Demi Surga diRumah, Surga Dunia Mengikuti

95 2 0
                                    

  Seorang Ustadz muda(pendakwah agama) telah lama mendambakan memiliki sebuah handphone(HP). Setelah teman"nya memiliki, bahkan HP menjadi hak milik biasa di tempat ia tinggal, ditambah dorongan kebutuhan alat komunikasi itu, ia pun mengumpulkan uang dari gajinya mengajar di sebuah Pesantren. Dengan kesungguhannya berhemat dan menabung ia pun dapat membeli sebuah HP baru seharga Rp 1.000.000.

  Alangkah bahagianya ia dengan kehadiran HP dalam hidupnya kini. Kemana" ia bawa HP itu dengan senangnya. Kadang ia berlagak seperti ada yang menelponya,"Hallo, iya, gimana kabarnya? Baik aja, kan?" Padahal ia hanya berbicara sendiri, tidak ada orang yang menghubungi atau dihubunginya. Alarm HP pun dihidupkan menghantar setiap aktivitasnya. Jadilah rumahnya ramai dengan kehadiran benda spesialnya itu(HP).
 
  Dalam keriuhan itu, ibunya memanggilnya,"Nak Ahmad, kemari Nak, Umi ingin bicara." Dengan lembut suara ringan penuh kasih itu meminta kedatangannya.

  Sekejap Ustadz muda ini memenuhi panggilan ibunya,"Labaik, Umi. Siap, Umi. Ahmad datang." Dengan sigap ia menghampiri sang Umi tercinta.
"Bagaimana Umi, ada yang bisa Ahmad lakukan untuk Umi." Dengan penuh rasa hormat sembari menatap penuh cinta wajah Uminya.
   "Begini Nak, Umi lagi butuh uang. Adikmu kan Alhamdulillah baru diterima masuk SMA, dan besok harus bayar biaya masuk; uang bangunan, untuk SPP pertama, dan uang orientasi murid baru gitu. Nah, setelah Umi hitung, uang Umi kurang Nak. Kurang Rp750.000. Kalau Ahmad ada uang, boleh tolong bantu Umi ya Nak," jelas Umi Ahmad dengan lembut dan keibuan.

  Ustadz ini termenung sesaat mendengarkan Umi tercintanya bercerita. Ia ingat ada adiknya yang beranjak melanjutkan pendidikan di bangku SMA. Selanjutnya,"Siap Umi, dengan izin Allah Swt, ada uangnya Umi. Ini kan kewajiban Ahmad juga Umi," jawabnya penuh santun dan mantap.
   "Benar...Ahmad ada uangnya?" Tanya Umi kembali, berharap kepastian.
   "Ada Umi. Umi butuhnya kapan, biar Ahmad siapkan." Jawab Ahmad.

   "Besok Nak, ya sekitar jam 11 pagi ya, kalau bisa."

  "Siap Umi, sebelum jam 11 besok, In syaa Allah uang itu sudah ada di tangan Umi."
 
  Pikiran Ustadz muda ini pun membahana, memikirkan dari mana uang itu? "Gajiku tidak seberapa, yang sedikit demi sedikit alu kumpulkan sudah aku belikan sebuah handphone kemarin. Hmmm, sepertinya tidak ada jalan lain, HP ini biarlah dilepas. Bismillah, karena Allah aku jual untuk Umi dan Adikku. Ya Allah, saksikan hamba ridha demi surga hamba, ya Allah."

  Keesokan harinya, da'i muda ini sudah beranjak dari rumah ketika jarum jam menunjukkan pukul 9 lewat. Ia segera menuju tempat penjualan handphone di pusat kota. "Alhamdulillah sudah ada yang buka," gumamnya begitu sampai di kawasan pertokoan jual beli HP.

Ada Surga Di Rumahmu:) by Ust.Al HabsyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang