[15] Practice

3.5K 263 128
                                    

Dahyun berusaha menutup mulutnya. Kedua bahunya bergerak naik turun cepat. Tak lama suara tawanya meledak. Setelah melihat Eunbi yang sedang berdiri di atas panggung itu sambil menggarut kepalanya. Di sampingnya, Jihyo ikut terkikik di sebelah Dahyun. Kedua gadis itu sebentar saling melirik kemudian kembali menatap kearah panggung sana.

Eunbi sudah menatap kedua temannya itu dengan jengkel, karena menertawainya. Sekali lagi ia melihat kertas yang ada di tangannya ini. Memang ya kata orang benar, penyesalan itu selalu datang terlambat. Sekarang ia sangat menyesal telah menginginkan peran Snow White, terbukti ia tidak bisa beracting baik.

"Hwang Eunbi, bagaimana kau sudah mengerti sekarang?"

Ssaem Jung yang memang bertugas melatih anak didik untuk pentas drama snow white and the seven dwarfs berdiri berkacak pinggang di depan Eunbi itu. Terlihat ia juga ikut frustasi. Eunbi merengut lalu menggeleng.

"Berikan aku satu jam ssaem. Aku akan segera mengerti, percayalah" Eunbi menatap ssaem itu memohon.

"Astaga anak ini. Baiklah, awas saja jika kau tidak mengerti juga. Peranmu akan ku ganti" Ssaem itu pergi begitu saja setelah ia mengatakan kata pedas itu.

Eunbi cemburut. Ia pun berjalan menuruni panggung itu, kemudian mendekati Dahyun dan Jihyo yang sedari tadi menjadi penonton baik.

"Ini menyebalkan sekali. Ku pikir peran snow white itu mudah, hah! ternyata tidak" dumel Eunbi setelah ia mendaratkan bokongnya di kursi depan kedua gadis itu.

"Ini akan mudah, jika kau menghayati perannya" ujar Jihyo.

Eunbi menggeleng lemas. Sudah hampir beberapa jam juga, ia mencoba menjadikan dirinya snow white, tapi selalu gagal.

"Siapa menjadi pangerannya? Aku penasaran" sahut Dahyun.

Eunbi hanya menggedikkan bahunya. Terlihat ia tidak peduli, siapapun menjadi pangeran itu. Sekarang ia hanya mencoba fokus membaca naskah drama itu.

Ketiga gadis itu akhirnya kembali pada aktivitas mereka. Eunbi yang memilih dengan naskahnya sedangkan Dahyun dan Jihyo memilih berbicara ntah mengenai hal apapun.

Sampai aula besar yang sedang mereka tempat ini, mulai riuh dan ramai. Kepala ketiga gadis itu serentak mencari arah keributan itu. Tepat saat itu anak tarian mulai bermasukan ke aula ini. Mereka terkagum melihat wajah-wajah serta tubuh yang terpilih menjadi tarian itu.

"Benar ku bilang, ssaem akan memilih wajah yang cantik atau tampan." Ujar Dahyun masih fokus memeperhatikan anak tarian.

Mereka asik fokus memperhatikan wajah-wajah anak tarian itu, sampai mata Dahyun terhenti pada sepupunya yang ikut bergabung. Lantas ia berdecih.

"Kenapa Taehyung ikut? Tidakkah sadar dia, tubuhnya itu kaku" ujar Dahyun lagi.

Seakan tak mendengar ucapan Dahyun itu, Eunbi melirik Jihyo sebentar setelah melihat Jungkook ikut masuk dengan Kim Yerim yang selalu suka bergelayut dengan pria itu. Jihyo terlihat sudah melihat kedua orang itu, buktinya Jihyo sekarang malah segera memalingkan wajahnya dan berpura-pura tak peduli. Padahal Eunbi tahu Jihyo kini mencoba menahan kecemburuannya.

"Hah, aku tidak peduli" ujar Eunbi memalingkan wajahnya.

***
"Woah, itu bagus Jihyo"

Jihyo mengangkat kepalanya setelah mendengar kata pujian itu. Wonwoo berjongkok di depan wanita itu yang sedang duduk di lantai. Jihyo kembali melihat lukisannya di kain kanvas itu. Lalu tertawa kecil, dia kembali menatap Wonwoo.

"Oppa salah lihat ya? Aku hanya di suruh menggambar rumput untuk properti ini, ini mudah sekali" ujarnya seraya tertawa kecil.

Wonwoo tersenyum memandangi wajah Jihyo. Untuk sesaat kedua orang itu beradu pandang, sampai Jihyo mengedipkan matanya dan memalingkan wajahnya. Terdengar desahan kecewa dari Wonwoo, tapi Jihyo berpura-pura tidak tahu.

Fake Love (17+) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang