Enam

4.3K 790 60
                                    

Pdf order di wa +62 822-1377-8824

Ebook di playstore buku https://play.google.com/store/books/details?id=6ql9DwAAQBAJ

***


Setelah kejadian memalukan itu Trisha banyak mengurung diri di dalam kamar, enggan keluar apa lagi bertatap muka pada Tao yang sudah berani melecehkan nya tapi untunglah Tao tidak memerintahkan nya lagi mengatar teh ke kamar pria itu jadi Trisha bisa menjaga jarak.

Tirsha hanya duduk bergeming tanpa banyak melakukan aktivitas seketika ia terkejut terdengar pintu terbuka lebar.

"Gadis buta kau di panggil tuan Tao ke kamarnya." Suara berat pria memerintahnya.

Trisha tetap dalam posisinya, ia bingung apakah ia harus memenuhi perintah tuan Tao, untuk apa tuan Tao memanggilnya, atau ada sesuatu yang teramat penting kah untuk di sampaikan pada Trisha.

"Kau ini tuli! Ternyata tidak hanya buta tapi telinga mu juga bermasalah." Bentak pria itu melangkah menarik Trisha berdiri serta mendorongnya hingga tersungkur ke lantai.

"Cepat sana! Apa kau ini mau mati hah!"

Trisha mengangguk cepat, ia meringis berdiri melangkah mengambil tongkatnya yang di letakkannya di samping tempat tidur.

Tertatih Trisha melangkah ke kamar tuan Tao, hanya jaraknya beberapa langkah dari kamarnya.

Meski Trisha enggan menemui tuan Tao tapi ia tidak ada pilihan, kelemahannya menjadi kendala untuk nya, ia seorang wanita penakut dalam segala hal.

Kadang Trisha sedikit iri pada sosok nona Hea yang pernah di kenalnya, banyak hal yang ia pelajari dari Hea mempunyai jiwa pemberani dan mandiri. Sangat jauh dengan nya yang banyak mempunyai keterbatasan di antaranya matanya yang tidak bisa melihat.

Pintu perlahan di ketuk Trisha, tidak ada sahutan sampai Trisha sedikit menguatkan ketukannya, sampailah pintu terdengar di buka. Mengejutkan Trisha tubuhnya di tarik paksa ke dalam dan di sudutkan ke daun pintu membuat nyeri tulang belakangnya yang terbentur keras.

"Tuan Tao!" Lirih Tirsha meneguk salivanya, di depannya Tao menghimpit nya kuat dengan nafas menyapu hangat wajah Trisha.

"Katakan sejauh apa kalian!" Geram nya mempererat cengkraman di kedua lengan Trisha."

"Apa yang tuan Tao maksud, aku tidak bisa memahaminya." Sahut Trisha.

"Persetan dengan nama itu, jangan sebut nama dia di hadapan ku, karena aku bukan lah dia." Geram Zion menangkup pipi Trisha kasar dengan satu tangannya.

"Tu...an Zion?" Kata Tisha tersendat.

"Rupanya kau masih mengingat namamu, tapi sayang kau melupakan ku setelah bersamanya, jadi perlakuan baik ku selama ini tidak pernah kau anggap."Zion buta karena amarah, entah kenapa ia bisa sangat emosi saat ia tau Tao dan Tirsha terlibat sesuatu yang intens.

Trisha bingung harus menjawab apa, ia masih tidak memahami watak dan sifat ganjil pria di hadapannya ini.

Akkhhh!

Trisha meringis saat Zion mencekik lehernya, dan lebih gilanya Zion melumat bibirnya tidak membiarkan ruang udara untuk Trisha hirup.

Tubuh Trisha mati rasa, ia sama sekali tidak membalas ciuman kasar Zion hingga bibirnya lecet mengeluarkan darah segar baru lah Zion menghentikannya, melepaskan cekikkannya, tubuh mungil Trisha merosot, gadis itu menangis tanpa suara.

"Aku ingin mengambil bayaran ku atas kebaikan ku padamu!" Kata Zion tidak mengalihkan tatapan tajam nya pada Trisha.

Trisha mencengkram bajunya sendiri, bayaran seperti apa yang di ingin kan tuan Zion tapi firasatnya menangkap sesuatu kebusukan dari niat Zion.

Mr. Psychopath ( Tanto Shirasaya) Series Mafia #4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang