story 2

47 7 6
                                    

"hargai orang jika ingin dihargai"

"oy ntar pulang sekolah, Mall kuy, gue denger denger pulang cepet katanya guru mau breefing gitu" bisik Davira kepada 7 sahabatnya.
"lo tau dari mana nyet?" tanya Caca.
"Raka" ucap Davira memasang senyum termanisnya.

"jalan kemana?" tanya Freya yang tidak terlalu mendengar pembicaraan mereka karena mereka berbisik takut ketawan Bu Nida.
"Mall Freya Mall! Jalan dari Hongkong" ucap Gia yang dibalas anggukan dari Freya.

"lo mau ikut gak Ga?" tanya Caca menyenggol lengan Gaga yang sedang sibuk memainkan game helix jump nya. Merasa tidak ada tanggapan, Caca pun kembali menyenggol lengan Gaga. "hmm" Caca yang kesal dengan jawaban Gaga pun mencubit tangan Gaga dengan gemas.

"aw aww sakitt ish" Gaga meringis mengelus tangan mungilnya yang merah membekas terkena cubitan ganas dari Caca. Tak lama kemudian, Gaga kembali tenggelam dalam dunia game nya.

"JINGGA ARSYLA KALO GUE NGOMONG ITU DI RESPON DONG!" seisi kelas menatap ke arah Caca yang sudah berdiri dengan muka merah padamnya. Sedetik kemudian Caca tersadar dan duduk malu sambil menutup mulutnya. Gaga hanya memgang kuping sebelah kirinya lalu menyimpan ponselnya dan menunduk bersiap dengan hal yang menimpa dirinya dan Caca.

"CACA GAGA! Berdiri kalian!" Gaga dan Caca seolah berhenti bernafas saaat nama keduanya dipanggil dengan lantang oleh Bu Nida yang sudah memasang muka macannya.

"eh i..ibu a...ada a...pa ya" tanya Gaga gugup dengan senyuman yang dipaksakan dan keringat dingin ditangannya.
"keluar kelas, lari keliling lapangan 3 kali, sekarang!!" Gaga dan Caca tersentak mendengar penuturan Bu Nida yang tegas.

"yahh bu jangan lari keliling lapangan, lari keliling kelas XII aja deh ya, Gaga lakuin deh sampe 10 kali juga" ucap Gaga memelas berharap bu Nida memberikan mereka keringanan.
"enak aja kamu! Di kelas XII banyak cogannya, ibu ga sudi kamu ngambil mereka" Gaga dan Caca melongo mendengar penuturan yang lolos darj mulut guru killer tersebut.

"ayo tunggu apa lagi? Lari sana!" Gaga dan Caca pun menurut dan berjalan gontai menuju lapangan bawah yang panas.
"lo sih kampret emang" ucap Gaga menyalahkan Caca.
"kok gue? Ya lagian lo gue panggilin bukannya di respon malah main game" gerutu Caca sambil berlari kecil di lapangan.

"main helix jump aja yok" tawar Gaga. Caca pun tersenyum lalu mengangguk mengiyakan. Alhasil mereka bermain game sambil berlari kecil dilapangan hingga tak terasa sudah 3 putaran mereka lewati.

"hah..hah...hah cape gue Ga.. Be..li minum dulu yok di kantin" ajak Caca sambil menarik tangan Gaga menuju kantin.
Setelah puas bersantai di kantin, mereka pun segera masuk ke ruang kelas.

"eh Ca, tunggu, liat tuh ada ratu jin, yang ganggu kita tadi. Harus di kasi pelajaran nih bocah emang" ucap Gaga menarik lengan bajunya ke atas.

"ada juga lo yang bocah dari dia sempak" ucap Caca sambil menoyor kepala Gaga pelan.
Mereka pun merencanakan sesuatu dan tersenyum miring lalu menjalankan rencananya dengan hati hati.

"bu ini buat Talita ya?" Ibu Sri hanya mengangguk mengiyakan dan mengambil nasi goreng dari meja untuk diberi ke Talita.
"eh eh bu sebentar, kami ada tugas dari Talita, tadi kata Talita disuruh campur vitamin penambah napsu makan, katanya biar dia napsu makan biar gendut. Ibu liat kan badannya udah kayak kabel charger hp" ucap Gaga meyakinkan ibu Sri. Keberuntungan berada di pihak Gaga dan Caca, ibu Sri pun membiarkan mereka menaruh vitamin yang ternyata bukan vitamin melainkan obat sakit perut yang ia ambil dari UKS.

kisah kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang