I hate ending.
I hate goodbye.
I hate change.
But, that's life
It's must go on.Hari ini hujan lagi. Sudah berapa kali aku melewati hujan dengan kenangannya? Kenangan paling menyakitkan dalam hidup. Melihat orang yang mencintaimu meregang nyawanya dipelukanmu. Dan bodohnya, kamu baru menyadari bahwa kamu mencintainya saat ia sudah tak lagi bisa kau temui di dunia.
Dear Daniel, Maaf karena aku terlambat mencintaimu.Hari ini, tepat 7 tahun setelah Daniel meninggal dunia. Aku baru tahu bahwa ia mengidap hemofilia akut. Sebuah penyakit yang kebanyakan hanya diderita laki-laki. Sebuah penyakit yang bisa membuatmu meninggal kapan saja saat kulitmu tergores.
Alasan kenapa ia tak pernah ikut olahraga dengan resiko 'pendarahan', alasan ia selalu mengecek hidungnya saat bersin, alasan kenapa tiba-tiba gusinya berdarah atau kakinya bengkak. Daniel kesakitan sendirian.
Itu juga alasan kenapa sekarang aku memakai snelli ini. Cita-cita Daniel adalah menjadi seorang dokter ahli yang menangani hemofilia. Ia ingin orang-orang yang memiliki kelainan pendarahan sepertinya, setidaknya bisa terdeteksi sejak dini. Aku, akan meneruskan cita-cita itu.
Dear, Daniel apakah kamu senang aku melanjutkan cita-citamu? Maaf, karena aku terlambat mencintaimu.
Dari kejauhan, aku melihat seseorang tengah berjongkok dipinggir makam Daniel. Ia meletakkan bunga lili putih di pusaranya. Aku berjalan mendekat sambil menahan air mataku. 7 tahun bukanlah waktu yang cukup untuk melupakan seseorang.Orang itu tiba-tiba menghilang. Aku kemudian meletakkan bunga lili ditengahnya. Mengelus nisannya.
"Halo Daniel."
Air mataku kembali turun.
"Bagaimana kamu disana? Maaf kalau sekarang aku jarang datang kesini. Pasien-pasien kita banyak yang menunggu. Hahaha,"
"Daniel, kamu tahu? Jika saja aku diberikan waktu bahkan hanya 60 detik, aku akan mengatakan bahwa aku juga mencintaimu." Aku mengusap air mataku kasar.
"Jahat sekali kamu, pergi begitu saja sebelum aku bisa mengucapkan perpisahan."
"Dear Daniel, sekali lagi aku minta maaf karena aku terlambat mencintaimu."
Tiba-tiba, aku merasa seseorang menyentuh pundakku.
Daniel?
"Kim Sejeong?"
Mataku berbinar. Tuhan, apakah benar ini Daniel?
"Perkenalkan, aku Nathan. Kembaran Kang Daniel."
-FIN-
sebenernya ini mau dibuat sad ending, tapi kok kasihan dan tidak tega '-' semogaaa sukaaa💕
KAMU SEDANG MEMBACA
dear, daniel✔
القصة القصيرةKang Daniel, bahkan mendengar namanya saja Sejeong sudah jengah. Setiap pagi, ia tak ubahnya seperti mesin absen bagi Sejeong. Dengan menampakkan gigi kelincinya, laki-laki itu tetap ramah di depan perempuan paling dingin dalam hidupnya. "Dear Danie...