2. The Princess

32 4 0
                                    


"Hai Peter,"

"Hai Annie-- maksudku Nona Annie," Peter tersenyum gugup. Namun sedetik kemudian ia bingung karena mendengar tawa renyah Annie.

"Annie saja," Ucap putri tunggal keluarga Archer tersebut. Peter menahan nafas saat gadis dengan kursi roda depannya ini menarik sedikit sudut bibirnya keatas. Benar-benar jelmaan bidadari.

Astaga... Seharusnya namanya itu Angel .

"Tentu..." Peter tertawa. Tawa gugup sebenarnya.

"Mom keluar sebentar, kalian bisa berkenalan terlebih dahulu. Tak apa kan ?" Tanya Nyonya Aelanor yang dibalas Annie dengan nganggukkan mantap.

"Sam, aku tinggal sebentar," Ucap Nyonya Aelanor pada wanita seusianya yang berdiri disudut kamar Annie. Wanita tersebut berpakaian Maid mansion keluarga Archer.

"Nyonya bisa mempercayakan semua pada saya," Jawab Sam.

Nyonya Aelanor tersenyum lalu meninggalkan kamar Annie. Peter masih memandangi Annie yang cantik jelita. Dan Annie sendiri masih menatap pintu sejak keluarnya sang ibu.

"Jadi ?"

"Jadi ?" Tanya Peter balik bingung, membuat Annie tersenyum lembut.

Nafas Peter sesak seketika.

Gadis ini sungguh berbahaya untuk kesehatan jantungnya.

"Katakan apa yang ingin kau katakan Peter," Annie mengucapkan lamat-lamat nama Peter.

Peter mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan lalu menaruh kedua lengannya saling terpaut di balik tubuhnya. Ia harus membuat bidadari didepannya itu terkesan padanya. "Saya... tidak akan mengecewakan anda."

"Apa yang membuatmu bisa terpilih jadi bodyguard ku ?" Annie bertanya kembali. Bibir tipisnya tersenyum guyon dengan tatapan mata jenaka. Mungkin tingkah absurd Peter adalah lelucon baginya.

"Hanya sebuah keberuntungan," Peter mengangkat bahunya, mencoba santai.

"Begitu ya ?" Annie memiringkan kepalanya. Ketika ingin berbicara kembali, pelayan wanita disudut ruangan menyebutkan nama Annie dengan nada memperingatkan. "Iya Samantha, aku tau," jawab Annie santai. "Oh ya Peter, dia Samantha Ibu asuhku. Dia yg akan menerangkan padamu semua kebutuhanku. Dan satu hal lagi, jangan terlalu formal jika berbicara padaku. Aku harap kita bisa menjadi teman baik."

Setelah mengatakan itu Annie membuat korsi rodanya berputar 180° dengan hanya menggeser kursor layar tablet 7-inchi yang menempel pada pegangan tangan kanan kursi rodanya.  Annie kembali manjutkan kegiatan lukisnya yang sempat tertunda karena kedatangan Peter dan ibunya tadi. Putri Archer tersebut menyapukan kuas pada kanvas didepannya dengan perlahan sembari bersenandung, tanda ia sedang dalam mode tidak ingin diganggu. Ah, Peter tau lagu apa ini. Lagu ini pernah ia dengar saat ia duduk dengan bangku Junior High school. Saat itu ada gadis kecil menyanyikan lagu ini dengan diiringi piano. Teman sekelasnya itu membawakan alunan lagu--yang tidak diketahui judulnya oleh Peter-- itu dengan penuh penghayatan. Sampai Peter akui ia terkesima saat itu. Namun Peter mendengus saat mengingat siapa gadis kecil itu. Dia adalah Sera. Ya, Sera yang datang setiap pagi membawakan bekal untuk Peter bersama dengan suara cempreng nya yang sangat khas itu. Peter bahkan tidak menyangka bahwa dulu ia membiarkan dirinya menyukai gadis gila itu.

"Peter," Peter hampir saja terjengkang saat menyadari wanita yang ia ketahui bernama Samantha itu sudah berdiri di depannya.

"Ya ?" Jawab Peter terengah-engah, mencoba menetralkan detak jantungnya. Peter memang bukanlah pria yang bisa menyembunyikan emosi yang dirasakannya. Ia memang payah !
__________

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Her SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang