Saat itu pukul 10.00 hawa mendung mulai menyelimuti kota kecil ini, dengan berat hati gadis itu melangkahkan kaki keluar kost menuju kampusnya. Langkah kakinya tak henti-henti menyusuri trotoar di kota kecil itu karena jarak kampus dan kostnya tak seberapa jauh ia memutuskan untuk berjalan kaki saja, saat di perjalanan gerimis datang menghampirinya terpaksa ia lari menuju kampus dengan terburu-buru hingga tak sengaja menabrak kakak tingkatnya.“Hei, kenapa kamu tidak berhati-hati?” kakak tingkat dengan suara kalemnya
“Anu maaf kak saya keburu-buru soalnya gerimis” kata Ara dengan rasa malu menyelimuti[Pov perkenalan Ara]
Bernama lengkap Ayradyra Senja Meilala dan biasa di panggil Ara namun ada sesok manusia berspesies special yang khusus memanggilnya “Senja” karena dia adalah bagian dari masalalunya yang sejak sekarang tak pernah lagi bertemu dengannya, terkadang rasa rindu mulai menyelimuti hati Ara namun ia yakin jika Tuhan akan memberi jalan terbaik untuk pujaannya. Oiya Ara ini anak diem yang ga terlalu menyukai aktivitas merepotkan, baginya mendapatkan nilai IP tinggi itu sudah lebih dari cukup. Menjadi anak keras kepala dan moodnya yang tak berirama termasuk kegemarannya meskipun dia dikategorikan jarang untuk berbicara, perpustakaan mungkin lebih ia artikan sebagai rumah kedua karena ia suka sekali membaca buku tebal-tebal mengenai geografi dan setumpuk novel romance kesayangannya.Ara juga memiliki sahabat kres bernama Dea Anggita lebih tepat dipanggil “Dea” .Seorang gadis periang, heboh, nan alay, tetapi ia memiliki kelebihan untuk mengembalikan mood ara.“Lain kali kalau jalan jangan keburu-buru lantainya licin, takut kamu kepreset” laki-laki itu berkata.
“Ah, iya maaf sekali tadi aku sedang terburu-buru dan maaf juga aku telah menabrakmu” kata Ara sambil menatap wajah laki-laki itu dan mulai membatin “buset ini kenapa jantung udah mau marathon(?), duh jangan sampe aku tergiur “Astafirullah” Ara sambil menggoyang-goyangkan kepala dan laki-laki di depannya hanya menatap dengan heran.
“kenapa liat saya sampe segitunya”.
“ah, enggak cuma mau ingetin jangan lupa makan aja hehe…” ucap Ara dengan ketawa garing dan langsung ngacrit pergi ke kelas.
Lelaki itu hanya menggelengkan kepalanya sambil menatap kepergian punggung Ara.
Disaaat ara mulai menstabilkan nafasnya yang bearturan karena berlari menuju kelas demi menutupi kegugupannya, seseorang menjitak kepala ara dari belakang.
[Pletakk…]“aduh sakit bego” ara bernada kesal.
“abisnya nabrak senior ganteng gamau bagi-bagi, dasar pelit” ucap dea sambil menarik kursi di sebelah ara.
“senior(?), oh mas-mas yang tadi pagi itu senior? Ya aku mana tau kalo dia lagi ada di depanku” ucapnya sambil menjitak dea kembali.
“aduh sakit pe’a, kamu itu dari dulu emang ditakdirin buat kudet deh ra.Dia itu senior yang highquality di kampus ini ibarat penyegar bumi tau ga” dea mulai dengan alaynya.
“apaansih? Udah ah bodo amat, aku lagi fokus baca geografi nih ntar lagi Pak Rudi bakal ngasih kuis” ucap ara sambil membolak-balikkan bukunya.
“emang kamu gamau kepoin dia? Namanya kak Atha cowok terkalem se Indonesia Raya, eh maksutnya sekampus, 95% cewek di kampus ga ada yang ga naksir ke dia. Nih ya udah kalem, ganteng, dan imannya yang kuat bikin cewek klepek-klepek” tambah dea dengan antusias membuat ara kepo.
“udaahh gausa bahas dia lagi deh aku jadi ga fokus baca dea, ngeselin banget sih kamu. Klepek-klepek emangnya nasi padang apa,dasar gajelas banget” ara menambahi dengan wajah kesal.
Saat kelas berakhir dan tersisa Ara dan dea saja di dalam kelas, mereka selalu saja keluar paling akhir di karenakan ara sedang keasikan membaca novel dan menggunakan earphone sedangkan dea heboh memainkan instagramnya.
Dea membuka topik obrolan “Ra nge-mall yuk”.
Ara dengan malas menjawab “Mau ngapain ke mall?jam 2 kita harus balik lagi ngampus”.
“duh ya nongki lah, gimana sih masa mau jadi OB di sono”jawab dea gemas.
“ke kantin aja deh jangan ke mall lagi ga mood” ara sambil menata seluruh isi tasnya.
YOU ARE READING
SENDU.
Short Storypernahkah kalian ditinggalkan atau mungkin kehilangan? rindu itu mungkin masih membekas. Tetapi seorang gadis kecil dengan sabar menunggu sang pangeran kecilnya datang menjemput, jika kalian berfikir seseorang yang telah pergi mungkin tak kembali. K...