PROLOG

3.6K 102 5
                                    

Malam hari, disebuah Asrama berlantai 5 seorang gadis sedang menulis sebuah puisi.

Rintikan air hujan menemani sepinya malam hari, Hijab syar'i yang terjulur panjang menutupi dada itu tertiup angin malam. Matanya pun memandang langit malam, gemerlap bintang-bintang menjadi saksi bisu saat dirinya kini tengah sendiri.

Pada satu hari~

Akan ada pada saatnya kita dipersatukan pada satu hari.

Melihat lebih dalam tentang janji yang dirimu ikrarkan.

Kau tersenyum dengan secarik senyum yang baru kulihat.

Senyum terbaik di hari yang semoga tak akan pernah terulang kembali. Karna kita bahagia dengan cara kita sendiri.

Meski temu tak selalu nampak,

Meski kata tak selalu mengikat,

Dahulu,

Namun kini,

Semua adalah untuk kita dipertemukan dalam rimbun satu payung cinta di dalam keridho-Nya.

Dan

Entah mengapa

terkadang,

waktu yang singkat Dapat menyisakan rasa yang begitu kuat.

-Assyfatu Hafizah

____________________________________
To be Continue.

Puisi by Panji Ramadhan

Cinta Sang HafidzahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang