ANANTA
Ananta Bhaskara, Laki-laki tinggi tegap, dengan kulit putih dan wajah yang rupawan. Wajahnya memang terlihat dingin, namun siapa sangka dia memiliki hati yang hangat.
"Ada NANTA!!!"
"IHH GILA, NANTA GANTENG BANGET ANJIRR!!"
"Nanta hari ini pakai jaket denim, bawa mobil, bawa kamera yang mirorrless, terus sepatunya sepatunya! Sepatunya warna hijau tosca, terus tasnya ganti coy! Warna abu-abu!!CATET CATET!"
"ANJIR IDAMAN BANGETTT!!!"
"Gue mau jadi objek foto. NANTA IH!!"
Seperti itulah jeritan siswi setiap hari jika Nanta datang. Tanpa sungkan Nanta menyapa mereka, lalu memberi kissbye dan melambaikan tangannya. Iya, Nanta sehangat itu. Nggak heran ada fansclub Ananta yang diketuai oleh Puteri Sekolah tahun lalu, Avica Febbyola.
"Hai, Nanta!" Avica menyapa, tangannya sudah bergelanyut manja di lengan Nanta. Nanta tersenyum tipis menanggapi.
"Hai." Timpal Nanta, ia menyandarkan tubuhnya didinding kelas XII Bill Gates Social.
"Nanti mau ngantin bareng?" Tawar Avica, "Ehmm." Nanta berpikir, tangannya mengetuk-etuk dagu.
"Kalo nggak sibuk, boleh." Jawab Nanta, matanya menatap Avica yang terlihat lebih pendek darinya. Avica mengangguk senang. Lalu Nanta berlalu segera menuju kelasnya.
Sesampainya dikelas, Nanta sudah disambut oleh teman-temannya. Ia tersenyum lalu menuju ke bangku dipojokan kelas.
"Pagi-pagi, mas Ananta udah dikejar-kejar cewek. Aduh, nikmat Tuhan banget, ye?" Celetuk Ibam, kelima kawannya tertawa. "Tau tuh, si Nanta, tinggal pilih doang, cuy!" Timpal Faisal.
"Sorry ya, gue tipe pemilih!" Tukas Nanta, ia meletakkan tasnya didekat Faisal.
"Pemilih apaan? Lo disuguhin Avica pake dada aja mau!"Sanggah Joe, ikut meledek.
"Gitu juga lo masih jomblo, Ta. Gak habis pikir gue." Kata Yanuar, pandangannya fokus dilayar laptop milik Anfa bukan melihat Nanta, dan tangannya erat memegang console PS.
Nanta melirik ke meja depan, melihat apa yang tengah dilakukan Anfa dan Yanuar. Main PS Pagi-pagi, di laptop pula. Nanta geleng-geleng kepala tidak habis pikir, "Lo kurang semalem main PS dirumah gue ampe diusir bokap?"
"KURANG!" Jawab keduanya kompak, Nanta hanya diam melihat tingkah keduanya.
***
Nanta baru saja keluar dari Masjid sekolah bersama keempat temannya, dan segera menuju Kantin karena Joe sudah menunggu disana dengan pesanan makan siang mereka.
"Kapan gue berhenti jadi babu, mesenin makan tiap hari?" Tanya Joe ketika teman-temannya datang, Yanuar duduk disamping Joe merangkul bahu lelaki itu, "Nunggu gue punya cewek, Joe. Ntar dia yang gue suruh pesen makan, bukan lo lagi."
"Kok terdengar agak sialan ya, Ar?" Tanya Joe sembari menatap Yanuar dengan pandangan kesal.
Yanuar melepas rangkulannya lalu mengambil semangkok bakso didepan Joe, "Ya emang, sih."
Faisal datang terlambat, ia membawa selembar brosur dan memberikannya pada Nanta.
"Ikutan gih, Ta!" Nanta membaca dengan teliti brosur itu. Menarik.
"Apaan tuh?"Tanya Anfa, ia baru saja menghabiskan baksonya.
"Lomba foto nasional, Fa. Kan lumayan kalo si kunyuk kita ini, ikutan." Jawab Faisal, ia duduk disebelah Nanta lalu memakan baksonya.
Brosur dengan warna cenderung merah itu sudah pindah tangan, teman-teman Nanta berebut ingin melihat, "WUIH! HADIAHNYA, MEN! GILA, TA!"Seru Ibam heboh, bagaimana tidak disana ditulis untuk Juara satu mendapatkan hadiah trophy+sertifikat+Uang binaan sebesar Rp.50.000.000. Jumlah yang fantastis untuk anak sekolah yang duit jajannya ngepas seperti mereka.
"Saingannya juga berat kali," Kata Nanta
"Gue gak siap, lagian motret cuma hobi gue." Lanjutnya. Nanta keukeuh menolak, karena ia merasa masih banyak PR yang harus ia perhatikan untuk menjadi profesional.
"Temanya tentang sekolah loh, bukannya lo punya banyak 'cerita' tentang sekolah ini di kamera lo?" Tanya Ibam, ia memetik kata cerita dengan kedua tangannya.
Teman-temannya sangat berharap Nanta mau ikutan lomba ini. Untuk menunjukkan ke Papanya, bahwa hobi Nanta yang suka motret itu memang patut untuk diacungi jempol.
"Udah ah, gue mau ke ruang Mading dulu." Pamit Nanta, ia meninggalkan brosur itu dimeja kantin.
"Eh, Taa!" Panggil Yanuar.
Pandangan Faisal masih fokus di brosur itu, ia membaca syarat dan kapan lomba itu diadakan. Kalau Nanta menolak tawaran teman-temannya, Faisal punya cara lain agar Nanta mau menerima tawaran teman-temannya.
"Gue ada rencana buat Nanta, supaya otak kalian berguna juga, sih." Kata Faisal akhirnya, membuat teman-temannya yang tadi ribut sendiri diam, memperhatikan apa yang dikatakan lelaki jangkung tersebut.
***
yang penasaran nih:p:p
happy reading, guys!
XoXo
Deearlv,
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANDA & ANANTA
Teen Fiction"lo itu buaya banget, ya Ta."-Ananda "ada yang nggak lo tau tentang gue, Nda. Dan gue harap, lo belajar tau tentang itu."-Ananta * Ananda, adalah cewek tercuek di SMA Mulia. Dia pernah merasa kecewa yang berlebih, hingga tak ingin (lagi) tersakiti...