05

155 21 0
                                    

Hari demi hari berlalu. Dan ya, gue udah pindah domisili di Malang. Barang barang serta kebutuhan gue juga udah lengkap di kost gue yang letaknya gak jauh dari kampus. Gue bersyukur banget karena dibalik kakak gue yang modelannya "ingin dimengerti", dia juga punya sisi peduli sama orang lain. Makaseeh lah kak.

Oh iya, bang Afran sekarang udah balik ke Kediri. Gue lupa kalo kampus dia disana. Dan juga karena kesibukan, dia jarang on. Gue lega sih, beban alumni hati yang masih nongol sedikit berkurang.

"Gak ada yang diperluin lagi kan dek?"

"Gak ada kak, hehe."

"Oke." Kakak gue senyum "nanti kalo ada apa apa telpon aja."

"Iya. Ati ati ndek dalan."

"Yoi."

Kakak gue akhirnya pergi. Kamar yang sebelumnya sering gue buat nginep kalo ada tes, sekarang jadi kamar gue. Hahaha!

Gue ubah dikit tampilannya. Dulu temboknya polos, sekarang gue kasih ada ornamen berguna (kek lampu kecil kecil sama sterofoam buat naroh sticky disana). Trus gue cuma ngadain satu kasur aja, sisanya nanti gue beli kantong tidur. Gak lupa gue yang notabenya gak suka tiker plastik (yang bahannya kek perlak bayi), gue beli karpet yang biasanya gambar karakter (gue beli yang We Bare Bears) ukuran 1×1 meter. Mayan lah.

Tok! Tok!

"Dek, ini aku."

Oh, itu suara...

"Masuk aja mbak."

Pintu kebuka. Nampilin cewek yang umurnya lebih tua 3 tahun dari gue. Gue senyum lalu tanya ada apa sama dia.

"Mau pinjem gunting. Masa guntingku dibawa pacar aku, sebel tau gak."

Gue ketawa dalem hati. Mbak yang satu ini emang humble banget sejak gue pertama ketemu dia (dulu pas kelas 1 sma). Trus dia juga pinter, gak boong. Dan lagi, pacar dia pns alias anggota angkatan. Wagelazehh.

"Kenapa bisa dibawa pacar mbak?" Gue tanya sambil ngasih gunting ke dia.

"Iyaa. Kemaren tu kan aku kencan sih dek sama dia, dia ngasih kado ultah. Nah trus dia pinjem gunting buat buka kadoku dari dia. Aneh gak sih, dia yang bungkus eh dia sendiri yang repot bukain."

"Bah, bagus dah itu. Berasa buka perangkap sendiri. Mas Yogi gitu amat sih mbak." Ucap gue dengan nada prihatin, mbak cuma senyum doang. Lah, ini orang. Mungkin karena pacar sendiri kali ya.

"Oh iya, mbak Kinan."

Mbak Kinan noleh "Kenapa dek?"

"Gak papa hehe. Candaa!"

"Yeu gue kira apa. Pinjem guntingmu dulu ya."

Pas mbak Kinan mau nutup pintu, teriakan kedenger dari luar. Gue kaget bukan main, karena pas itu juga pintu kamar gue yang mau ditutup ditinggalin gitu aja. Gue mikir "ah, kali aja mas Yogi.", tapi setelah gue buka pintu, gue mendapati sosok cowok yang gak asing-asing banget di mata gue.

"Lo tumben banget ngunjungin gue!"

"Sekali kali lah, sekalian minta ridho buat lancar di akademi."

"Ih, sok banget. Tapi lo keren juga ya." Aku otomatis mengikuti arah pandang mbak Kinan, mengamati siluet itu dari atas sampai bawah.

Seragam Karbol.

"Jelas dong. Gue gini gini tes fisik peringkat tiga." Cowok itu tiba-tiba natep gue. Reflek gue nyembunyiin diri, dan cuma mata gue yang nongol.

"Ini... siapa?"

"Oh ini, ini adek kost baru. Sebenernya ini adek dari penghuni kost yang lama, trus gantian dia yang nempatin."

Crazy of You [Joshua Hong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang