*
*
*
*
Dua pemuda berbeda warna rambut itu masih mempertahankan wajah datar mereka. Keduanya masih sama sama enggan untuk mengeluarkan satu kalimatpun. Namun salah satu diantaranya tampak memasang wajah yang tak bersahabat. Mereka tengah berada di rooftop kampus sekarang ini, kelas sudah berakhir sekitar 20 menit yang lalu. Pemuda bersurai coklat itu memperhatikan sahabatnya sambil mendengus pelan. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling mereka sambil menunggu pemuda raven di depannya itu untuk bicara.
"Apa maksudmu dengan membohongiku?" Sasuke benar benar angkat bicara setelahnya, tatapannya masih fokus pada pemuda bersurai coklat tersebut.
Neji hanya memasang wajah datarnya. Namun ia tak mengeluarkan suaranya untuk menjawab pertanyaan sasuke.
"Hinata..... " sasuke menjeda kalimatnya sebentar, "dia tidak mempunyai kekasih." Lanjutnya dengan wajah tanpa ekspresi.
"Aku tau."
"Lalu apa tujuanmu?" Sasuke geram dengan jawaban neji yang terkesan tak perduli. Sasuke mempersempit jarak di antara mereka.
Neji tak langsung menjawab, laki laki itu lebih memilih menepuk bahu sahabatnya itu. Sasuke sedikit terhenyak dengan perlakuan neji, namun ia tetap mempertahankan raut datar di wajahnya.
"Hanya ingin menjaga sebuah hati." Neji terkekeh pelan.
"Kau meragukanku untuk menjaga hinata." Sasuke menepis tangan neji di bahunya. Ia mulai sedikit emosi, sasuke tak habis fikir sahabatnya itu sulit mempercayainya.
Bukan, tapi hati yang lain.
"Terserah denganmu."
Neji melenggang pergi begitu saja meninggalkan sasuke yang masih terdiam di tempatnya.
__________________________________________
Gadis merah muda itu tampak celingukkan mencari seseorang yang biasanya sudah menunggunya di perpustakaan kampus. Sakura sudah sering kali mengatakan pada sasuke untuk menunggu di tempat lain, di kantin misalnya, setidaknya ia bisa memesan minuman atau makanan agar tak terlalu bosan jika dosen betah berlama lama mengisi kelasnya.
Sakura tengah berada di perpustakan saat ini, namun netra emeraldnya tak menemukan laki laki itu sana. ia memilih mengistirahatkan badannya di kursi bagian depan tepat di samping pintu masuk dan bersebelahan dengan meja penjaga perpustakaan. Ia sengaja memilih kursi di bagian depan agar sasuke tak sulit menemukannya. Seharusnya laki laki itu sudah selesai dengan kelasnya. Sakura bahkan tau jadwal sasuke keseluruhannya.
Sakura mencoba menghubungi nomer sasuke, namun tak ada jawaban dari laki laki itu meskipun ponselnya terdengar nada aktif. Ia melirik jam dinding di ruangan itu. Menunjukkan pukul 2 siang."Kau belum pulang?"
Laki laki bermata perak itu menegurnya. Sakura sedikit mendongak untuk melihat jelas neji tampak berdiri di depannya. Sakura hanya mengangguk dengan pelan, wajahnya menunjukkan jika gadis merah muda itu sedang butuh istirahat."Kau menunggu sasuke?" Neji bertanya lagi, dan lagi lagi hanya di balas anggukan oleh sakura. Laki laki itu mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras, namun itu tak sampai terlihat oleh sakura, karena gadis itu kini tengah sibuk menunduk memperhatikan buku yang ia pinjam dari perpustakaan.
"Dia sudah pulang."
Praktis sakura mendongak menatap intens manik perak itu. Neji hanya diam tak mengatakan apapun, matanya berkilat seolah membenarkan perkataannya yang sebenarnya ingin sakura tanyakan lagi. Benarkah? Dia meninggalkanku?
Sakura nampak tersenyum kepada neji, sebelum ia beranjak dari perpustakaan itu.
"Biar aku mengantarmu."
Sakura berbalik dan menatap salah satu sahabatnya itu dengan senyuman menghiasi wajahnya.
"Tak perlu neji, kau membuatku terus merepotkanmu." Gadis itu mengerucutkan bibirnya pura pura merajuk. Sakura tak ingin jika harus merepotkan laki laki itu. Sakura khawatir itu akan menjadi kebiasaan dan membuatnya terlihat manja.
____________________________________________
Sakura menaiki bus dari halte di depan kampusnya. Bus cukup lenggang di jam segini, setidaknya ia tak harus berdiri karena tak kebagian kursi. Sakura cukup lelah hari ini, ia menyenderkan punggungnya tepat di sandaran kursi bus. Ia duduk di bangku paling belakang yang kosong, mungkin sekitar 6 orang termasuk dirinya yang menaiki bus itu. Bus berhenti di halte pertama, dua orang turun dan setelah itu sekitar lima orang masuk dan bus kembali berjalan. Sakura turun di halte ke tiga. Dari halte itu sakura masih harus berjalan sekitar 10 menit ke arah rumahnya.
Sebelum ia membuka pagar rumah, matanya bergulir ke samping kiri rumahnya. sakura bisa melihat BMW berwarna hitam terparkir rapi di garasi rumah besar tepat di samping rumahnya. Sakura menarik nafas lega, setidaknya ia yakin sasuke sudah berada di rumahnya, dan baik baik saja. Sakura membuka pintu pagar dan melangkah menuju pintu utama. Sakura belum sampai masuk ke rumah saat gadis itu mendengar seseorang bercakap cakap di samping rumahnya, tepatnya, di rumah sasuke. Ia bisa melihat dua orang berbeda gender tersebut nampaknya tengah keluar dari rumah itu dan bersiap akan memasuki mobil. Sakura masih terdiam di tempatnya saat ini. Netranya tak lepas dari dua orang yang tengah tertawa bersama disana. Sampai saat onyx laki laki yang tengah ia perhatikan itu mengarah kepadanya. Sakura buru buru memalingkan wajahnya lalu berjalan cepat untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Sakura... kenapa baru pulang?" Wanita paruh baya itu mendekati putrinya yang masih berada di ambang pintu yang tertutup itu.
Sakura sedikit terkejut mendapati sang ibu yang sudah berada di depannya.
"Aku mampir ke toko buku dulu." Sakura berbohong."Aku ke kamarku dulu kasaan." Sakura mencium pipi wanita paruh baya itu dan kemudian berlalu menaiki tangga menuju ke lantai dua tempat kamarnya berada.
Wanita bersurai pirang itu hanya menggeleng pelan saat mendengar pintu kamar putrinya itu di tutup dengan bantingan yang cukup keras.
Sakura menghempaskan tubuh letihnya di tempat tidur queen sizenya, air matanya mengalir begitu saja seiring suara isakan yang terdengar pelan karena teredam bantal. Ia meremas sprei tempat tidurnya, sedangkan tangan yang lainnya berada tepat di atas dadanya, sakura memukul pelan dadanya berulang ulang.
"Kenapa sesakit ini... bodoh."
Suara dreringan ponsel tak jauh dari tempatnya berbaring mengusiknya. Ia meraih ponsel itu dan melihat id si pemanggil.
Sasuke
Sakura terburu-buru bangun dari posisi tidurnya saat ia melihat siapa yang menghubunginya. Ia mengambil nafas sebanyak mungkin untuk menormalkan suaranya.
"Sakura..."
Suara di seberang sana sedikit membuat sakura gugup.
"Ya, ada apa?"
"Kau pulang bersama siapa?"
Sakura sedikit menarik bibirnya sedikit, hatinya sedikit menghangat mendengar pertanyaan sasuke. Laki laki itu masih perduli dengannya.
"Aku bersama neji, sasuke." Sakura berbohong, lagi.
"Baguslah, mungkin untuk besok dan lain waktu kau bisa pulang bersama neji, aku akan menjemput hinata."
Senyumnya perlahan pudar, sesuatu seperti meremas bagian dadanya. Air matanya kembali mengalir.
"Ya........ aku butuh tidur sasuke, sepertinya aku mendadak flu."
"Aku baru akan bertanya, suaramu serak, baiklah, istirahatlah."
_________________
______Ponselnya entah kemana saat sang pemilik melemparnya ke tempat tidur begitu saja, bersamaan dengan tubuhnya yang ikut terhempas seiring dengan tumpahnya air asin yang memenuhi pelupuk matanya.
*
*
*Tbc.
Lagi happy.. bawaannya pengen ngetik mulu... 😂😂 terimakasih buat yang mau mampir untuk membaca 🙏🙏
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS
FanfictionSASUSAKU----- ❤❤❤ Ketika sebuah hubungan yang tanpa ikatan mengarapkan sesuatu yang berbeda..... Semisal ketika persahabatan memunculkan suatu rasa yang tanpa disadarinya.. namun dirinya juga yang harus menghentikannya....