Bagian dua [ Pdktnya versi anak kalem nih, malu malu meong haha..]

25 2 0
                                    

Kalian tau saat malas sedang datang seketika aku tak ingin beranjak dari singgahsana ku yang elok ini. Mungkin kalian semua sudah pernah merasakannya, apalagi saat ini aku telah menjadi mahasiswi itu semakin membuatku nyaman berada di tempat empuk ini dengan berbalut selimut yang dingin dan memeluk guling kesayanganku hingga aku mulai sadar jika sekarang telah mencapai pukul 14.00.

Seketika gadis itu terlonjak dari kasurnya “ampunn kenapa aku lupa kalo ada janji dengan kak atha?” sambil merutuki dirinya dan mulai menata tempat tidurnya.
Seorang lelaki menggunakan motor vespa matic membunyikan belnya di depan kost-kost an sambil menunggu sang gadis keluar ia membenahkan rambutnya dan mulai melihat dirinya di spion kecil yang menempel pada sisi kanan setir dan tiba-tiba gadis berparas cantik itupun keluar dan mengalihkan perhatiannya.

“udah lama nunggunya?” Tanya gadis itu sambil memakai helm di kepalanya.

“baru 5 menit yang lalu kok” jawabnya sambil tersenyum.

Seketika motor itu mulai melesat membelah sorenya kota menuju sebuah toko buku yang berada di tengah kota. Hanya terdengar aluna angin yang menyapu gendang telinga tak sepatah katapun keluar dari kedua remaja itu.

sesaat kemudian “ ara apa kau tertidur?”.
Ara yang tadinya menatap lekat-lekat punggung lelaki itu kini mulai sadar jika ia mulai nyaman dengan berada di sisinya dan ia pun mulai tersadar jika atha mulai membuka topik obrolan.

“ah tidak kak, aku hanya menikmati indahnya kota di sore hari” jawabnya

“bagaimana jika sepulang dari mencari buku kuajak kau bertemu dengan” atha mulai menggantungkan kalimatnya.

“dengan siapa??” ara menjawabnya dengan cepat.

Buku-buku yang tersusun rapi di rak tersebut membawa ara ingin menuju kesana dan melihat surga dunia, yaitu tempat berkumpulnya novel-novel romance karya penulis yang ia idamkan. Sesaat ia sedang melihat-lihat sebuah synopsis dari cerita tersebut lelaki bertubuh jangkung itu mengambil alih buku yang sedang dipegang gadis itu.

“Kamu suka juga sama penulis ini?”

“iya aku sangat suka sekali, selain novel ini berisi mengenai jalan hidup ia juga mengisinya dengan cerita cinta namun tak begitu banyak tapi aku sangat suka” ara berkata dengan kekeh an.

“berati kita emang sehati ra” jawab atha dengan senyum simpul yang dilemparkan pada ara. 
Seketika pipi itu berganti warna merah dan di sertai senyuman malu-malu di antara dua ramaja ini.

Kini mereka sedang bersandar di pinggir pantai yang beraromakan bau ikan asin dan di sertai terpaan angin laut yang membuatnya semakin terbawa suasana, mungkin sebagian dari kalian berfikir untuk apa saat mentari mulai pulang dan di gantikan tugasnya oleh sang rembulan kita duduk untuk melihatnya sangat buang-buang waktu bukan? Bukankah tugas kita masih banyak yang harus di selesaikan. Sebagian dari kalian mungkin membenci akan kehadiran ‘Senja’ namun berbeda dengan dua remaja ini mereka justru menceritakan kisah awal sampai akhir pada penghujung senja, walau senja datang sesaat dan akan tergantikan oleh rembulan tapi disisi itulah mereka belajar untuk bersabar menunggu hadirnya senja dan disinilah awal aku memulai ceritaku bersama. ‘SENJA & LANGIT’.

“bagaimana pendapatmu mengenai hadirnya senja ra? Kau suka atau malah sebaliknya?” atha memulainya.

“aku?? Haahaahaa…” seketika ara mulai tertawa ingin melepaskan beban penatnya saat tugas kuliahnya yang bisa di bilang bertumpuk-tumpuk. “Senja itu bukan hanya perpisahan biasa, ia sudah membuat cerita indah yang membuat seseorang susah untuk melupakannya. Walau begitu dia akan hadir kembali dengan rasa percaya yang tinggi dan membuat semua mahluk ingin melihatnya secara terus-menerus dan takkan bisa melupakkannya” jawab ara penuh arti.

SENDU.Where stories live. Discover now