I

617 44 0
                                    


HAAAAAPPPP..........


*
*
*

"Aku menyukaimu...!!" Ucap seorang pemuda bermanik kelam itu, sambil menengadahkan wajahnya yang sebelumnya tertunduk, ia menatap seorang gadis lawan bicaranya yang masih diam mematung.

Gadis bersurai merah muda itu masih diam terpaku dengan wajah cantiknya yang merona.

Gadis itu mengerjapkan matanya berkali kali saat suara baritone khas milik sang pemuda menyapa pendengarannya.

"Sakura?" Suara pemuda itu terdengar kembali, dan memberikan kesadaran penuh pada gadis bersurai merah muda itu.

"Eh iya sasuke." ucap gadis itu dengan suara parau seperti sesuatu tertahan di tenggorokannya.

"Bagaimana? Apa menurutmu hinata akan menerimanya?" Tanya pemuda itu sedikit kurang yakin.

Kepala merah muda itu menunduk sambil mengerjap-ngerjapkan matanya lagi, bukan untuk memulihkan keterpakuannya, tapi lebih untuk menahan sesuatu di matanya agar tak jatuh. Ia mendongak memandang sahabatnya itu, kemudian tersenyum manis dan mengangguk semangat.

"Ya pasti, aku yakin dia menerimamu sasuke." ucapnya sambil tersenyum hingga matanya menyipit menyembunyikan manik emeraldnya yang mulai berembun.

*
*

Di dalam kamar bernuansa merah muda itu tampak seorang gadis berambut terang duduk terpaku di atas tempat tidur menghadap sebuah laptop yang sewarna dengan warna rambutnya, merah muda.
Sakura masih menatap layar laptop dengan pandangan yang sulit di artikan, kacamata berframe hitam itu menghiasi mata emeraldnya, ia masih enggan untuk mengalihkan pandanganya dari benda elektronik kesayangannya itu.

Ia menarik nafas berat, kemudian membuangnya dengan kasar, ia membuka kaca matanya tatkala air matanya tiba tiba menetes, Namun itu tak bertahan lama, tangannya dengan kasar mengusap kembali bekas air mata tadi.

Sakura mengubah posisinya menjadi tidur tengkurap dengan masih menghadap layar laptopnya. Dan tak lama berselang kilau emerald itu tampak bersembunyi dan disusul dengan suara dengkuran halus dari sang gadis.

Layar laptop itu masih menyala dengan menampilkan sebuah gambar seorang pemuda bersurai raven dengan senyum iritnya, sahabat yang diam-diam di sukainya, sasuke uchiha.

*
*
*

terdengar langkah kaki cukup cepat, ia setengah berlari melewati koridor sebuah perkuliahan terelit di konoha.
Rambut merah mudanya bergerak mengikuti langkahnya.
Sakura baru saja menyelesaikan kelasnya saat ponselnya bergetar, menerima sebuah pesan masuk.

"ku tunggu di caffe biasa"

Sebuah pesan dari sasuke tanpa sadar membuat gadis bersurai merah muda itu tersenyum senang. Sakura bergegas menuju tempat yang telah di janjikan tanpa harus membalas pesan sasuke terlebih dulu, karena ia tahu sahabatnya itu tak butuh jawaban. Ia juga tak harus bertanya lagi, mengenai tempat biasanya yang sering ia kunjungi bersama sasuke pastilah coffe house, caffe milik sahabat sekaligus teman kuliah mereka, Hyuga neji.

Senyuman tak luput dari wajah ayu sakura, bayangan akan bertemu seseorang yang kita sukai memang luar biasa. Akan ada ekspetasi tersendiri yang diam diam selalu sakura bayangkan.
*
*
*
*
*

Lonceng kecil di atas pintu caffe itu berbunyi ketika sakura memasuki caffe house milik neji. matanya berkeliling mencari keberadaan sasuke. Pria itu akan sangat mudah di temukan dimanapun ia berada, tak terkecuali di tempat ramai sekalipun. Ia seperti magnet di tengah para pengunjung. Seperti saat ini netra emerald sakura menemukan pria itu di bagian pojok cafe dengan segelas kopi hitam seperti biasa, dan itu pastilah tanpa gula. hanya menambahkan madu satu sendok kecil, sasuke selalu berkata ia hanya memastikan kopinya tak akan kehilangan rasanya, karena sedikit madu bisa membantunya menyamankan lidahnya, sakura kembali tersenyum kala mengingat perkataan laki-laki itu, Hal kecil yang bahkan sakura selalu hafal.

"Tampan seperti biasa"

"Pusat perhatian seperti biasa"

Sakura mengerjapkan matanya sesaat untuk menghilangkan lamunannya tentang sahabatnya itu.

Ia berjalan mendekati meja dimana sasuke berada. Ia bisa melihat sepertinya suasana hati sasuke sedang tidak baik. Ini bukan pertama kalinya ia berhadapan dengan sasuke dalam situasi canggung seperti ini. Ia berfikir tak biasanya sahabatnya seperti ini, laki-laki itu bahkan tak menyadari kehadiran sakura yang sudah berdiri di dekatnya sekitar 3 menit yang lalu. Sakura memberanikan diri untuk menepuk bahu sasuke dengan senyum canggungnya. Dan sasuke hanya menatapnya datar sambil memintanya untuk duduk. Ia bisa melihat secangkir kopi di meja tampak belum tersentuh dan sakura yakin tak ada kepulan uap panas di sekitar cangkir itu.

"Apa kau sudah lama menunggu, sasuke?" Tanya sakura lirih. Ia tak biasa dengan situasi hening seperti ini, meskipun ia tau sasuke memang seperti ini, dingin dan tak suka bicara banyak. Oleh sebab itu dalan hubungan persahabatanya, ia akan selalu memulai perbincangan lebih dulu, meskipun lawan bicaranya hanya menanggapinya sekedar bergumam bosan. Tapi situasi sekarang sedikit berbeda, sasuke tampak kacau, sakura bisa melihat itu dengan jelas. Dan ia tak suka ini.

"Kau baik baik saja?" Tanya sakura lagi ia tampak sedikit cemas sekarang. Laki laki di depannya ini masih tampak diam, mata hitamnya masih setia memandangi cangkir kopinya, yang sakura yakin pastilah sudah dingin, bahkan mungkin sebelum sakura tiba di caffe ini. 

"Dia sudah punya kekasih." ucap sasuke pelan tanpa mengalihkan pandangannya. Sakura tau itu sebuah pernyataan, dan ia tau benar siapa yang sasuke maksud dengan dia.

"Aku tak kan meminta pendapatmu lagi." ucap sasuke datar, tapi kali ini ia mengalihkan pandangannya pada sakura. Sakura bisa melihat manik hitam itu menatapnya dengan- ia sulit mengartikan - kecewa mungkin.

"Maaf aku tak tahu tentang ini." ucap sakura lirih, ia bahkan ragu sasuke mendengarnya. Ada perasaan senang sasuke tak akan bersama hinata, tapi melihatnya tampak kacau seperti ini, ia juga tak menginginkannya. Selama mengenalnya sampai sedekat ini, sakura tak pernah sekalipun mendengar sasuke menyukai seseorang. Dan itu membuatnya sedikit berharap. Mungkin ini terdengar egois, tapi tak bisa di katakan egois juga bahkan selama ini ia tak melakukan apapun untuk membuat sasuke tahu perasaannya. Dan sakura tak ingin sasuke tahu, atau perasaan konyol ini akan merusak persahabatannya.

Sakura meraih tangan sasuke di atas meja itu, lalu menggengamnya. Mencoba membantu memperbaiki suasana hati sahabatnya itu.

Sasuke sedikit terhenyak menyadari sakura menggenggam tangannya yang masih tertumpu di atas meja, ia bisa merasakan gadis di sampingnya ini mencoba memberikan rasa empatinya pada sasuke. Sasuke tak bergeming dan masih membiarkan tangannya di genggaman sakura. Laki-laki itu hanya sebentar menatap manik emerald milik sahabatnya yang tampak berkaca-kaca, dan kemudian memalingkan wajahnya pada objek lain yang tak sengaja tertangkap oleh onixnya.

Seorang gadis bersurai hitam tampak memasuki pintu cafe, gadis itu tampak kesulitan karena membawa banyak kantong belanjaan di kedua tangannya. Mata peraknya menatap dua orang berbeda gender di depannya lalu tersenyum ramah.

Sasuke yang menyadari tatapan mata gadis itu tertuju padanya dan sakura membalas tersenyum sebisanya, sasuke yang masih merasakan genggaman tangan sakura, dengan reflek ia menarik tanganya menjauh, sasuke langsung berdiri menghampiri dimana gadis cantik yang baru datang itu masih berdiri di depan pintu cafe.

*
*
*

Tbc

Maaf hanya pengen ngetik. 😁
Begini memang kalau lagi suntuk..  tak ada unsur apapun hanya lagi menghayal tinggi 😂😂

ALWAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang