"Huhuhuhu..."
Seorang gadis sedang menangis tersedu-sedu di salah satu sudut coffee shop di kantor. Tak berapa lama seorang pria tampan muncul dan duduk di hadapan gadis tersebut.
"Hei.. hei tumben sekali kau mengajakku bertemu disini?" Tanya pria itu sebelum dia sadar gadis dihadapannya sedang menangis.
"Kau kenapa Jiyeon?" Tanya pria itu sedikit khawatir.
"Aku baru putus dari Sehun."
Pria itu cukup terkejut dengan penjelasan gadis dihadapannya.
"Kenapa? Apa dia menyakitimu? Sini biar aku mendatanginya."
"Bukan. Tapi semalam dia melamarku, Myungsoo. Tapi aku menolaknya."
"Mwo?" Myungsoo tidak habis pikir dengan alasan putus sahabatnya dengan kekasihnya.
"Bukankah kau ingin sekali menikah?"
"Iya tapi entahlah aku tidak bisa melihat masa depanku dengannya. Aku tidak bisa melihat diriku menggunakan gaun pengantin dan bersanding dengannya. Bahkan bayangan akan berkeluarga dengannya sama sekali tidak ada." Jelas Jiyeon.
"Huuuh..." Myungsoo hanya bisa menghela nafas panjang.
"Aku sudah jadi gadis jahat ya?" Wajah Jiyeon kembali sedih.
"Hm? Tidak. Yah setidaknya itu lebih bagus daripada kau menyakitinya ketika hubungan kalian sudah kearah yang lebih serius." Jiyeon mengangguk membenarkan ucapan Myungsoo.
"Ya sudahlah, masih banyak pria lain di luar sana. Kau tidak usah sedih lagi. Bagaimana kalau ku traktir?" Tawar Myungsoo.
"Benarkah?" Wajah Jiyeon langsung berubah sumringah.
"Iya. Kau akan kutraktir supaya tidak sedih lagi. Mau makan dimana?"
"Bistecca." Jawab Jiyeon sambil melirik Myungsoo.
"Huuh kau ingin membuatku bangkrut ternyata... Baiklah baiklah supaya kau tidak sedih lagi, ayo kita kesana sebelum waktu makan siang kita habis."
Mereka berdua memutuskan untuk pindah tempat sesuai rekomendasi Jiyeon.
-
-"Aku tidak habis pikir dengan orang-orang itu." Kata Myungsoo setelah makanan mereka tiba.
"Wae?" Tanya Jiyeon yang sudah menyantap steaknya.
"Mereka pikir aku berkencan dengan Jieun."
"Itu salahmu sendiri! Kau terlalu baik pada semua wanita." Kata Jiyeon.
"Wanita akhirnya jadi terbawa perasaan oleh sikapmu itu." Lanjutnya.
"Yaah itu salah mereka, kenapa mudah sekali terbawa perasaan. Buktinya kau sampai sekarang biasa saja kan denganku?"
"Uum... tentu saja. Aku tidak menyukai pria tampan sepertimu." Jiyeon menyadari ucapannya.
"Maksudku pria sok tampan." Jiyeon langsung membenarkan ucapannya.
"Jadi aku tampan? Terima kasih Park Jiyeon."
"Sudah kubilang sok tampan!"
"Kau tidak bisa menarik ucapan pertamamu Ji!"
Mereka berdua hanya tertawa dan memilih menyantap kembali makanannya sambil membahas hal lain.
Myungsoo POV
Park Jiyeon, gadis cantik, ramah, baik, pintar tapi tidak sok pintar. Kami bertemu di masa pelatihan sebagai karyawan baru. Aku langsung merasa cocok dengannya karena pemikirannya terbuka dan luas. Dia juga selalu bisa membuka pembicaraan dengan topik yang tidak monoton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason why i'm not married yet ✔️
FanfictionCeritanya bener-bener recreate dari serial akun youtube space dengan nama "Kenapa belum menikah?"