A Secret Chapter

16.2K 858 82
                                    

Jangan lupa klik vote dulu sebelum baca dan tinggalkan komentar sebanyak-banyaknya!

***

Alvino Seano
&
Aurelie Seranza
Join to our love
Jakarta, Indonesia

📍Paris, France

"Sayang," Vano beranjak dari kursi kerjanya, sambil membawa iPad Vano keluar dari ruang kerja yang berada di sebelah kamarnya, ruang kerja Vano memang sengaja berada di sebelah kamar agar Galena tidak perlu mengelilingi rumah hanya untuk menghampirinya ataupun sebaliknya.

"Sayang!" panggilan Vano semakin keras, mengelilingi rumah untuk mencari sang istri tercinta karena tidak berada di kamar.

"Lano, kembalikan mainanku!" mendengar suara Sean, Vano segera masuk ke dalam ruangan bermain. Benar saja, tidak hanya ada Sean, Lano, Nora yang sudah berumur 2 tahunpun ada bersama mereka, tentu saja Galena juga menemani buah hatinya bermain.

"Sayang," panggil Vano ketika membuka pintu ruangan bermain. Lano menyengir lebar melihat Vano masuk ke dalam ruangan.

"Papa," panggil Lano. Sedangkan Sean dan Nora sibuk menyusun balok bersama mengabaikan kedatangan papa mereka.

"Haloo," sapa Vano sambil mengusap kepala anak-anaknya secara bergantian sebelum menghampiri Galena.

"Sayang," Vano menunjukan layar iPad kepada Galena membiarkan sang istri membaca email itu dengan saksama.

"Kok sama Aurelie? Bukannya Jessica tunangan Vino ya?" tanya Galena ketika membaca surat undangan yang Vino kirimkan melalui email kepada Vano.

"Dua tahun lalu, Jessica menghilang kabur entah kemana. Dia cuma ninggalin pesan suara buat Vino kalau dia membatalkan pernikahan mereka. Bahkan cincin dan semua barang pemberian Vino Jessica kembalikan." Jelas Vano sedangkan Galena mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, ternyata masalah kehidupan Vino cukup rumit juga.

"Kapan kita berangkat?" tanya Galena dengan mata berbinar-binar. Sudah lama ia tidak menginjak kakinya di kota ramai, padat nan macet itu.

Vano membelakakan matanya, "kamu mau ke sana?"

"Iya, emang kenapa?" Galena tak mengerti apa maksud dari reaksi Vano barusan.

"Kamukan lagi hamil," pandangan Vano tertuju kepada perut Galena yang mulai membesar.

Galena mengusap perutnya yang semakin membesar dengan sayang, sekarang kehamilannya menunjukkan bulan ke 4 dan sudah di pastikan jika anak selanjutnya ini bukan anak kembar seperti Lano dan Sean.

"Hamil 4 bulanmah gapapa. Lagian salah siapa yang pingin punya anak banyak?" ketus Galena sedangkan Vano terkekeh dan ikut mengusap perut Galena.

"Kan aku suka anak-anak,"

"Emang kamu pingin punya anak berapa?"

"Sebelas, sekarang baru empat, berarti kita bakal nambah tujuh lagi. Tiga laki-laki, empat perempuan." Jawab Vano tanpa beban.

Galena segera menepis tangan Vano dari perutnya. "Ogah! Bikin aja sana sendiri. Gak ada penolakan, ini yang terakhir," tolak Galena secara terang-terangan tanpa kelembutan sedikitpun.

"Ih, tap—mmmmhh," tanpa menunggu Vano menyelesaikan protesannya Galena segera membekap mulut Vano dengan kencang menggunakan telapak tangannya.

"Mending kamu siapin pesawat buat kita balik ke Jakarta besok, aku mau prepare dulu." Galena melepaskan bekapan mulut Vano kemudian menghampiri tiga buah hatinya yang masih sibuk bermain. Usia Sean dan Lano beberapa bulan lagi menginjak 5 tahun bertepatan dengan Nora yang menginjak usia 3 tahun mengingat Nora lahir pada hari ulang tahun si kembar.

The Change [EKSKLUSIF DI WEBNOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang