01. Mikage Reo

8.7K 629 26
                                    

WARNING: Out of Character, Typo, Bullying, Harsh Words, Insulting Words, Violence at School, Disabled Man, Angst, Mental Problems.

NOTE: Fanfiction ini menceritakan tentang seseorang yang bisu dan tuli. Mohon untuk hati-hati dalam berkomentar karena seorang tunawicara memiliki sedikit kesulitan dalam berbicara sehingga tidak begitu terdengar di telinga.

Berhubung karakter Reo di sini tidak bisa berbicara secara jelas, maka dialognya akan menggunakan Italic. PASTIKAN KALIAN SUDAH MEMBACA SELURUH ISI DARI BAB 00 AGAR MEMAHAMI FANFICTION INI.

_________________________________________

𝐇𝐄𝐋𝐋𝐎 𝐋𝐀𝐃𝐈𝐄𝐒, 𝐖𝐄𝐋𝐂𝐎𝐌𝐄 𝐓𝐎

𝐇𝐄𝐋𝐋𝐎 𝐋𝐀𝐃𝐈𝐄𝐒, 𝐖𝐄𝐋𝐂𝐎𝐌𝐄 𝐓𝐎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Suara bentakan keras lagi-lagi menggema di dalam ruangan luas yang dihiasi dengan perabotan mewah dan lampu gantung kristal yang berkilauan di langit-langit. Setiap sudut ruangan itu memancarkan kesan elegan, tetapi suasana di dalamnya jauh dari kehangatan. Gema suara tersebut memantul di antara dinding-dinding tinggi, menciptakan atmosfer penuh tekanan yang menusuk telinga siapa pun yang mendengarnya.

Di tengah ruang makan yang panjang, seorang wanita berambut pendek dengan nuansa ungu berdiri dengan ekspresi penuh amarah. Wajahnya menegang, bibirnya bergetar, napasnya terengah-engah, dan matanya memancarkan kemarahan serta kelelahan yang menjadi satu. Kedua tangannya meremas rambutnya sendiri, menandakan bahwa kesabaran yang tersisa di dalam dirinya telah habis.

Di hadapannya, seorang anak laki-laki berusia sebelas tahun duduk dalam diam dengan bahu yang sedikit gemetar. Wajahnya tertunduk, air mata menetes deras tanpa suara, membasahi pipi dan jatuh ke pangkuannya. Tangan kecilnya meremas celana dengan erat, berusaha menahan perasaan yang bercampur aduk di dalam dada.

"Kenapa kau tidak melawan, Reo?!" Suara ibunya kembali meledak, kali ini lebih tajam dan menusuk. "Sudah berapa kali kau membuat keributan di sekolah sampai mereka memanggil Ibu dan ayahmu?! Kau tahu betul kalau kami berdua sibuk dengan pekerjaan, tidak bisakah kau mengatasinya sendiri?! Kenapa kau selalu memilih menjadi korban?!"

Tubuh kecil Reo semakin menegang. Dia mencoba mengangkat wajah, bibirnya sedikit terbuka, seolah ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada suara yang ke luar. Bahunya bergetar mendengar suara keras ibunya. Dia ingin berbicara dan membela diri, tetapi hanya lirihan tidak jelas yang ke luar dari bibirnya. "Ibu... A-Aku tidak--"

Namun, sebelum dia bisa menyusun kata-kata dengan lebih jelas, suara ibunya kembali menghantam.

"Sudahlah!" Ibunya melambaikan tangan dengan kasar, ekspresi jijik terukir di wajahnya. Nadanya penuh kejengkelan yang tidak tersaring. "Kau membuat Ibu muak! Ibu sudah cukup stres dengan pekerjaan di kantor, dan sekarang kau hanya menambah masalah! Kau pikir Ibu punya waktu untuk terus mengurus urusan sekolahmu?!"

𝗦𝗜𝗟𝗘𝗡𝗧 𝗩𝗢𝗜𝗖𝗘 || 𝐌𝐢𝐤𝐚𝐠𝐞 𝐑𝐞𝐨 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang