Tidak perlu berlama-lama, Alex langsung mengajak kami untuk segera pergi. Amber memilihkan pakaian yang tepat untuk kugunakan. Ia memilihkan sebuah baju putih dan hots pants. Aku tidak tahu mengapa harus berpakaian seperti ini, aku tidak bisa menolaknya. Amber mengikat rambutku menjadi ponytail.
Setelah keluar dari Apartemen , awalnya kukira Alex akan membawa kami ternyata tidak. Alex pergi dengan mobilnya.
Tak beberapa lama, sebuah mobil Mercedes Benz putih datang menghampiri aku dan Amber.
"Hay sayang, senang bertemu denganmu" sapa seorang pria yang memiliki halis tebal di wajahnya.
"Mengapa lama sekali Zimmy" ucap Amber sembari membuka pintu mobil. Lantas akupun duduk di kursi belakang, sementara Amber duduk di kursi depan.
Zimmy? Kurasa pria ini pacarnya Amber.
Selama di perjalanan Amber dan Zimmy saling berbincang-bincang. Tentunya perbincangan mereka tidak dapat kumengerti.
Setibanya di rumah Alex, aku melihat mobil Alex yang terparkir didepan bersama jejeran mobil lainnya. Begitu turun dari mobilnya Zimmy, aku pun langsung berjalan mengekor di belakang Amber dan Zimmy.
Kutemui berbagai macam orang ditempat ini dan suasanannya tidak sepi seperti kemarin malam.Musik berdentuman hebat serta botol bir berserakan dimana-mana, kebanyak dari meraka seumuran dengan Alex. Kurasa mereka teman satu kampusnya.
"Kemarilah Nora" Amber mengaitkan lengannya di lenganku, lalu Amber membawaku ke sekumpulan pria bertato dan beberapa gadis. "Kenalkan, itu Jack pacarnya Xenia, itu Justin dan itu Kylie. Dan guys, ini Nora. Teman satu apartemen aku dan Xenia.
Akupun mengulas senyum pada mereka. Justin yang duduk di sebelah kiri Jack terlihat memperhatikan pahaku yang terbuka sebelum akhirnya ia membalas senyumku.
"Xenia meraih dua gelas plastik berwarna kuning dan menyodorkan salah satunya padaku" kau haus?"
Kurasa Xenia masih marah padaku, akibat tadi pagi-pagi Alex membentaknya. Karna gara-gara aku yang enggan menjawab pertanyaan Xenia.
Dengan sedikit ragu, aku menerima gelas itu dan berterima kasih padanya. Aku menyeruput sedikit liquor tersebut sebelum menaruhnya kembali di meja. Awalnya aku tidak nyaman berada disini. Tapi lagi-lagi Amber yang membuatku nyaman.
Namun, itu tidak bertahan lama ketika Zimmy bergabung bersama kami. Perhatian Amber langsung teralih sepenuhnya pada Zimmy. Kulihat Xenia sedang berbincang bincang dengan Jack dan Justin sesekali mereka tertawa.
Sontak akupun bertanya pada Amber bahwa aku ingin ke toilet. Akan tetapi seperti yang sudah kubilang sebelumnya bahwa Amber hanya memusatkan perhatiannya pada Jimmy sehingga ia mengabaikanku begitu saja.
Saat aku ingin bertanya kepada Xenia, kulihat ia sedang asik berbincang dengan Jack dan Justin. Lagi pula dari tadi Xenia sangat cuek padaku.
Tanpa banyak pikir, aku pergi ke lantai dua, bermaksud untuk mencari toilet. Agak sedikit sulit bagiku untuk bisa sampai ke lantai dua karena lorong yang agak sempit tengah dikeremuni remaja-remaja yang hormonnya sedang menggila. Maksudku, bayangkan saja mereka sedang menghisap narkoba, dan kulihat banyak di antara mereka sedang bercinta dengan ganasnya.
Sesampainya di toilet aku membuka pintunya. Lalu seketika mulutku terbuka lebar disaat aku melihat seorang gadis berambut pirang sedang disetubuhi oleh Alex di dalam toilet. Kedua kaki Carly yang bertelanjang bulat itu melingkar di pinggulnya Alex sambil mendesah hebat sebelum akhirnya ia menoleh ke arahku.
Sialan!
Dengan segera aku berbalik dan meninggalkan toilet, aku berjalan cepat tanpa memperdulikan orang-orang yang sudah kutabrak. Aku menuruni tangga dengan terburu-buru dan langsung duduk kembali di samping Amber, yang kini di apit oleh Xenia dan Jack. Tanganku bergetar hebat ketika menepuk pundaknnya.
"Amber bisakah kita pulang sekarang?" ucapku memohon.
"Apa? Tapi kita baru saja sampai Nora, ada apa? Apa terjadi sesuatu?"
Ya, tapi aku tidak mungkin memberitahukan hal itu padanya. "Akuu- aku sakit, kepalaku pusing.." Tuturku sumbang.
Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi padaku, tapi aku benar-benar kacau! Aku ingin menjerit tapi tidak bisa, ditambah lagi ketika Alex tiba-tiba datang bersama Carly.
Apakah merekah sudah selesai bercintanya? Apa yang harus kukatakan pada Alex? Perlukah aku meminta maaf karena telah mengganggu kenikmatan mereka berdua?.
"Hey, bung! Dari mana saja kalian?" ujar Justin, sedangkan aku menundukkan kepala untuk menghindari kontak mata dengan Alex ataupun dengan Carly yang ada di sebelahnya.
"Hanya bersenang-senang. Sampai seseorang datang dan menghancurkannya" jawab Carly, dengam nada sarkastik dan aku hanya bisa menunduk.
Sadar bahwa kini seluruh mata tertuju padaku, aku pun mendongak dan menatap Carly selama beberapa saat sebelum beralih ke arah Alex. Alex menatapku getir. Tentu aku merasa tidak enak padanya, tapi juga kesal untuk alasan apa aku merasa seperti ini!
"Oh ya, Nora. Kenalkan ia Carly. Carly, ini teman satu apartemenku dan Xenia, namanya Nora." ujar Amber
"Well, siapa yang peduli" ucap Carly ketus sambil melipat kedua tangannya didada. Aku tahu ia pasti marah karena aku menggangu momen intimnya dengan Alex.
"Hey! Mengapa jadi canggung seperti ini? Ayo duduklah! Justin sedang kusuruh untuk membawakan kita beberapa botol bir." Seru Kylie.
Sedetik kemudian, seseorang datang ke arah kami yang megalihkan perhatian semua orang termasuk Alex sendiri. Ia seorang pria berwajah tampan magsudku pria itu benar-tampan, sama tampannya dengan alex! astaga. Pria tampan itu memiliki tubuh indah bak dewa yunani, saat kuperhatikan si pria tampan ini memiliki tato di sekitar lengannya. Rahang Alex langsung menegang ketika pria itu berdiri di sampingnya dan menyapa kami.
"Lagi-lagi kalian mengadakan pesta tanpa mengundangku?" tutur pria itu. Tak lama kemudian ia melayangkan pandangannya ke arahku dan melihat penampilanku dari atas hingga bawah.
"Kau memang tak pernah di undang kemari"
"Whoa, kurasa Alex tidak suka kedatanganku"
"Nick, sebaliknya kau pergi dari sini" Timpal Jack.
Oh, jadi namanya Nick? Nama yang indah, sama seperti orangnya.
"Fuck off! Bung" ujar Nick. Dan aku sendiri semakin tak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan. Yang pasti suasananya semakin menegang.
"Kau harus pergi dari sini" ucap Alex tiba-tiba. Awalnya aku kira ia berkata seperti itu pada Nick, tapi melihat kemana arah Alex memandang, aku pun sadar bahwa ucapanya ditunjukan padaku.
"Apa?"
"Kau harus pergi Nora" Alex berjalan ke arahku, dan menarik lenganku dari sofa. Dengan mudahnya, Alex menggusurku pergi secara paksa.
"Usir yang jauh sayang, wanita Jalang kampungan itu" ujar Carly kasar, ia terkekeh merendahkanku, begitu kami. berjalan melewatinya.
• • •
Picture RommeStridj AS CarlyPreslo.Don't Forget Please Vote,Comment And Share!
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTHING
Romance(18+) jangan ambil dia kumohon jangan. Sekujur tubuhku gemetar tak terkendali, kepalaku menerawang jauh seperti pertama kali aku bertemu dengan Alex Styles. Sikapnya yang keras, angkuh, dan arogan. Namun aku mendapati diriku terjebak dengannya-denga...