🌸 Sore hari di musim semi yang mulai menghangat itu dihabiskan dengan berdiam diri di dalam kamar.
Sesekali duduk di ranjang, beberapa saat kemudian berjalan untuk mengabsen coretan-coretan hitam penghias dinding. Total mengabaikan gerutuan tak mengenakkan telinga dari seseorang di luar kamar.
"Bagaimana bisa dengan mudahnya melupakan kenangan itu?"
Sudut bibir tipisnya bergerak naik dan netranya terusik untuk memandang tulisan lain yang berada tak jauh dari sana.
" Your lie lies on frozen lips
as pale petals 'bout to fall off."Ah, Bahasa Inggris.
Bahu Doyoung mengendik pelan. Dia tidak terlalu mengerti Bahasa Inggris, jadi tidak tahu-menahu kata yang tertulis di sana.
Hanya your, lie, dan lips yang Doyoung tahu.
"JUNG JAEHYUN BRENGSEK! DIMANA KAU?!"
Tanganya bergerak menutupi telinga. Orang di luar itu berisik sekali.
Kenapa bersikeras ingin bertemu dengan Jaehyun sedangkan Teruna itu dipaksa menghadiri rapat dengan grup orkestra yang akan dia pimpin nanti. Apakah Jaehyun tidak memberi kabar mengenai hal itu? Bukankah orang itu juga tampak dekat sekali dengan Jaehyun hingga bisa masuk seenaknya ke rumah Jaehyun?
Doyoung saja tahu kemana Jaehyun pergi.
Tadi pagi Jaehyun membangunkannya, memberitahukan bahwa kegiatannya hari ini sangat padat dan kemungkinan akan pulang malam, jadi dia meninggalkan selembar uang dengan jumlah cukup besar agar Doyoung bisa memesan makanan dengan layanan pesan antar. Meski sampai sekarang Doyoung tidak melakukannya. Sempat juga dia menyiapkan setelan untuk Jaehyun pakai karena Sang Manager Kejam di luar kamar sudah memburu-burui Jaehyun. Padahal rapat dimulai pukul sepuluh, sedangkan saat Johnny datang, waktu baru menunjukan pukul delapan pagi.
"Kalau aku tidak datang sekarang, kau tidak akan cepat bangun. Benar, kan?"
Tidak bisa menyangkal juga, karena memang jika Johnny tidak datang lebih cepat maka Jaehyun lebih memilih untuk menghabiskan waktu hingga pukul setengah sepuluh, bergelung di dalam selimut bersama Doyoung yang kekenyangan setelah menghabiskan tiga pirinng jeyook bokkeum dengan nasi putih hangat.
Ah, Doyoung jadi lapar mengingatnya. Sungguh, Jaehyun benar saat berbicara tentang tangan ajaib miliknya, yang tak hanya bisa menghasilkan musik yang indah namun juga masakan yang enak.
Sekilas terlintas di pikiran untuk segera memesan makanan, tapi sekali lagi niatnya harus terurung karena ada orang yang masih berkeliaran di luar kamar.
"Aish! Jung Jaehyun! Aku tahu kau ada di kamar! Cepat buka!"
Suara itu manis namun tegas, juga menyeramkan di saat bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔E・phe・me・ral 🌸 JaeDo
Short Story「FINISH」 Dengan seutas tali yang menggantung di antara rimbun dedaunan, mereka terhubung dalam sebuah kisah cinta. Yang kekal dalam hitung detik waktu. "Kali ini kumohon padamu. Biarkan aku pergi dengan tenang." a JaeDo Fanfiction