Aku membuka pintu apartemen dan melihat ke sekeliling ruangan sepi tidak tidak ada seorang pun, dan kulihat Amber di kamarnya dia sedang tertidur pulas. well maklum saja Amber tertidur karna sekarang pukul 3 pagi. Tapi yeng membuat ku bertanya-tanya kemana Xenia mengapa dia tidak ada di kamarnya? apakah ia menginap di rumah pacarnya.
Dengan segera aku berjinjit dan berlari kekamar mandi. Sekitar tiga puluh menit aku membersihkan tubuh di bawah siraman air hangat, aku bergegas mengenakan handuk dan keluar dari kamar mandi. Lalu tiba-tiba ponselku bergetar dan menyala, pertanda ada pesan masuk. Seketika itu pula aku mendapat kabar dari dosenku mendapat panggilan untuk ke kampus pukul 8 pagi.
oh sial
• • •
Mata kuliah pun berakhir, aku pun berangsur dari kursiku untuk keluar kelas setelah memasukan catatanku ke dalam tas. Beberapa orang memang terlihat meninggalkan kelas bersama teman-teman atau pacar mereka, Well tentu aku bukan tipe gadis yang mempunyai banyak teman, pacar saja aku tidak punya. Ah Masa bodoh.
"Nora..."
Langkahku terhenti ketika mendengar seseorang memanggil namaku. Mengetahui siapa si pemilik suara serak itu membuatku ragu untuk berbalik.
"Nora Audrey.." Suaranya terdengar mendekat. Otomatis aku berbalik ke arahnya.
"Ada apa Alex?" ucapku getir, menghindari kontak mata dengannya.
"Kita harus bicara" jawabnya sedikit dingin.
Haruskah aku menolaknya, jujur aku tak ingin lagi berurusan dengan Alex.
"Bicara apa?" aku bergumam.
Seketika itu pula Alex menarik tanganku, brengsek. Alex membawaku ke belakang gedung kampus yang sangat sepi.
Alex berbalik ke arahku. "Kau pergi kemana semalam?"
"Itu bukan urusanmu" ucapku sedikit cuek.
"Mengapa kau pergi begitu saja? Kau tahu urusan kita belum selesai dan seharusnya kau tidak pergi semalam"
Aku tergelak karenanya. Siapa dia berani mengaturku?
"Serius kau ingin tahu?" baiklah pertama, aku ada urusan. Kedua, karena kau brengsek dan memanggilku jalang. Dan ketiga, aku muak berurusan denganmu lagi. Bisakah kau jangan mengganguku lagi Alex?"
"Dengar, aku tidak sengaja memanggilmu jalang"
"Tidak sengaja kau bilang? Dengar Alex jika kau ingin meminta maaf padaku, mengapa kau tidak katakan saja? Hah? Apa sulit bagimu untuk mengucapkan maaf?"
Alex meringis "Mengapa aku harus minta maaf? Lagian aku tak punya salah padamu."
"Baiklah kalau begitu jangan harap aku akan memaafkanmu" ujarku seraya berbalik dan meninggalkannya.
"Tunggu!" Alex mencengkram lenganku dengan kuat. "Kau mau pergi kemana lagi?"
Sontak aku menepis tanganya kuat-kuat hingga terlepas, "mengapa kau ingin tahu? Dengar, Alex aku bahkan tidak mengenalmu, jadi berhentilah mencampuri urusanku dan berhentilah kurang ajar! Karna kau mempunyai seorang pacar. Dan oh sekali lagi berhentilah mengejarku brengsek"
Kali ini justru gilirannya yang tergelak dan mengernyit, " Mengejarmu? Siapa yang mau mengejar gadis sepertimu! Lagian aku sudah punya pacar yang jauh lebih cantik dan seksi darimu."
brengsek
Tanpa membalas ucapannya, aku bergegas pergi dari hadapannya. Untuk kesekian kalinya Alex Styles adalah pria brengsek!.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTHING
Romance(18+) jangan ambil dia kumohon jangan. Sekujur tubuhku gemetar tak terkendali, kepalaku menerawang jauh seperti pertama kali aku bertemu dengan Alex Styles. Sikapnya yang keras, angkuh, dan arogan. Namun aku mendapati diriku terjebak dengannya-denga...