15) Pertanda Buruk

1.8K 76 0
                                    

Asif kalo ada typo.. :*

~°~°~°~
"Pertanda apa, ini? Apa yang akan terjadi? Kenapa tiba-tiba hatiku sakit dan sesak. Juga rasanya sangat ingin menangis saat melihat fotomu jatuh tiba-tiba. Ya Allah, sebenarnya ada apa, ini? Kenapa perasaanku sangat tak enak. Semoga saja tak ada hal buruk yang akan terjadi. Aamiin ..."
~Halimah Amiratunnisa Liynatan Wasalsa Ash-Shidqia / Halwa~

"Sebenarnya apa maksud dari mimpiku semalam, ya Allah? Jangan sampai mimpi itu jadi kenyataan! Jangan! Aku tak mau hal itu terjadi. Kumohon ya Allah.."
~Muhammad Arfan Ar-Rahman~
-----0O0-----

Setelah selesai Shalat Isya', keluarga besar Halimah dan Farhan pun menuju ruang keluarga untuk membicarakan perihal perjodohan antara Farhan dan Halimah.


"Jadi, bagaimana? Apa kalian setuju jika Farhan akan menikahi Halimah saat Halimah lulus SMA? Tapi Halimah akan tetap kuliah kok. Karena 'kan dia juga punya cita-cita," tanya kakek Farhan setelah membicarakan perjodohan Farhan dan Halimah.

"Kalau kami sih setuju-setuju saja, tapi tidak tau dengan keluarga Halimah, Halimah dan Farhan bagaimana. Kalian setuju?" tanya Hamizan.

"Kami setuju," jawab abi dan ummi Halimah.

"Aku setuju," balas Farhan.

"Aku … juga …." Halimah memberi jawaban, dengan ragu.

"Baiklah kalau begitu, sekarang kalian boleh tidur."

"Na'am,"

Farhan dan Halimah pun langsung ke kamarnya masing-masing. Sedangkan orang tua Halimah dan orang tua Farhan, juga dengan kakek-nenek Farhan dan Halimah masih di ruang keluarga.

Sebelum tidur, Halimah ingin memainkan ponselnya dulu sebentar. Obrolan mengenai perjodohannya dengan Farhan terus mengiang-ngiang di kepalanya, membuat Halimah kesulitan memejamkan mata.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Firqat Al-'Islam
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Arfan: Halwa?

Na'am, Fan?

Arfan: Jadi gimana? Kapan kamu bakal nikah sama Kak Farhan?

Habis lulus SMA, Fan

Arfan: Tapi kamu kuliah?

Na'am. Nanti pas kuliah aku udah nikah

Arfan: Oh. Oke deh

Na'am. Oke
Read by 1

Halimah pun memutuskan untuk segera tidur. Mengabaikan rasa cemas dan gundah yang tengah membelenggunya. Juga ingin merehatkan sekelumit pemikirannya.

~•~••~•~••~•~


"HALWA!"

Arfan pun langsung terbangun dengan wajah penuh dengan air mata. Ya! Dia menangis. Tidak lupa dengan bajunya yang sudah basah terkena peluh. Telapak tangan dan telapak kakinya bahkan mendingin.

[SDRS1] HALWA | V1 | SELESAI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang