Casanova, Mayat Hidup dan Malaikat Kelinci (2)

18 4 0
                                    


Kukatakan padamu, waktu dimana Rere memutuskan menyukai seseorang, dia benar-benar serius.


"Kai"

Lengkapnya Kai Uma. Aku tidak mengerti bagian akhir namanya. Apakah ibunya penggemar Kill Bill? Tidak yakin juga, kalau kalian bisa melihat daftar perempuan disampingnya yang berganti setiap minggu. Yang jelas, namanya memang unik hingga Rere merasa begitu perlu mencari arti namanya di internet dan menemukan lautan sebagai artinya. Ada sedikit ketakutan yang muncul didalam diriku akan kemungkinan temanku sedang memutuskan untuk mencatatkan diri sebagai maniak. Info lain tentang lelaki itu, dia kelihatan seperti pria yang setia ketika bersama sahabatnya Sean. Rere berharap itu bukan tanda-tanda menuju homoseksual. Selain Sean, ada Yun, Chan, Edemona dan Dio. Dio dan Rere saling mengenal karena pernah sekelas saat SMP, sayangnya bukan jenis hubungan yang cukup dekat.

Entah bagaimana ceritanya, tahu-tahu, Cassanova kami jadikan kode rahasia bagi lelaki berkulit tan tersebut. Kemungkinan besarnya, kami latah dan meniru Nisa. Tidak ada salahnya juga, lagipula nama itu kelihatan tidak lebih buruk dari orang yang menggunakannya.

Dan, besok adalah hari dimana Rere akan mewawancarai Kai. Cukup menyedihkan, karena Rere belum dapat mengumpulkan kepercayaan dirinya. Mulai bersimpati, aku bergabung dengan Nisa, berubah menjadi agen intelejen untuk membantu Re. Mencari gosip? Memata-matai media sosial? Kurasa, aku mulai berpikir kami lebih dari itu. Semuanya adalah hal yang menjelaskan apa yang kami lakukan sekarang.

"Auuu!"pekik Nisa berusaha menahannya sepelan mungkin. Rere dan aku meliriknya kesal. Dengan kompak kami menempelkan telunjuk pada bibir kami, berusaha menutup mulutnya. Bocah yang sulit dipercaya.

"Mereka sudah pergi." Ujar Rere lemas. Begitulah, ketika aku menyadari bahwa kami makhluk yang membutuhkan udara untuk dihirup. Sejauh ini, kami menghasilkan rekor dua puluh menit hidup tanpa bernapas. Tidak tahu juga apakah yang kami lakukan ini sejenis kegiatan yang berguna atau tidak untuk keberhasilan teman kami. Rere, aku dan Nisa segera keluar dari tempat persembunyian kami. Tapi setelah kupikir-pikir, hal seperti ini akan menjadi hiburan yang semenarik bermain roller coaster di taman hiburan pada malam hari, hanya kalau kami tidak tertangkap.

Ini yang Rere sebut misi rahasia tingkat rendahan, namun, biarkan aku menyederhanakannya menjadi tidak lebih dari mengintip. Kami bersembunyi dibalik matras diujung kamar ganti laki-laki dan melihat dibalik sisi-sisi matras yang terbuka. Berdempetan, pengap namun tetap mengatupkan tangan kami untuk berdoa pada tuhan agar tak ada orang yang menyadari gadis-gadis yang siap menerima bintil pada mata mereka. Sebelum kau berpikir jahat padaku, aku ingin membela diriku disini, aku adalah orang yang tidak punya bayangan apapun ketika mereka menyeretku memasuki kamar ganti laki-laki dan terpaksa bersembunyi karena tiba-tiba anak laki-laki yang kami bicarakan sepanjang minggu ini masuk membawa sekawanan manusia berjenis kelamin sama. Disini, kecelakaanlah yang menginspirasiku menuju tindak pidana.

Kaum bercelana hijau tua tentara itu saling bercanda satu sama lain sebelum akhirnya membuat kami membungkam mulut satu sama lain karena hampir berteriak histeris.

Oh, Tuhan Yang Maha Kuasa!

Suaraku tertahan dalam tenggorokan dan aku mulai menggaruk wajahku dengan ganas. Tanpa memerlukan sebuah mata, aku bisa melihat Rere dengan pasti menjambak rambut dan menggigit bibirnya sendiri. Lalu, Nisa? Setelah dikonfirmasi, dia sudah berada di alam semesta lain.

Judulnya, kan, memang kamar ganti lelaki. Meski ada beberapa pemandangan cacat, seperti model lelaki prenagen atau yang kurang gizi. Hanya saja, yang membuatku ingin menangis histeris sambil berpegangan dengan kedua temanku, adalah bagian intinya. Berdiri tepat dibawah sorot cahaya yang bersumber dari jendela kecil pada sudut-sudut tinggi ruangan, Kai dan para sahabat karibnya. Katakan saja kami wanita kotor atau sejenisnya, kami akan membuka tangan kami untuk itu.

The Time When The Color Of Roses GrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang