(1)

485 40 11
                                    

"Hari dimana saat itu semuanya menjadi gelap, dan aku merasa ... kenapa aku ditinggalkan?"

"Kau mengalami koma, kah?" Bartender itu terus mengelap gelas kristal yang sudah berkilau.

"Tidak, aku dulu buta." Ujar pria manis yang duduk didepan meja bartender tersebut.

"Oh? Benarkah? Tapi sekarang kau bisa melihat dengan jelas bukan?" Bartender itu kaget dan bertanya

Pria manis itu menggeleng.

"Bukan. Hati ku yang buta karena cinta dan membuat semuanya menjadi kelabu " sih pria manis tersenyum.

"Loh? Kenapa? Apa yang terjadi sehingga kau merasa kelabu ?" Tanya lagi sang bartender yang mulai tertarik tapi tetap bekerja.

"Hanya karena seekor berang-berang  tak tau diri ingin menjadi angsa  dan seseorang yang membuat ku seperti ini. Lebih parah aku mengabaikan jika hati ku sudah tertanam benih gila didalamnya" senyum nya tak luntur.

8 tahun yang lalu - flashback 1

"Hey ! Dasar pria aneh! Tidak normal. Mati saja kau !" Kata itu ia hafal diluar kepala karna ia di cemooh dengan kata itu.

'Jae , ini hidupmu. Diam dan biarkan tuhan yang mengatur segalanya' ujar pria manis bernama jaehwan dalam hatinya.

Jaehwan berjalan di koridor sekolah diiringi dengan kata yang sama, cacian bahkan hinaan pedih yang ia dengar selama 3 tahun. Ini tahun terakhirnya bersekolah dan mungkin ini tahun terakhir ia di cemooh seperti itu pikirnya.
.
.
Saat pulang ia juga tak lepas dari beberapa orang yang berbisik akan dirinya yang menyukai seorang laki2. Tak masalah ia menyukai laki2 sebenarnya, tapi karena ia menyukai pangeran sekolah makanya ia mendapatkan hal2 aneh dan kata2 dari orang yang tak ia kenal.

"Sampai kapan kau akan menyembunyikannya? Sampai kau mati? Bahkan jika dia mati kau akan berpura-pura menjadi dirinya begitu?!" Ujar pria tampan yang ia tahu jelas suaranya.

"Minhyun-ah, duduklah. Mungkin kau lelah" jaehwan menoleh dan tersenyum.

"Dasar bodoh! Kau... akhh!!" Minhyun menendang krikil kearah air pancur buatan taman yang indah itu.

"Jika kau lapar, aku bawa bekal. Kau mau tidak?" Jaehwan menyodorkan kotak bekal dan sekotak susu strawberry kesukaannya kepada minhyun.

"Dia yang membuat surat cinta itu untukku dan ia  taruh di loker ku. Aku tau pasti itu, tapi kenapa kau yang mengaku bahwa kau lah yang melakukannya? Apa kau senang di bully? Aku meneriakan homo itu untuknya bukan kau." Ujar minhyun setengah emosi saat ia melihat jaehwan yang memasang wajah teduh untuk menatapnya.

"Justru bukannya bagus, minhyun-ah? Jika seperti ini aku bisa dekat dengan mu. Lagi pula aku memang menyukaimu dan fakta aku homo atau gay itu benar adanya" jaehwan kembali menatap air mancur indah itu.

"Tapi.. kau hanya mengaku mencintaiku karna ingin membelanya bukan?!" Minhyun mengepalkan tangannya hingga menjadi putih pucat karna menahan peredaran dari di tangannya.

"Jika aku berpura-pura dan jika laki2 yang ia suka itu bukan kau mungkin aku tak akan peduli akan semua itu, buktinya dengan aku mengakuinya kau jadi 'berbicara' denganku bukan?" Ujar jaehwan.

"Kau tak perlu membalasnya min, cukup perhatikan aku dan tuhan yang bekerja bagaimana kedepannya. Aku mencintaimu minhyun-ah, benar-benar memcintaimu" ujar jaehwan sebelum berlalu dan tersenyum miris karena menahan air  mata yang ada.

'Jihoon~ah , aku membenci mu karena sudah membuatku seperti ini. Tapi aku berterimakasih karna memberiku kesempatan untuk membuatnya berbicara padaku. Kau manusia picik jihoon~ ah . Aku harus menanggung semua dosa mu , tapi lagi-lagi dengan kau yang bodoh membuat aku menjadi pelaku 'surat cinta' untuk minhyun, aku bisa mengakui semua perasaan ku pada nya dan kau pergi bersama rasa sakitmu , itu sudah membuat ku berterimakasih jihoon~ah. Tenanglah sekarang dosa mu aku yang menanggung, beristirahatlah dengan tenang karena bagaimanapun kau sudah melakukan perjuangan yang bahkan aku pun tak bisa lakukan. Selamat tinggal jihoon~ah'
.
.
.
.
3 tahun yang lalu -flashback 2into flashback1

Dear Name : Jaehwanie ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang