1. New Job

29 4 0
                                    

"Peter!"

Peter tidak menoleh. Masih berjalan dengan santainya.

"Peter!"

Peter tidak menanggapinya. Menggosok kuping seolah suara cempreng yang memanggilnya adalah bisikan setan.

"Peter!"

Peter tidak menghiraukan nya. Dengan santai ia bahkan melambai pada seorang pria sebayanya di kejauhan.

Damn! Sera tidak suka diabaikan, jadi ia tidak akan berhenti belum Peter menanggapinya. Dan Peter tau itu. Ya, Peter tau semuanya. Hanya melihat sekali Peter sudah bisa mengetahui perangai orang, siapapun dia. Entahlah itu memang bakat Peter atau karena Peter tumbuh dalam kerasnya dunia sehingga menjadikan Peter seorang pria dengan kemampuan aneh tersebut.

Sera terseok-seok mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Peter. Bahkan padatnya pasar tak menyurutkan tekat Sera. Beberapa orang berlalu-lalang menumbur tubuh ringkih Sera membuatnya meringis.

"Peter aku membawakanmu sandwich." Ucap Sera saat ia berhasil mensejajarkan dirinya dengan langkah santai Peter namun lebar itu. Peter menghentikan langkahya dan menoleh pada Sera, mengabaikan pria di kejauhan yang disapanya membalas melambaikan tangan. "Aku membuatnya sendiri loh." Kena kau ! Batin Sera.

"Mana ?" Tanya Peter sambil mengulurkan tangannya. Banyak yang bilang bahwa tangan diatas lebih baik dari pada di bawah, tapi bagi Peter tidak ada bedanya. Asalkan itu bisa membuat perutnya kenyang, Peter rela melakukan apa saja termasuk menurunkan harga dirinya. Ya walaupun Peter memang tidak memiliki harga diri.

Sera memberikan kotak bekal berwarna merah tersebut kepada Peter. Ia tersenyum malu saat Peter membuka kotak tersebut dan mengangkat tinggi kertas merah muda dengan tulisan 'For my lovely Peter'. Peter mendengus dan membuang kertas tersebut asal tanpa perduli apa isi dibalik lipatan surat cinta itu, membuat kertas tersebut melayang, terjatuh, dan akhirnya berakhir di injakan sandal orang-orang yang hilir mudik memenuhi pasar.

"Terima kasih sandwich nya dan... surat tak jelas darimu" Peter menutup kembali kotak bekal tersebut dan membawanya pergi, meninggalkan Sera yang ternganga tak percaya.

"Kotak bekalnya akan dikembalikan besok ya," Tambah Peter dari kejauhan.

Mata Sera mulai memanas, cairan bening mulai memenuhi pelupuk matanya menunggu terjatuh saat Tak tertampung lagi. Pelan tapi pasti isakan tangis mulai terdengar dari bibirnya yang pastinya membuat orang-orang melihatnya dengan pandangan kasihan bagi yang melihat kejadian lengkapnya dan jijik bagi yang tak melihat bagaimana berengseknya Peter.

"Hwaaa!!! Ibu, Peter brengsek !!!"

Akhirnya teriakan itupun lolos.

----

"Tas yang dibawa tu ibu-ibu pasti banyak duitnya," Ujar pria yang biasa dipanggil 'bokis' yang berarti 'bokong seksi' karena bokongnya yang besar melebihi bokong pria pada umumnya. Kepalanya botak,tubuhnya gimpal, telinganya terdapat anting, terdapat tato akar disepanjang lengan, memakai celana denim dengan koyak pada bagian lutut dan paha, plus kaos lengan pendek hitam ketat, yang dengan melihat penampilannya orang bisa tau jika ia bukanlah pria baik-baik.

"Lo mau jadiin dia sasaran Peter ?"

"Gue mau tobat Amoy," jika orang-orang memanggilnya Bokis, tidak dengan Peter. Peter memiliki nama kesayangan nya sendiri yang memang di berikan nya pada beberapa orang tertentu. Dan untuk pria disampingnya ini ia berikan nama kesayangan 'Amoy'.
Bukankah nama itu terlalu imut ?
Tapi Amoy memang imut Dimata Peter. Bukan berarti Peter menyukai sesama jenisnya, ia hanya merasa bahwa kadang Amoy terlihat imut pada saat melakukan apapun yang Peter suruh.

Her SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang