BAB 3♡

27 3 0
                                    

Jakarta,13 Januari 2018.

Dear Diary.

Selamat malam dunia. Selamat malam rasa rindu. Selamat malam Mahesa.
Melalui perantara tinta dan lembaran diary,aku ingin menyampaikan seberkas rindu yang kusimpan sendiri.
Ya Mahesa. Aku masih merindukan mu.
Boleh aku bercerita Mahesa?
Kau tahu. Hari ini,adalah hari pertamaku menjadi anak SMA di SMA Pancasila.
Sebenarnya kita sudah satu sekolah saat ini. Ah,kurasa tidak,karena kau punya cita-cita yang berbeda denganku.

Hari ini aku merasa senang Mahesa,aku masuk sekolah,setelah berbulan-bulan libur dan selalu bergulat dengan rasa rinduku padamu. Untungnya hari ini sudah sekolah,setidaknya rindu ini bisa beristirahat.

Hari ini aku bertemu dengan teman baruku. Namanya Rosa. Pertemuan kami memang sangat lucu,saat aku tidak sengaja menyenggol tubuhnya. Rosa itu gadis yang,ah. Aku susah untuk menebak sikapnya. Dia sangat berbeda dengan aku.
Kami juga sekarang menjadi teman sekelas. Kau tahu,dia meminta ku untuk menjadi sahabatnya. Sejenak aku berfikir,definisi sahabat olehnya itu seperti apa. Bukannya aku tidak mau,hanya saja kami belum pernah kenal sebelumnya,dan sekarang diikat dengan nama sahabat. Semoga saja,dia memang sahabat yang baik yah. Tentu saja,tidak akan menggantikan posisimu sebagai sahabatku yang sangatt baik. Kelewat baik kali yah,wkwk.

Kau tahu,hari ini selain bertemu dengan Rosa,aku juga bertemu dengan kaka kelas yang super menyeramkan. Aku mengatainya budek tadi,habisnya aku tidak dijawab. Jangan salahkan aku lo Mahesa,yang salah itu dia,titik. Aku sudah minta maaf kepadanya,tapi dia memberi aku hukuman yang aneh. Entahlah,aku pikir dia sudah gila. Ah. Sudahlah,aku lelah harus membahasnya.

Bagaimana dengan kabar mu hari ini Mahesa? Apa kau juga punya pengalama yang menarik hari ini? Apa kau sudah bertemu dengan orang yang paling kau rindukan?
Selamat malam Mahesa. Semoga kau bahagia. Malam ini aku ingin tidur dengan nyenyak,karena rindu ini hanya beristirahat ketika sedang tidur.
Hadirlah di mimpiku Mahesa.
Aku menyangimu Mahesaku.

By: Ragina

Aku menutup buku diary kesayanganku dan sedikit tersenyum. Setidaknya,aku bisa menceritakan hari ini kepada Mahesa.

Kemudian,aku merapikan buku-buku pelajaran ku dan merapikan meja belajarku. Aku sudah mengantuk dan sangat ingin menjatuhkan tubuhku di tempat tidur.

Tiba-tiba ponselku berbunyi, pertanda ada notifikasi dari WhatsApp. Rumahku memang ada wifi,sehingga terkadang,aku sering lupa untuk mematikannya dan seperti inilah kejadiannya,di saat sudah mengantuk ponselku berbunyi. Menyebalkan.

Aku meraih benda pipih itu dan menyalakannya. Kemudian beralih kearah panel notifikasi.

+6282354768****

Save nmr gue. Bsk gue antar lo pulg lagi.
Gue gk nerima penolakan!

Mahendra.

Keningku mengkerut saat melihat isi pesan di WA ini. Sungguh,kaka kelas yang bernama Mahendra ini sangat menyebalkan.

"Oh God. Berikan dia umur panjang. Kesehetan serta perlindungan." Omelku,yang jelas semua omonganku itu adalah bentuk dari rasa benci,cuman kalau pake kata kasar,Mahesa tidak memperbolehkan  aku menghujat orang dengan kata kasar. Cukup doakan dia.

MemóriasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang