Dear name

276 28 22
                                    

Jaehwan melangkah menyusuri jalan setapak di rumah sakit tempatnya bekerja .

Bisa gila dia jika terus bekerja tanpa istirahat, jadi ia memilih menenangkan dirinya di taman buat rooftop rumah sakit dan meminum sebuah teh hangat yang ia buat di pantry.

"Jodoh? Kapan datang?" Ujar jaehwan menatap langit senja.

Seperti perawan tua ya? Haha tidak, jaehwan  itu masih 24 tahun. Dan memiliki 1 nama di hatinya yang sampai sekarang ia nanti tapi tak kunjung  kembali.

Salah kah? Tidak. Menurut jaehwan ini pilihannya, menjadi yatim tidak terlalu berat untuknya padahal jika di bilang ia adalah keluarga yang makmur atau kaya saat ayahnya hidup sampai sekarang, mungkin. Tapi mungkin untuk anak yang sudah bahagia sepertinya tidak perlu pertanggung jawaban seperti bekerja saat kuliah.

Lain dengan anak sepertinya saat itu, jaehwan justru tak mengeluarkan biaya sepeserpun untuk kuliah kedokterannya. Dia mendapat beasiswa dan uang saku di universitas ternama di korea dan juga ia bekerja part time untuk uang jajan dan kebutuhannya sehari-hari.

Kemandirian itu yang membuatnya tak kaget saat perusahaaan ayahnya menurun hingga 70% dri saham awal.
Saat kematian ayahnya jaehwan dan ibunya adalah tulang punggung keluarga karena adiknya jaehwan lelaki satu-satunya harus melanjutkan  pendidikan ke menengah pertama yaa walaupun pada akhirnya adiknya menerima beasiswa tapi kan jaehwan ingin memberikan uang jajan pada adiknya, setidaknya dia ada alasan untuk kerja part time.

Ibu nya? Dia  merintis perusahaan milik suaminya itu dari awal dan memulai bekerja. Bedanya, ibunya membuat peraturan untuknya dan kedua anaknya. Setiap malam harus ada yang namanya dinner time, karena ia ingin membagi semua masalahnya kepada anaknya begitupun sebaliknya. Ia merasa dulu tak pernah ada seperti ini tapi karena ada suaminya keluarga ini tetap hangat , beda lagi dengan hanya dia sebagai kepala keluarga dan anak perempuannya yang dewasa serta anak laki2nya. Dia harus mensiasati keluarga ini menjadi keluarga yang hangat seperti biasa. Dan terwujud lah keinginannnya.

Perjuangan jaehwan menjadi sarjana sudah selesai dan membuahkan hasil, ia lulus dengan hasil tertinggi di perguruan tinggi kedokteran seoul. Dan adiknya lulus dan mendapatkan beasiswa kembali untuk sekolah menengah atasnya.

Dan tak pernah sekalipun, mereka bertiga melewati makan malam bersama dan tidak menceritakan apa saja yang terjadi hari itu.

Indah bukan? Itulah yang jaehwan rasakan sampai saat ini, ibu nya menjadi direktur utama di perusahaan mendiang suami dan ayahnya jaehwan, jaehwan menjadi seorang dokter termuda di rumah sakit seoul dan ji won atau sering jaehwan panggil jiji *aku jijik mash* #abaikan

Sebentar lagi lulus dengan beasiswa yang ia terima selama tiga tahun belakangan ini. Jiji selalu bersyukur noona dan ibunya adalah malaikat yang diturunkan tuhan untuknya jadi ia tak boleh mengecewakan 2 perempuan itu.

Balik lagi ke jaehwan yang sampai sekarang menjomblo, joker katanya padahal klo diajak nonton bioskop ia bisa berteriak paling kencang kalau film itu horror dan norak saat popcorn rasa caramel yang sangat enak dimulutnya.

Jaehwan itu mencintai minhyun, laki-laki yang ia puja dari senior high school sampai sekarang. Tapi, minhyun tak pernah melihatnya. Ia hanya berdo'a ada laki-laki yang bisa menggantikan minhyun di hatinya.

Other side

Tak biasanya minhyun memiliki perasaan yang mengganjal dari semalam.

Pagi ini, dia harus menghadiri rapat dengan sekumpulan orang berengsek bawahannya.

Minhyun itu adalah pemimpin kelompok mafia yang menjadi buronan di jepang dan amerika. Karena disana sudah tidak aman jadi seluruh anggota kelompok itu di pindahkan ke korea.

Dear Name : Jaehwanie ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang