|Mas Cilok|
Jogja, Universitas Gadjah Mada. Dengan udara panas yang mendukung keringat bercucuran dari pori-pori kulit. Seorang gadis berjilbab instan ala anak TK duduk di salah satu bangku yang tersedia di halaman fakultas sastra Inggris. Tangannya memegang sebuah buku tipis yang sedari tadi dikibaskan di depan wajah guna mengurangi panas.
"Woe! Diem-diem bae!"
Ia sontak terkejut. Menoleh, mendapati sahabat sekontrakannya berdiri di belakangnya. Gadis itu mendengus kesal. "Njir. Kirain sapa."
"Panas banget Jogja. Sui-sui dadi ireng aku,"[Lama-lama jadi hitam aku] sahut gadis lainnya sambil mendaratkan bokongnya di sisa bangku yang kosong.
Yang lebih dulu duduk di situ berdecak manis. Ia mengabaikan temannya dan lebih memilih kembeli mengipas wajahnya. Pancen wis ireng[memang sudah hitam], batinnya.
"Zif, ayo kedepan. Kita makan cilok. Katanya Surya, ada mas cilok yang baru mangkal kemarin." Gadis itu, Yeni, menepuk bahu sahabatnya saat teringat percakapannya dengan sang kekasih tadi pagi. Sementara yang ditepuk hanya memutar bola matanya dengan malas.
Ya begini, risiko menjadi teman seorang Yeni. Urusan makanan, selalu nomor satu. Alhasil, seorang Zifa Nur Shana hanya bisa pasrah dengan kelakuan temannya. "Males, Yen. Palingan juga bukan daging asli, tapi kanji."
"No! My boyfriend told me, it taste so good! And of course I trust him." Sekali lagi, Zifa hanya bisa pasrah saat Yeni mulai memamerkan kemampuannya berbahasa Inggris. Mentang-mentang mahasiswi sasing,
Hokya-hokya!
|Mas Cilok|
Di bawah pohon ketapang, dengan gerobak cilok bertuliskan 'CILOK MAS TAMA, 100% DAGING ASLI!', di sinilah Zifa Nur Shana dan Yeni Murtini berada.
Terpaku menyaksikan sosok adam yang berdiri di balik gerobak sambil memainkan sebuah topi hitam yang biasa dikenakan orang-orang mau memancing. Ditambah kain panjang yang melilit kepalanya, menjuntai hingga leher. Rambut disemir merah, paras rupawan, total membuat mereka tidak yakin bahwa pria itu adalah sosok Mas Tama, si penjual cilok.
"Mas, yang jual cilok mana ya?" Cetus Zifa sambil menyenggol lengan sahabatnya yang menganga sejak mereka mendapati sosok rupawan itu.
Yang ditanya menoleh kemudian tersenyum. "Lah, yang jual saya mbak."
Eh, serius? Ganteng gini rupanya, yakin ga sih?
"O-oh, serius masnya yang jual?" Zifa tergagap. Si mas yang diragukan identitasnya lagi-lagi tersenyum semakin lebar.
"Nggeh mbak, kulo sing dodol," [iya mbak, saya yang jualan] sahutnya.
"Sampeyan, mas Tama yo?" [Anda, mas Tama ya?] Seru Yeni tiba-tiba. Si mas mengangguk. "Iya mbak."
Zifa masih tercengang. Pikirnya, mana ada penjual cilok ganteng begini?
"Zif, mau pesen berapa?" Yeni menepuk pundaknya dengan sedikit heboh. Manusia satu ini memang histeris jika sudah menjumpai keberadaan cogan. Mohon maklumi.
"E-eh, 3.000 dulu deh." Zifa tergagap. Efek rupawan yang tak lazim bagi kebanyakan pedagang kaki lima ini, rupanya masih mengusik konsentrasinya.
"Sebentar ya, mbak." Si mas mulai disibukkan dengan kegiatan 'mengemas' ciloknya ke dalam plastik. "Mbaknya yang tiga ribu, pedes mboten?" [Tidak]
"Boleh deh mas," sahut Zifa dengan cepat. Sementara matanya bergulir memerhatikan tangan si mas yang begitu lihai meracik bumbu. Cekatan.
"Ini mbak, silakan." Si mas tersenyum lebar sembari menyerahkan dua bungkusan cilok yang sudah dibedakan; milik Zifa dan Yeni.
"Ini ya, mas." Yeni menyodorkan uang pecahan 6.000 rupiah kepada si mas dan menerima bungkusan ciloknya. "Mbak, ini yang tiga ribuan."
"Eh, ini mas!" Zifa gelagapan merogoh kantong tasnya pada bagian depan. Menemukan pecahan 2.000 dan 1.000 rupiah, segera ia menyerahkan uangnya pada si mas. Lagi-lagi, si mas menyerahkan bungkusan ciloknya sambil tersenyum.
"Bentar, masnya beneran mas Tama namanya?" Yeni bertanya dengan senyum yang dimanis-maniskan. Si mas mengangguk. "Iya mbak, nama saya Hoseok Pratama."
Bagus namanya,
"Ehehe, salken mas! Aku Yeni, lha iki kancaku, Zifa jenenge,"[Aku Yeni, lha ini temanku, Zifa namanya] Yeni memperkenalkan dirinya dengan sumringah.
"Salken mbak Yeni! Mbak Zifa, salken juga!" Mas Tama membalas dengan tak kalah sumringah. Zifa ikut tersenyum. "Salken mas! Saya Zifa, calon pelanggan setia!"
"Mbaknya cantik. Sayang kalo cuma jadi pelanggan. Mending jadi teman hidup saya aja."
|Mas Cilok|
Anyong yorobun! Selamat datang di work baru ini! Gue lagi kobam mas Hoseok nih :>
Semoga kalian suka! Janlup vomment yaa!
With Love,
~May~
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Cilok Ft. Jhs
Fanfic"Yang jual ganteng gitu, yakin ga sih?"- Zifa Nur Shana "Subahanallah, kalo bisa ketemu mbak tiap hari, saya rela deh jualan cilok terus."- Hoseok Pratama Mari rasakan Jung Hoseok dengan kearifan lokal! © Ranmay20 Started: 71318 End: