story 6

30 2 0
                                    

Pukul 06.35 Freya dan Gia telah selesai berganti pakaian dan bersiap menuju ke sekolah mereka. Dengan menggunakan mobil pribadi milik Freya, mereka tidak terburu buru karena jam masuk masih lumayan lama.

"elah macet. Kita lewat jembatan aja biar cepet" Gia pun hanya membalas dengan deheman singkat karena sibuk menyalin tugas matematika milik Freya semalam.
"makanya kalo disuruh ngerjain malem itu kerjain. Biar ga ribet, kan kek gini ribet" omel Freya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan. Gia yang memang sedang fokus menyalin hanya mendengar dan membalas dengan deheman atau kata "iya".
Freya yang sedikit sebal karena Gia tidak menghiraukannya pun menekan pedal rem secara tiba - tiba.

Ciiitttt.....

"bego! Kalo gue mati gimana? Lo mau galiin kuburan gue terus bayar pemakaman gue hah!? Elah sakit tau! Makanya kalo bawa mobil gausah pake emosi napa elah!"
Freya melongo mendengar Gia yang marah marah seperti dirinya tak bersalah. Perasaan harusnya gue yang marah sama ni anak, kok kebalik?. "iya! Harusnya lo yang marah tapi gue kesel lo nge rem tiba - tiba untung gue ga mati!" Freya menaikkan sebelah alisnya. Lahkok dia tau yang gue fikirin? Cenayang? Apa dukun? Ih kok jadi serem si lo Gi. "keluarga gue gada yang dukun. Udeh jalan". sumpah Gi lo nyeremin. "yaudah kalo gue nyeremin turunin gue di sini." Ucap Gia dingin. Freya pun gelagapan. Tuhkan!. "pms Gi?" "hmm" "oh pantes" "pantes apa?" "eh gapapa gapapa"

Freya pun memilih diam dan fokus menyetir, karena jujur ia mulai takut dan waspada kepada Gia yang memang saat datang bulan sisi macannya akan segera keluar dari kandang.

Pukul 07.05 mereka sampai di sekolah, Gia segera turun dari mobil dan bergegas ke kelasnya karena hari ini jadwalnya untuk piket kelas. Freya hanya menghembuskan nafasnya melihat sahabatnya bertingkah seperti itu. Untung sayang. Gumamnya lalu segera turun dari mobil dan mengejar Gia yang sudah berlari di depannya.

"hai Frey" sapa teman satu sekolahnya, Freya hanya membalas dengan senyuman tipis dan melanjutkan langkahnya.
Di depan koridor ia melihat Davira yang sedang berjalan santai sambil bermain ponselnya.
"oy samang madura!!" teriak Freya sambil berlari kearah Davira yang terhenti mendengar teriakan sahabat laknatnya itu. "gada hewan yang lebih bagusan dikit apa" gerutu Davira mendengar nama hewan yang disebut Freya kepadanya.

"tumben lo dateng pagi shay" ucap Freya yang sekarang sudah berdiri disamping Davira. Davira hanya menoleh sekilas kepadanya dan melanjutkan jalannya lagi. "gue dateng siang salah, gue dateng pagi salah, perasaan salah mulu gue dimata kalian" ucap Davira dramatis.
"tai drama lo anjg!" ucap Freya menoyor kepala Davira dan sedetik kemudian mereka terkekeh.

"Dav"

"hm"

"pengen boker"

"bangke!!"

"hahaha"

"bacot"

"...."

"Dav"

"apaan anjg"

"pengen makan"

"yaudah makan bambank"

"ihh ayo temenin ke mantin"

"kantin bego! Gak ah"

"typo. Ih ayo temenin"

"gak"

"Dav"

"apa monyet!"

"temenin ihhh"

Davira hanya menghembuskan nafasnya kasar lalu menoleh ke arah Freya yang menunjukkan baby face nya.

"muka lo gausah gitu juga sonip!"
Ucap Davira sambil berbelok ke arah kanan, Freya yang melihat Davira menutar badannya hanya tersenyum senang karena dia tau tujuan Davira sekarang kemana. Kantin.
"mau makan apa lo?" tanya Freya yang sudah terlebih dulu menduduki kursi yang telah disediakan.
"gak, minum aja gue" jawab Davira tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya. Freya yang mendengarnya hanya mengangguk dan beranjak memesankan makanan dan minuman untuknya dan Davira, ia tau kesukaan sahabatnya itu adalah greentea semua hal yang berbau greentea adalah kesukaan Davira. Mungkin kalian baru tau sekarang karena memang hanya Freya, Caca, Gaga, Gia, Angel, Lana dan Rei lah yang tau jika Davira sangat menyukai greentea.

kisah kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang