"Bagaimana menurutmu tentang yang ini? Tidakkah ini sudah pas?" Sebuah tampilan gambar bergerak disertai dengan alunan audio latar dipampangkan ke pemuda yang suka sekali menyibak rambutnya kebelakang itu
"Apa tema yang ingin kau tonjolkan? Kalau kau memang ingin membuatnya penuh dengan happy vibe, dan sedikit bumbu pertemanan tentu saja itu sudah pas."
"Apalagi dengan musik latar seperti itu" tambah pria yang tak lain adalah Jimin tersebut seraya memandang Jungkook dengan ekspresi tanya
"Assa! Berarti sudah pas. Aku memang ingin menonjolkan tema pertemanan yang bahagia, hyung!" Jungkook mengutak atik sedikit gambar bergerak buatannya sekadar menambahkan watermark khas untuk semua video karyanya
"Ngomong-ngomong siapa modelmu itu? Selama ini kau hampir tak pernah cerita kalau punya teman perempuan." Jimin menyilangkan kakinya diatas meja dan hampir saja mengenai perangkat Jungkook
"A-ah Hyung?! Kakimu hampir kena perangkatku tau!! Hyung tau kan ini ga murah... Sana geser! Mejanya kan panjang" Jungkook mendorong bahu yang lebih tua itu dan mendapat balasan kekehan membuat ia memberengut kesal
"Iya-iya maaf okay? Setidaknya tidak kena. Selepas dari sini hyung traktir ya?" Jimin menangkup dagu Jungkook dan menghadapkan kepala Jungkook ke arahnya.
"Oke. Deal." Senyum yang muncul itu selalu sama, menampakkan gigi kelinci yang membuat Jungkook benar-benar imut bukan main
Jimin tersenyum bangga karena berhasil membuat Jungkook tidak ngambek padanya, walaupun sebenarnya selalu berhasil sih.
Apalagi dengan iming-iming traktir dan gratisan yang lainnya langsung berubah menjadi mata wortel kelinci itu
"Tentang pertanyaan hyung tadi, itu Lisa dan Rosè, anak kelas Kookie. Memang sih kookie hampir gapernah cerita, tapi bukan berarti tak punya kan?" Jungkook menuliskan sesuatu di notes nya yang sedari tadi ada di meja berserakan dengan segala perangkat yang ada mengabaikan satu kata yang sedikit menaikkan ego Jimin
"Iya kook iya, kan memang hyung belum tau segalanya tentang kamu ya." Nada miris dibuat buat memang, tapi masuk ke perasaan dengan beneran
"Loh kata siapa? Bahkan hyung lebih banyak tau tentang Kookie daripada sahabat Kookie sendiri." Yang lebih muda tentu saja akhirnya menyadari maksud kata Jimin, dan pembicaraan mengenai teman perempuan Jungkook pun menguap
"Yah, iya deh Kook. Lagian ga terlalu penting juga... Yang penting kan Jimin sayang Jungkook." Elusan gemas nan sayang dilancarkan pada rambut kecoklatan Jungkook
Membuat si empunya rambut pipinya memerah malu dan salah tingkah sok membenarkan kacamatanya yang jelas-jelas sudah benar
"Ahh hyung wae?? Jangan seperti itu lah.." geplakan pada dada Jimin dilancarkan berkali kali membuat yang lebih tua itu mengaduh kesakitan disertai perasaan yang terus saja senang.
Yah sebenarnya mereka berdua sama saja, sama-sama suka menggoda satu sama lain dan di saat yang sama suka saling adu mulut.
------------++++++++------------
Waktu berlalu dengan hening, karena sibuk dengan kegiatan masing-masing,
Jimin dengan handphone nya, sedangkan Jungkook dengan komputer dan akun channelnya.. ia berencana mengunggah video terbarunya.
Kalau Jimin lebih menekuni fotografi, Jungkook lebih jatuh cinta dengan videografi.
"Jimin-ssi~" presensi Jungkook yang tiba tiba mendekat menbuat Jimin terkejut yang justru diketawakan oleh si kelinci itu
"Yaa!! Jeon Jungkook!! Kau mengagetkanku, dan lagi apa maumu? Aku sudah hapal kebiasaanmu" Jimin masih mengelus dadanya dikarenakan detak tak menentu yang entah karena kaget atau karena Jungkook yang kini mulai menempel padanya
Oh, tentu saja Jimin benar.. saat Jungkook mulai seperti itu dan memanggilnya dengan sebutan 'Jimin-ssi' disertai aksen Busan yang sangat kental, pasti ada maunya
"Hyung~" "Ada apa Kookie-yaa ada sesuatu yang kau mau?" Nada sindiran jelas terdengar
"Ayo kita jalan. Project hyung kan sudah selesai.."
Wah. Siap-siap saja rekening yang baru saja mendapat pemasukan tidak menggembung lagi.
"Kau mau kemana hm?" Jimin mencubit hidung Jungkook
"Ke tempat bowling hyung. Tenang saja, Kookie yang bayar.. fee yang Jungkook dapat dari ad service youtube baru saja masuk rekening. Lumayan lah hyung."
Jimin mengangguk-angguk tanda paham
"Oke. Tapi setelah bowling kita makan Samgyeopsal. hyung yang bayar, tadi sudah terucap janjinya."
"Call!" Ucap Jungkook antusias
Dering handphone Jimin mengalihkan perhatian keduanya.
Melihat identitas si penelpon jelas serta merta membuat Jimin memutar bola matanya malas
"Si Brengsek" katanya
Pembicaraan beberapa menit yang disertai penjelasan tentang rencana pergi bowling disusul umpatan dari Jimin akhirnya selesai juga
Jungkook menaikkan sebelah alisnya, "Ada apa hyung?"
"Mantan kesukaanmu Kook.."
Sadar tentang siapa yang dimaksud, ekspresi Jungkook berubah kesal "Hyung! Berhentilah membicarakan tentang dia yang dulu kusukai."
Jimin tertawa canggung lantas mengelus kepala Jungkook lagi
"Maaf-maaf.. tapi yang jelas dia ini benar-benar ribet ya.. aku kesal sekali padanya. Jadi, dia bilang ada naskah yang ingin dibicarakannya padaku. Katanya tentang scene era sejarah dan ia harus membawakan juga karya sastranya dan ia bu-
"Lantas? Tak jadi? Menyebalkan sekali." Potong Jungkook setelah sadar kemana arah pembicaraan,
"Ah. Jadi tentu saja. Hanya saja, dia bilang ingin ikut dan saat ini berada dalam perjalanan ke sini.mungkin beberapa saat lagi. Kau tau kan Kook dia itu keras kepala sekali, sama denganmu." Jimin mendengus
"Kenapa suka sekali menyamakan aku dengan si menyebalkan itu sih." Keluh Jungkook seolah tak sadar bahwa ia dan sahabat brengsek Jimin itu mirip sekali
"Loh. Memang benar banyak yang sama. Apa salah hyung, Kookie~ Jangan marah dong. Nanti kalau kau marah kau harus tidur di kos mu sendiri."
Jemari Jimin memainkan cuping telinga Jungkook, sedang Jungkook? Mendengar perkataan Jimin lantas membulatkan matanya
"Kookie ga marah. Oke? Asal Kookie masih boleh pulang ke tempat hyung."
"Nah gitu dong. Cium dulu sini." Seperti biasa, cari cari kesempatan
"Ah hyung.. kau ini sukanya mencari cari kesempatan~" meski dengan protes tetap saja bibir lembut Jeon Jungkook mendarat di bibir Jimin
Tepat pada saat suara berat terdengar,
"AYOOOO~ KITA PER- Wah Jungkookie kau berani sekali ya....harusnya dilumat juga dong!" Mulut tanpa saringan benar-benar menjadi ciri khas.
Seketika muka Jungkook benar-benar memerah malu sekaligus kesal pada presensi yang baru hadir, siapa lagi kalau bukan sahabat Jimin, Kim Taehyung.
"YAA!! TAEHYUNG-AH!" Seruan Jimin terdengar setelahnya. Jelas sekali terlihat Jimin juga memerah mukanya.
Benar-benar waktu kedatangan yang sangat pas sekali ya Kim Taehyung...
Loh. Kenapa tidak di ceritakan setelah Jimin dan Jungkook pulang dan bertemu kembali di apartemen kemarin? Ah, lebih baik jangan... Takut kalian tidak kuat. Hehe. Nikmati saja apa adanya, termasuk kelanjutannya :))Much love cuties :*
KAMU SEDANG MEMBACA
(A)diksi. | Jikook•Kookmin
FanfictionA diction, sebuah diksi yang mencipta candu berputar menunjukkan apa yang sebenarnya ingin diutarakan. Just another fluffy ball yet deep and trashy relation between busan line because why not? [Photography!AU!] PJMxJJK Switch! -2k18 ©Taeroozansuez