03

294 28 0
                                    

Happy reading📖

••••••••••

©Kantin, 13:41

“Astaga, bahkan aku lupa bertanya pada mereka. Lalu, aku akan membeli apa sekarang?” Gumam Varun.

“Mau beli apa, Tuan?” Tanya pedagang kantin.

“Apalah yang ada,” jawab Varun menggigit jari telunjuknya.

“Maksud tuan apa? Saya tidak mengerti. Oh, apakah anda akan memborong semua dagangan saya?” Tanya sang pedagang dengan tatapan berbinar.

“Ye ... Main sambar aja kayak petir.” Ketus Varun yang masih terlihat berfikir.

“Jika saya petir, lalu anda adalah hujannya. Semuanya tidak akan lengkap tanpa pasangan begitupun hujan dan petir,” ucap pedagang kantin dengan tatapan berbinar.

“Sepertinya kau tau tentang hubungan. Coba sekarang tebak biasanya wanita suka makanan apa?” Tanya Varun berbisik.

“Iya saya tau. Tapi biasanya suka nasi uduk” Jelas sang pedagang berbisik.

“Ouh okey bungkuskan saja!” Jawab Varun. Sang pedagang segera melakukannya. “4 bungkus!” Lanjutnya.

•••••••••••••

Varun membuka pintu ruangan Helly dengan membawakan 4 nasi bungkus. Sidd yang lapar, segera mengambilnya karena dia sangat menyukai nasi uduk. Mereka semua mulai makan. Namun tidak dengan Helly yang kesusahan untuk menyuapkan ke dalam mulutnya. Varun rela meninggalkan nasi uduknya untuk menghampiri Helly.

“Biar aku suapi” Ucap Varun mulai akan menyuapi Helly.

“Tidak, jangan perlu repot” Jawab Helly.

“Tidak merepotkan sama sekali. Sekarang aku akan membantumu menyandar di bantal” Jelas Varun mulai memgangunkan tubuh Helly dan menyandarkannya di bantal. Perlahan Varun mulai menyuapi Helly.

“Heh badak? Lahap bener,” celetuk Prerna menatap Sidd.

“Jika aku badak, maka kau adalah Ayam yang berisik saat melihat Badak mendekatinya,” jawab Sidd.

“Kau terbuat dari apa wahai umat? Kau lucu sekali!” Tanya Prerna dengan raut wajah kesal.

“Oh tidak perlu berlebihan.” Ucap Sidd mulai makan lagi. Prerna juga ikut makan lagi.

“Dasar badak!”

“Ayam negri!”

“Sidd apakah kau tidak bisa saja tidak mengganggu Prerna?” Tanya Helly. Sidd menggeleng.

“Aku Anak baik. Mana mungkin bisa mengganggu dia. Tapi, dia yang mulai duluan, Kak!” Ketus Sidd.

“Terus saja menjawab” Lirih Helly.

“Kata Sidd, kau tidak punya rumah?” Tanya Varun. Helly mengangguk.

“Hidup kami harus hilang saat semua kedua orang tua kami meninggal” Jelas Helly menundukan kepalanya.

“Di rumahku ada pekerjaan sebagai pembantu, jika kau mau boleh bekerja disana dan tinggal disana” Helly berbinar dan bahagia sehingga dia tidak sengaja memeluk Varun dengan erat. Prerna dan Sidd hanya bisa membuka mulut mereka lebar-lebar saat melihat itu semua. Varun juga kaget, matanya hendak tidak bisa berkedip.

“Kau memang baik, Tuan. Aku bersiap menjadi pembantu asal Siddku mendapatkan tempat tinggal!” Seru Helly. Varun melepaskan pelukannya. “Ops sorry” Lanjut Helly.

••••••••••

Keesokan harinya

Mereka sudah bersiap-siap akan pergi ke rumah Varun. Bahkan Helly sudah berada di dalam mobil berkat bingbingan Varun. Tinggal Sidd dan Prerna yang masih berada di dalam. Terlihat, Prerna sudah keluar dari rumah sakit dan akan menuju mobil Varun. Namun sebuah mobil melaju cepat akan menabrak tubuhnya.

“Ayamm!” Teriak Sidd yang menarik tubuh Prerna sehingga gadis itu jatuh ke pelukannya. Prerna memeluk Sidd erat sembari menangis. “Kau baik-baik saja?” Lanjut Sidd. Prerna mengangguk.

Mobil yang akan menabrak Prerna itu berhenti dan sempat menggerutu kesal. Dia bahkan memukul stir mobilnya keras.

“Kau selamat dariku, Prerna. Avneet Kaur Sonia tidak akan pernah membiarkanmu hidup tenang dan akan menwarisi harta keluarga ka Varun” Gumamnya.

Sidd memasukan Prerna ke dalam mobilnya. Helly dan Varun langsung panik saat Prerna tidak berhenti menangis.

Bersambung, salam Author gaje

They GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang