04

450 33 8
                                    

Happy reading📖

••••••••••

“Ish! Diamlah!” Ucap Sidd yang sedari tadi mendengarkan tangisan Prerna.

“Sidd bersikaplah dengan sopan,” saran Helly.

“Kaka dia terus saja menangis. Untuk apa menangis? Dia sudah aku tolong dari jalan tadi. Jika aku tidak datang seperti supermen, kau mungkin akan tertabrak.” Gerutu Sidd.

“Hah supermen katamu? Ckck! Dasar supermen badak!” Ketus Prerna menatap tajam wajah Sidd.

“Helly lihatlah mereka. Setiap menit selalu saja bertengkar” Ucap Varun. Helly hanya mengangguk sembari tersenyum.

“Sidd baru kali ini sering bertengkar setelah Ayahnya meninggal. Apa kau tahu Tuan? Sidd sering bertengkar seperti dengan Prerna di rumah bersama Ayahnya,” jelas Helly.

“Adikmu tampan dan menggemaskan” Ucap Varun. Helly dengan tatapan manisnya tersenyum.

“Haha kau dengar apa kata Tuan Varun? Dia bilang aku tampan” Sombong Sidd dengan memegang rambutnya.

“Semuanya gara-gara ka Varun! Jangan bilang begitu maka dia akan menjadi besar kepalanya!” Gerutu Prerna sebal.

“Hey nona Ayam, kepalaku tidak akan menjadi besar kau paham?” Tanya Sidd.

“Apakah kepalamu masih sakit?” Tanya Varun. Helly menggeleng.

“Tidak, Tuan” Jawab Helly menundukan kepalanya.

“Boleh aku tanya sesuatu?” Tanya Varun.

“Tanyakan saja,” jawab Helly.

“Apakah kau pernah menjalin hubungan?”

Tarrr!

Helly membeku dia tidak menjawab sama sekali. Matanya mulai berair. Dengan pelan, Helly menatap Varun dengan wajah yang mulai akan menangis.

“Tidak, dan tidak akan ada hubungan spesial di dalam hidupku,” ucap Helly.

“Kenapa mesti begitu? Kau cantik dan kau juga sangat luar biasa” Tolak Varun.

“Aku terikat oleh janji Ibuku, Tuan” Gumam Helly. Tiba-tiba Varun menghentikan mobilnya lalu menatap serius Helly.

“Apa yang Ibu katakan, kak?” Tanya Sidd ikut nimbrung.

“Kau tidak tahu, Sidd. Karena kau dulu tidak sedang bersama Ibu kau sedang bermain di luar.”

Flashback on!

“He-helly?” Panggil Veebha yang sedang terbaring lemas. Saat itu Helly sedang mengambil obat untuk Veebha.

“Ya Queenku?” Jawab Helly lalu duduk di depan Veebha.

“Aku ingin berbicara sebelum aku pergi ke rumah Allah.” Ucapan itu mampu membuat Helly tercekat sedih dan hatinya berdegup kencang. Matanya mulai berair saat menatap wajah Veebha.

“Tidak aku tidak akan membiarkan Ibu pergi secepat itu. Ayo makan obatnya biar nanti cepet sembuh” Saran Helly menyerahkan obatnya.

“Tidak simpan saja obatnya nanti aku akan makan. Tapi ....” Veebha menggenggam tangan Helly erat.

“Jika suatu saat aku tidak ada. Berjanjilah, kau harus memenuhi keinginan terakhirku. Jaga Sidd dengan baik dan penuhi cita-citanya untuk menjadi seorang aktor pemain sinetron” Ucap Veebha. Helly menggeleng.

“Bukan aku saja yang akan mewujudkan cita-cita Sidd, tapi kau juga, Bu” Jawab Helly.

“Kau tahu aku sangat menyayangi Sidd dan kau? Tolong, jangan dulu menjalin hubungan sebelum Sidd mencapai cita-citanya,” pinta Veebha. Helly mengangguk.

“Aku berjanji, ini makanlah, Bu. Aku akan mengambil air” Ucap Helly yang meninggalkan Veebha.

Flashback off!

“Kenapa Kaka merahasiakannya dariku?” Tanya Sidd dengan tatapan berkaca-kaca.

“Aku menunggu waktu yang tepat. Insya Allah aku akan memenuhi keingingan terakhir Ibuku”

“Tapi-”

“Ya, Tuan?”

“Jika ada seseorang yang sangat mencintaimu dan rela mengorbankan hidupnya demimu,  apakah kau akan menerimanya?” Tanya Varun.

“Jika orang itu sangat tulus mencintaiku. Maka, akan aku suruh dia menunggu aku mewujudkan keinginan terakhir Ibuku” Jawab Helly.

“Aku siap menunggumu, Helly” Ucap Varun keceplosan. Helly membulatkan kedua bola matanya.

“Apa?!” Pekik Helly. Varun mengemudikan mobilnya kembali dan mengalihkan pembicaraan.

••••••••••

Sesampainya di rumah Varun, semuanya turun. Helly dan Sidd ternganga saat menatap rumah besar dengan banyak satpam di dalamnya. Sebuah mobil berwarna merah berhenti dan seseorang keluar dari dalamnya.

“Kaka ini siapa?” Tanya Avneet menghampiri Varun.

Avneet adalah Saudara dari Prerna. Dia adalah Anak dari Tanu yang merupakan istri kedua dari Rajat –Ayah kandung Prerna, Varun– Ibu Prerna dan Varun meninggal dunia sejak mereka kecil.

“Dia yang akan bekerja disini” Jawab Varun.

“Yang ini?” Tunjuk Avneet ke arah Helly. Varun hanya mengangguk, tiba-tiba saja Avneet tertawa kencang.

“Haha dia dari kampung, ya? Pakaiannya jelek, kucel, kaka tidak salah memilih?” Tanya Avneet. Prerna menarik kerah pakaiannya.

“Jangan mengejek mereka. Kau tidak merasa bahwa kau juga berasal dari kampung. Kau bisa jadi begini karena Ayahku!” Tegas Prerna.

“Prerna, sudahlah. Helly, Sidd mari masuk” Ajak Varun. Helly dan Sidd akhirnya masuk ke dalam rumah Varun.

“Eh kalian sudah datang,” sapa Rajat menghampiri Prerna dan Varun.

“Ayah bukankah kau sedang membutuhkan pembantu di rumah ini? Aku ada Helly dia yang akan menjadi pembantu disini dia juga akan tinggal disini”

“Asalamu'alaikum, Tuan” Sapa Helly. Rajat hanya mengangguk.

“Kau islam? Oh iya boleh ada pekerjaan disini. Aku setuju kau bekerja disini” Ucap Rajat girang.

“Terima kasih, Tuan.”

“Dia adalah orang yang aku tidak sengaja menabraknya saat hujan, Ayah” Adu Varun.

“Hati-hati lain kali, Varun!” Saran Rajat. “Sekarang, antarkan mereka berdua ke kamar depan” Lanjut Rajat.

Saat Helly, Sidd, Varun dan Prerna akan melangkah,

“Tunggu, Anak kampung”

Bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

They GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang