|Mas Cilok|
Hari sudah sore, dan Zifa juga sudah kembali ke kos. Dia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Padahal bajunya belum diganti, apalagi mandi. Pemalas memang.
Apa kalo gue terus malesan gini, mas Tama mau sama gue? Batinnya ngawur.
Plak!
Buru-buru ditampar pipinya sendiri saat sadar bahwa ia memikirkan sesuatu yang benar-benar melantur. Diingatnya wajah Seokjin Wijaya yang mengisi hatinya sejak semester kedua. Ia tersenyum sumringah. Sejenak, Mas Tama kembali terlupakan.
Tapi sedetik kemudian senyumnya luntur. Ia baru ingat akan permintaan tolong sang dosen—Pak Namjoon Wahyudi—tadi siang. Mengingat Mau membuatnya sedih. Mereka sudah sangat dekat tapi karena May pindah, hubungan keduanya menjadi renggang. Mereka hanya bisa bertemu di kampus, itu pun kalau saling berpapasan.
Zifa menepis pikirannya. Segera dicarinya kontak May di ponselnya. Setelah ketemu, ia menekan ikon 'Panggil' di pojok kanan atas aplikasi WhatsApp.
"Halo, May!"
"Eh, halo, Zifa. Tumben, kok telpon kamu?"
Zifa tersenyum, menyadari bahwa ia merindukan suara gadis itu. "Gapapa, cuma mau tanya, gimana kabarmu?" Tentu dia merasa segan bila langsung to the point mengatakan bahwa Pak Namjoon lah alasannya menelepon gadis itu.
Sejenak, hening di seberang sana. "Oh, aku baik kok, Zif."
"Syukur deh. Btw, tadi siang Pak Namjoon bilang ke aku, katanya tolong bilangin ke kamu kalo dia minta maaf soal tadi pagi. Aku nggak tau apa maksud—"
"Eh! D-dia ngomong gitu ke kamu?!"
Zifa mengernyit, menyadari perubahan suara May di sana. "Eh, ya, dia bilang gitu. Emang kenapa sih? Tadi pagi ada apa sama Pak Namjoon?"
"Nggak, maaf, Zif. Disambung kapan-kapan aja ya, aku ada urusan tiba-tiba, hehe. Maaf yaa, daah!"
Tut.. Tut...
Panggilan diputus secara tiba-tiba. Zifa merengut dan membanting ponselnya. Mood-nya hilang sudah. Niatnya ingin berbicara lebih lama dengan May, tapi malah diputus sepihak oleh gadis itu.
Zifa mengantuk, tapi karena mood-nya yang sedang tidak baik, ia memutuskan untuk keluar dan mencari angin segar. Ia segera mengganti pakaiannya dengan yang lebih santai. Berbekal dompet dan ponsel, ia siap meninggalkan kos untuk berjalan-jalan sore ini.
Ah, tak lupa dia juga membawa harga dirinya tentu saja.
"Bhay, kos. Gue cuma tinggal bentar kok. Lu nitip apa?"
Baiklah, biarkan saja Zifa menjadi gila untuk sementara waktu. :)
|Mas Cilok|
"Hamke hanen jun dri jwa uwaaa." Zifa bersenandung kecil dalam Trans Jogja—bus transportasi yang ada di Jogjakarta. Melantunkan lagu berjudul 'Trivia: Just Dance' yang dinyanyikan J-Hope, salah satu member boy band Korea bernama BTS yang sedang naik daun. J-Hope merupakan member favoritnya. Zifa menyukainya karena dia tampan, dan seksi. Katanya, 'kehidupan ini perlu diisi dengan hal-hal yang bermanfaat, abs jehop oppa salah satunya'.
Otaknya miring dua sentimeter memang.
Tujuannya sekarang adalah berjalan-jalan sore ke Malioboro. Salah satu destinasi wisata yang terkenal di Jogja. Malioboro sendiri berupa jalan satu arah yang memanjang hingga lokasi berdirinya Benteng Vredeburgh. Jalan Malioboro dipenuhi pedagang kaki lima dan berbagai macam toko tradisional maupun modern di pinggirannya. Meskipun tidak berniat membeli apa-apa, Zifa sangat suka berjalan-jalan ke sana. Seperti ada semacam kesenangan tersendiri saat berjalan di tengah-tengah keramaian Malioboro—menurut Zifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Cilok Ft. Jhs
أدب الهواة"Yang jual ganteng gitu, yakin ga sih?"- Zifa Nur Shana "Subahanallah, kalo bisa ketemu mbak tiap hari, saya rela deh jualan cilok terus."- Hoseok Pratama Mari rasakan Jung Hoseok dengan kearifan lokal! © Ranmay20 Started: 71318 End: