Part 11

10 0 0
                                    

Yoora masuk ke dalam kamarnya dalam keadaan sembab, sedari tadi tak henti- hentinya ia menangis. Yoora ingat saat Jungkook terkapar ditanah akibat dirinya, ia juga ingat Taehyung jatuh karna dirinya.

Gue benci hari ini, gue pengen obatin luka lo Juki, tapi gue takut. Gue kebayang sama apa yang Lisa ucap-Yoora

Yoora merogoh tasnya lalu mengambil hpnya dan segera mengetikan pesan ke Taehyung.

Yoora: gue minta maaf Tae, gara- gara gue lo jadi berantem kaya tadi. Maafin gue ya?

Lalu Yoora kembali menangis memikirkan bagaimana sakitnya Jungkook merasakan pukulan keras itu.

Dengan tekad yang kuat Yoora segera mengganti pakaiannya dan bergegas turun ke bawah.

"Mau kemana kamu Yora?" Tanya Rita saat melihat Yoora ingin membuka pintu.

"Izin keluar bentar ma, aku mau cari angin,"ucapnya bohong.

"Jangan lama- lama. Hati- hati,"

"Iya ma," balasnya.

Yoora memberhentikan taksi yang melintas tak jauh dari kompleks rumahnya.

"Mau kemana mba?"tanya supir taksi itu.

"Ke jalan merdeka satu pak, nomer 14."ucapnya.

Supir itu mengangguk dan segera melajukan taksinya.

Yoora nampak gelisah di dalam taksi, memikirkan gimana keadaan Jungkook sekarang.

Setelah sampai di depan rumah bernuansa krem itu, Yoora lalu turun dan segera membayar uang kepada supir taksi.

Yoora mengetuk pintu itu pelan, berharap Jungkook lah yang mau membukanya.

"Permisi.."

Tak lama pintu terbuka dan menampilkan sosok Jimin di dalamnya.

"Kaya kenal,"ucap Jimin memperhatikan tubuh Yoora dari atas sampai bawah.

"Gue Yoora bang, adiknya bang Jin,"ucapnya sopan.

"Oh iya gue inget, cewek yang sering Jungkook ceritain."ucapnya yang membuat Yoora sedikit kaget.

"Nyari Jungkook ya?"tanya Jimin baik.

Yoora hanya mengangguk, tak lama Jungkook dateng dan liat Yoora di depannya.

"Eh Juki, lo gapapa?"tanya Yoora basa basi.

"Ngapain lo kesini?"tanya Jungkook ketus dan dingin.

Yoora sangat kaget, Jungkook di depannya ini seakan bagai seorang iblis yang begitu angkuh.

"Gu..gue..ma..mau jenguk lo,"ucapnya gugup.

"Gak usah, gue baik- baik aja,"ucapnya datar.

"Ohh yaudah kalo gitu, gue pamit dulu. Jangan lupa di pake ya ini obat yang tadi gue beli di apotek,"ucapnya sambil menyerahkan sebungkus obat- obatan.

"Gak perlu, makasih."balasnya sambil menepis bungkusan itu pelan.

Air mata Yoora ingin sekali tumpah ruah, namun Yoora berusaha menahannya. Ia tak ingin terlihat lemah di depan orang yang di sukai.

"Sorry ya, gue pulang."ucapnya lalu bergegas meninggalkan rumah Jungkook.

Sesampainya di dalam taksi Yoora menangis sejadi- jadinya. Segitukah Jungkook membencinya, apa yang salah dari Yoora?

*di rumah
Jungkook Pov
Sesampainya di rumah, ia langsung bergegas masuk ke kamar.
Jimin yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya, anak muda biasalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bimbang-kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang