewati beberapa bangku barisan depan kemudian duduk di meja depan yang berada di sisi kanan papan tulis tepat di samping tembok.

Adel duduk sambil mendengarkan musik dari earphone yang terpasang pada telinganya. Sedangakn Irene dan Nessy sedang merayu Siti saat ini. Hanya seklias info, Siti adalah adalah murid yang cukup rajin dan sering bolak balik perpustakaan. Jadi yah bisa di bilang kalau Siti adalah sumber contekan ketika di kelas sedang ada PR .

Adel melepaskan earphone nya dan menyimpannya ke dalam tas. Dia menyapukan pandangannya, mencari seseorang yang sepertinya belum datang. Adel menghembuskan nafas kasar.

"Assalamualaikum teman-teman. " Sapa seseorang yang baru saja sampai di ambang pintu kelas.

Kelas yang tadinya ribut bagaikan di pasar loak seketika hening. Semua pandangan menuju ke arah sumber suara.

1 detik..

2 detik...

3 detik....

"Woy, orang salam jawab kek malah pada bengong. Plis kalian jangan terpesona dulu sama gue, gue tau kalau gue itu ganteng pake banget. " Kata Dylan lagi sambil berjalan menuju mejanya. Tidak lama kemudian muncullah Hiro dan Prsima, Eh Andra maksudnya:)

"Waalaikum salam"Jawab anak-anak serempak.

Dylan duduk dengan santainya sambil mengunyah permen karet yang dia beli dari kantin. Kebetulan sekali meja Dylan tepat di belakang meja Adel.

"Dylan, lo hari ini ganteng banget deh. "Ucap Adel tiba-tiba sambil tersenyum.

"Hilihh baru nyadar lo, dari dulu kali. Kemana aja lo kemaren-kemaren. "Jawab Dylan sambil menyisir rambutnya dengan tangan.

"Heheh, gue dari kemaren ada. Masa lo gak liat. "

Dylan menatap horor ke arah Adel. Kenapa Adel tiba-tiba jadi manis kayak gini? Apa dia abis kesambet?

"Gue tau lo manis-manisin gue pasti ada maunya. To the point aja lah. "Ucap Dylan.

Adel tersenyum samar, basa basinya terbongkar ternyata.

"Tau aja sih lo. Gue nanti nebeng yah, soalnya Kakak gue gak bisa jemput, katanya suruh nebeng sama lo aja. "Jawab Adel.

"Hmmmm oke oke. Tapi sebagai bayarannya lo harus muasin gue entar malem, gimana? "Tawar Dylan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AdylanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang