Untuk sekian detiknya Jihyo hanya bisa mematung dengan kedua matanya yang masih melebar besar.
"Jungkook!"
Jihyo berseru terkejut ketika pria bersurai cokelat itu ambruk di depannya. Belum lagi sekarang ia berusaha menahan keseimbangan tubuhnya menahan tubuh Jungkook ini.
"Hei! Apa yang terjadi!"
Percuma Jihyo berteriak, pria itu tak akan menjawabnya. Karena Jihyo sudah berhasil mencium bau alkohol menusuk hidungnya.
Jihyo medengus kesal karena keadaan Jungkook ini. Ia benci orang pemabuk. Baru saja ia ingin membantu Jungkook kembali berdiri tegak dan berniat mengusirnya, tiba-tiba terdengar suara isakan menghentikannya. Kepalanya spontan menunduk menatap wajah pria itu yang sekarang sedang di bawah memeluknya.
Mata Jihyo hampir saja keluar melihat air mata itu berhasil lolos dari kedua mata Jungkook. Ini membuatnya terkejut bukan main. Pertama kalinya ia melihat seorang Jeon Jungkook menangis, dan lagi di hadapannya. Biasanya pria itu selalu mengeluarkan tatapan tajam membuat semua orang melihat merinding. Tapi kini, ia telah melihat cairan bening itu berhasil keluar.
Jihyo tidak sanggup lagi menahan beban berat pria itu. Akhirnya setelah ia mengumpulkan seluruh kekuatannya ia menarik Jungkook duduk di sofa itu. Mengunci pintunya sebentar lalu kembali duduk di sebelah pria itu yang sudah menunduk.
"Jungkook?"
Tangan halus di bahu pria itu itu berhasil mengangkat kepalanya. Menatap manik mata Jihyo dalam. Ntah kenapa tiba-tiba Jihyo merasa tersentuh melihat air mata itu. Tangannya spontan mengusap air mata itu pelan.
"Ada apa?" suara halus itu mengalun indah di telinga Jungkook, tepat seperti saat ia berada di club tadi.
Jungkook tidak menjawab, ia hanya menarik tubuh Jihyo dan memeluk tubuh mungil itu. Menyembunyikan wajahnya di dada itu. Melingkarkan kedua tangannya di pinggang Jihyo.
Walau masih bingung, Jihyo hanya bisa membiarkannya. Tangannya reflek mengelus pelan kepala Jungkook. Mencoba menenangkan pria itu. Ia menebak Jungkook sedang memiliki masalah. Sehingga pria itu pergi ke club dan mabuk-mabukan. Tapi pikirannya bertanya, kenapa Jungkook memilih datang ke rumahnya? Kenapa tidak langsung pulang saja? Atau ke rumah Jimin dan Taehyung. Atau Kim Yerim? Ah tidak. Jangan sampai, jauh-jauh.
Untuk sesaat mereka hanya diam. Jihyo hanya diam membiarkan Jungkook masih dengan posisi mereka.
Sampai kepala Jungkook pelahan mendongak menatapnya. Tangan Jihyo spontan berhenti mengelus dan memilih bertengger di kepala itu."Apa kau memiliki masalah?"
Jihyo kembali bertanya. Jungkook hanya menggeleng pelan dan kembali membenamkan wajahnya. Tangannya semakin menaik pinggang Jihyo merapat padanya.
Jihyo menghela nafas pelan. Sekarang dirinya benar-benar seperti menghadapi anak kecil yang sedang merengek. Wajah penuh linangan air mata itu dan sikap manja padanya, membuatnya menjadi tersenyum kecil. Karena ia lebih menyukai sifat Jungkook sesungguhnya. Ia harap pria itu tak mendengar detak jantungnya yang perlahan mulai berdegup cepat.
Tangan Jihyo perlahan membalas pelukan itu, melingkar di bahu lebar itu. Meletakkan dagunya di atas kepala Jungkook. Sebentar Jihyo tertawa dalam hati, sekilas mereka seperti pasangan yang terbalik. Seharusnya dirinya yang melakukan posisi seperti Jungkook ini dan Jungkook di posisinya, tapi ini terbalik. Walau begitu ia tetap merasakan kenyamanan.
***
Minggu pagi ini, matahari sudah menaik tinggi. Jungkook bergumam pelan. Merasakan kesilauan matahari yang begitu menyilaukan untuk matanya dari jendela kamar itu. Matanya menyipit dan terbuka perlahan. Sebentar ia mengedarkan pandangannya sampai berhenti pada tubuh seorang wanita yang tidur membelakanginya di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love (17+) ✔
FanfictionNC17+ *** Katakanlah Jungkook berbohong bahwa dia tak jatuh dalam pesona Jihyo. Jungkook takut mengakuinya karena Jihyo akan meninggalkannya juga seperti orang yang selalu di sisinya. Tapi, Jihyo sudah berjanji tak akan meninggalkan Jungkook. Kenyat...