Kenangan Lama

17 3 1
                                    

Siang hari di kamarku ...

"Hmm,, lelahnya hari ini. Ada banyak tugas di kantor. Rasanya pegal semua badanku..." keluhku merasa lelah. Tubuhku terbaring di tempat tidur yang bermotif bunga-bunga.

Hari ini begitu banyak tugas di kantor yang perlu aku kerjakan, ditambah tugas-tugas lain yang masih belum selesai. Huh ... Rasanya pengen libur untuk beberapa hari saja, menenangkan pikiranku.

Beberapa saat aku berbaring, aku terbangun dan segera berangkat ke kamar mandi.

***

Sore ini , Nanda datang ke rumahku. Dia ada rencana menginap kerumahku semalam saja. Orang tuanya sedang pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Dia sering menginap kerumahku selama orang tuanya tidak ada di rumah. Apalagi dia anak tunggal, tidak punya saudara di rumah. Hanya ada Bibi Nina dan Mbak Rima , pembantu dirumahnya. 

"Tia, aku hari ini menginap disini ya,, ortuku sedang pergi ke luar kota..."
"Iya Nda, kamu boleh menginap disini selama yang kamu mau.", sahutku sambil tersenyum menatapnya.
"Terima kasih ya ,Tia. Kamu memang sahabatku yang paalliing ... baaiik ... sedunia " langsung Nanda memelukku dg eratnya.
"Eh,, lepasin ta,,, aku gak bisa nafas nih. Kamu mau sahabatmu ini mati,, heh!!??"
"Maaf ya Tia. Soalnya aku bahagia banget punya sahabat sepertimu,, hehehe,,, " Nanda melepaskan pelukannya sambil cengengesan.

***
Malam harinya, dikamarku. Terlihat dinding warna merah muda yang menjadi warna favoritku. Ditambah wallpaper bunga2 kecil yang soft memenuhi dinding kamarku . Ada juga gantungan foto polaroid  yang aku rangkai dari foto kenanganku bersama Nanda sewaktu kecil. Ehhmmm,,, masa kecil yang bahagia.

Tak ku sangka sekarang kita sudah dewasa.

Jujur, aku merindukan masa kecilku itu.

"Nda, ingat tidak dengan kenangan ini?" kutunjuk salah satu foto yang tergantung dirangkaian foto tadi.
"Oh. Iya Tia, ini foto waktu kita masih polos-polosnya. Foto selfie diatas loteng waktu SMP . padahal waktu itu masih jam pelajaran!"
"Hmmm,, iya Nda. Tapi Alhamdulillah, sampai sekarang kita masih bersahabat ya..."

"Pegang janji persahabatan kita ini ya, Nda." aku menoleh kepadanya dengan senyuman.

" Tentu, aku akan menjaga persahabatan kita ini!" dia membalas senyumanku.

Beberapa saat kemudian, kita saling merebahkan tubuh kami di kasur. Nanda tampak sedang bermain handphone. Kulihat dia sangat serius mengetik huruf per huruf di layar handphone nya. Lalu kudekati dia, mencoba mencari tau rasa penasaranku.

"Kamu lagi ngapain, Nda? Kamu gak tidur?" tanyaku sambil duduk di sampingnya.

" Eh Tia, belum ngantuk nih. Aku masih chat an sama pacarku..." jawabnya sambil terus mengetik. 

" Pacar?? Loh kamu udah punya pacar ta? Kok gak pernah bilang?" tanyaku keheranan. 

" Maaf ya Tia. Tapi baru pertama kali aku cerita ini ke kamu. Tolong rahasiakan ya,, kalau ortuku tau. Pasti mereka akan marah besar kepadaku!" Nanda mulai berhenti maen handphone dan mulai menatapku.

Aku cuma bisa pasang raut muka keheranan.

"Sejak kapan kamu sudah punya pacar?"

"Sebenarnya, aku dan pacarku udah lama dekat. Pertama kali aku kenal dia sewaktu masih SMA. Terus berjalan sampai sekarang. Dan baru 5 bulan ini kita resmi jadian."

Wajah Nanda mulai terlihat sangat serius.

"Lah trus sekarang dimana dia? Aku belum pernah lihat kamu kencan sama pacarmu, jangan jangan emang belum pernah?" aku menanyakan hal yang konyol semata agar suasana lebih cair.

"Ya pernah laah kencan. Tapi jarang. Soalnya kita jarang ketemu. Sekali ketemu langsung kangen berat. Tapi ya gitu banyak liku-likunya kalo lagi pengen ketemu..." Nanda menghela nafasnya, seakan ada hal yang banyak dia harapkan namun susah untuk meraihnya.

"Oh gitu ya,, dia tinggal dimana sekarang?"

"Dia tinggal di dekat toko buku yang waktu kita beli buku itu..."

"Toko buku??"

beberapa saat kemudian, aku terdiam.

Aku teringat Andrea yang pernah aku temui di dekat toko buku itu. Apakah dia juga tinggal disana ya?

Hmm ... rasa penasaranku muncul lagi, tentang dia, Andrea. Tapi kini, kurasa aku juga mulai penasaran dengan pacar Nanda. Kayak gimana sih, cowok yang jadi pacar sahabatku ini ...

"Eh, kamu punya foto berdua sama pacarmu kan?" rasa penasaranku membuatku melihat ke arah handphone Tia.
"Ada sih. Sebentar ya aku cari dulu ... kepo ya hehehehe" dengan wajah cengengesannya Tia sibuk mencari foto di galeri handphone nya .

"Cepetaaan. Udah malam nih,, keburu ngantuk!" aku menunggu sambil tiduran .

Beberapa saat kemudian,

"Nih ketemu,, maaf ya agak lama. Soalnya banyak fotoku yang alay  sih ... hehe ". Tia menunjukan handphone nya kepadaku.

"Mana mana ..." seketika aku terbangun melihat ke arah handphone Nanda.

"Ini loh..."

Hampir aku mau lihat. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki menuju kamarku.

"Nda, Tia, belum tidur? Udah malam!"

Terdengar suara Ibu dari luar kamar.

Kami berdua segera tidur dan memakai selimut ke tubuh masing-masing.

Padahal tinggal sdikit lagi, aku tau wajah pacar Nanda. Tapi harus terusik karena kedatangan ibu. Tapi ya sudahlah ... rasa penasaranku harus tertunda dulu. Toh,, nanti dengan berjalannya waktu, aku juga pasti akan tau siapa kekasih Nanda itu ...

To be continue....
Istirahat dulu ya friends... Tunggu dan simak terus kelanjutan ceritannya yah,,,!! 😊💕

Good night and have a nice dream..😊

The Fragility of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang